WWW.MANDIRIQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Pages

Thursday, August 25, 2016

MANDIRIQQ - 2 GADIS MUDA

2 GADIS MUDA


Berawal dari perjalananku keluar kota aku jadi bertemu dengan dua gadis hot yang menemaniku sepanjang perjalanan hingga aku tak merasa bosan. Malam itu aku memutuskan untuk pergi kejawa. Aku berangkat dari Jakarta dengan naik bus antar propinsi, dari terminal aku berangkat sore hari sekitar jam lima sorean. Saat aku mencari tempat dudukku aku melihat dua gadis yang sangat aduhai sekali. Umurnya aku lihat masih muda sekitar 24 tahunan dan juga memounyai body yang sangat istimewa menurutku.



Sambil terus berpura-pura mencari tempat dudukku aku terus melirik dua gadis cantik itu, hingga akhinrya aku menemukan tempat dudukku yang berada disampingnya persis. Aku pun tersenyum ketika melihatnya duduk disampingku, dan ketika aku tersenyum dua gadis itu pun membalas senyumanku dengan manis. Hingga aku terus berpikiran untuk mengajaknya berkenalan. Namun baru saja aku mau mengajaknya berkenalan malah salah seorang gadis itu sudah menanyaiku lebih dulu.
“ Mau kemana mas.” tanyanya.
“Eh mau ke Bojonegoro, mbak mau kemana, “ tanyaku kembali.
“Saya ke Rembang, nih mulangin anak bandel ini ke orang tuanya,” katanya .
“Rumah orang tuanya di Rembang ya,” tanyaku lebih lanjut.
“ Bukan sih masih jauh di desa, ke Randublatung,” katanya.

Aku tidak tahu dimana Randublatung tapi seingatku ketika melihat peta, desa itu letaknya jauh dari Rembang. Akhirnya kami akrab ngobrol dan dia mengaku bernama Destina dan di Jakarta bekerja sebagai SPG. Dari gayanya sepertinya Destina agak gampang di goyang. Suasana makin redup dan akhirnya bus berhenti di wilayah Sukamandi Jabar, kami mendapat makan malam gratis. Ketika aku tinjau, menunya hanya sepotomg bandeng, sambel dan lalapan. Mereka berdua aku tawari traktir makan yang lebih enak di bagian lain restoran. Mulanya Destina agak canggung, tetapi Santi, gadis kecil itu langsung setuju. Maka kami makan dengan hidangan yang lebih baik.
Setelah makan kami kembali duduk di bus, dan obrolan kami makin akrab. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar pukul 3 pagi. Menurut Destina mereka mau menunggu di warung tempat pemberhentian bus sampai hari agak terang. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke Desa.
Trenyuh juga mendengar cerita mereka, sehingga aku menawarkan untuk menginap saja di hotel, sampai hari mulai terang, setelah itu baru jalan ke kampung. “ Saya gak punya duit mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget,” kata Destina. Aku lalu menawarkan biar aku saja yang bayar, dan aku juga akan ikut turun di Rembang.

Sejak naik dari rumah makan tadi, Destina makin akrab saja, dia memeluk tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di tubuhku meningkat. Aku lantas berpikir, buat apa turun di Rembang kalau memang tujuannya untuk menginap. Aku menawarkan untuk menginap saja di Semarang. Tanpa pertanyaan sedikit pun Destina langsung menyetujui. Dia makin erat memelukku, seperti kami sudah lama berkenalan.
Sementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Destina, kalau ada keponakannya. Tidak ada titik terang, sementara bus sudah mulai memasuki Kendal, yang berarti tidak lama lagi akan sampai Semarang. Sesampainya di Semarang kami turun dari bus dan langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.
Destina dan Santi seperti terheran-heran melihat hotel pilihanku.
“ Oom bagus banget hotelnya, kan mahal nginep di sini,” kata Santi.

Aku mendapat kamar double bed.
“ Mas sayang-sayang kalau cuma nginep sebentar di sini, kamarnya enak banget,” kata Destina sambil melihat sekeliling.

Santi mencoba tempat tidur yang memang empuk dia duduk sambil menggenjot-genjot kasur. Setelah mengemas barang, yang hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dengan air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlama-lama dalam bak mandi. Kontolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat.
Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka. Destina sambil cengar-cengir mengatakan tidak tahan, kebelet pipis. Setelah memelorotkan celana dalamnya dia langsung duduk di closet. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama juga. Aku tidak bisa berlindung, karena sedang telentang dan full telanjang. Destina mencoba merasakan hangatnya air.
“ Enak ya mas,” tanyanya.
“Seger banget, “ kataku.
“Aku ikutan ah berendam, badan ku yo terasa lengket, karena tadi mau berangkat gak sempet mandi.

Setelah membersihkan kemaluannya dengan semprotan air. Tanpa ragu Destina mulai membuka bajunya satu persatu. Aku memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dengan pentil yang masih kecil. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Yang luar biasa bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Destina tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dalam bath tub. Destina mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. Penisku makin mengeras dan menerjang bagian belakang Destina.
Merasa penisku menrjang badannya Destina berbalik posisi dan langsung meraih penisku. Digenggam-genggamnya. Nikmat yang luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan tubuhku sehingga posisiku jadi telentang terendam air hangat.

Destina menyelam dan mulutnya langsung melahap penisku. Aku tidak menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala penisku. Dia tidak bisa berlama-lama karena sesak nafas di dalam air. Tanpa kuminta, Destina menduduki penisku dan penisku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang vaginanya.
Memasukkan penis ke vagina di dalam air, terasa agak sulit, karena lubang memek Destina terasa kesat. Namun Destina tidak putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dalam memeknya. Nikmat sekali rasanya, memek Destina terasa sempit sekali. Mungkin karena pengaruh berendam di dalam air, atau memang aslinya sempit begini. Aku tidak ambil pusing, karena pikiranku terfokus menikmati genjotan Destina.
Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Muncul si kecil Santi. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dengan tangan. Posisi kami tidak bisa disembunyikan lagi, karena Destina yang bugil sedang berada diatas tubuhku yang juga bugil.

“Santi kebelet pipis nih, dari tadi ditunggui lama banget.” Kata Santi.

Dia seperti juga Destina tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring. Sementara dia duduk di closet, Destina seperti tidak perduli dia terus menggenjotku sampai aitnya tertumpah dari bak.

Santi duduk termangu menonton kami berhubungan, meski kencingnya sudah selesai dari tadi.
Situasi sudah tanggung, Santi kugamit untuk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka bajunya.

Tidak terlalu repot, Santi mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Setelah baju luarnya yang terdiri dari celana jins dan kaus putih di lepas, tinggallah celana dalam pink bergambar tokoh kartun dan miniset. Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dengan pentil yang masih kecil sekali. Ukuran tetek Santi seharusnya sudah memerlukan BH, karena minisetnya sudah kelihatan sempit. Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan celana dalamnya. Aku tidak bisa langsung melihat kemaluannya. Yang tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terlihat memeknya yang masih gundul, ketika dia masuk ke dalam bak mandi. Santi mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.

Gerakan jadi tidak leluasa lagi sehingga aku menyarankan Destina keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Destina kuatur memunggungiku dengan posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dengan mudah masuk ke dalam lubang memeknya yang terasa sangat licin. Destina seperti tidak peduli dengan kehadiran Santi. Dia mendesah-desah dan merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lubang memeknya berkedut-kedut. Destina mendapatkan orgasmenya yang pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Destina menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang kontolku dari lubang memeknya sehingga penisku mengacung kedepan tegap.

Destina berusaha memuaskanku dengan jongkok sambil mengulum dan menghisap penisku. Namun karena konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya. Bosan mengoralku yang tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Destina berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dengan meraih shower.

Aku kembali masuk ke bak mandi yang di situ masih ada Santi. Aku berhadap-hadapan dengan Santi. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dengan putting susu yang menajam diujungnya. Santi kuraih sehingga dia kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku meremas perlahan-lahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Destina dengan Santi. Jika tetek Destina terasa lembut oleh lemak, tetek Santi terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan memeknya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan ketika kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Santi kelojotan mencapai orgasme.
Sementara itu Destina sudah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku mentas dari bak mandi. Santi juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dengan posisi menyandar, sehingga penisku bebas tegak. Santi kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Santi mendekatkan lubang memeknya ke kepala penisku yang telah memerah karena sangat tegang. Aku mengoles-ngoles kepala penisku di sekitar lubang memeknya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dalam.

Setelah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala penisku ke memek gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi penisku bisa terus menerobos kedalam. Kesanku Santi sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding memek Destina, tetapi penisku lancar maju-mundur di lubang memeknya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kami berdua lalu mandi membersihkan diri dengan shower. Selama mandi itu kutanya Santi soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dengan pacarnya yang sudah SMA. Karena itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Santi dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Santi ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Santi tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Destina. “ Mbak Anti, bebas menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku,” kata Santi dengan muka agak merajuk.
Aku tidak mau berkomentar, karena rasanya tidak ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Santi berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Destina sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Santi di sisi kananku. Tidak nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Santi juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Destina yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas dan ku lempat juga ke kursi. Kami bertiga tidur bugil di bawah selimut. Rasa lelah dan kecapaian ngentot membuat aku cepat tertidur.

Aku terbangun karena rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Santi sedang menghisap penisku. Mungkin dia berusaha membangunkan penisku. Aku berpura-pura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Santi beroperasi sendiri, sementara Dessy masih ngorok disebelahku. Santi berusaha memasukkan penisku ke lubang memeknya dengan posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua batang penisku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadang-kadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku.

Santi kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. Penisku terasa dipaksa menghadap kebawah. Santi kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, karena lubang memeknya seperti kedongkrak oleh batang penisku yang sedang keras sempurna. Santi berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan denganku . Penisku kembali dimasukkan ke dalam memeknya. Dia menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dia terus mengggerakkan-gerakan pinggulnya. Posisi ini agak sulit, karena berkali-kali penisku lepas dari lubang memeknya. Santi kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa memeknya berdenyut-denyut.

Aku jadi dalam posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan penisku memasuki memek Destina. Memeknya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kami sehingga di terangsang. Bagitu penisku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dengan gerakan kasar, Destina merintih-rintih. Sayangnya memeknya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi untuk mencapai puncak. Namun setelah sekian lama masih juga belum berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kontolku di dalam memek Destina. Dia mengerti dan kini Destina memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme Destina sudah memekik sambil menjepit kontolku.

Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dalam memeknya. Pada suasana seperti itu, aku tidak memikirkan risiko hamil dan sebagainya, yang penting rasanya nikmat. Destina langsung jatuh berbaring di sampingku. Aku tertidur telentang dan agak terengah-engah. Tiba tiba terasa batang penisku dibersihkan dengan seka an handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Santi yang melakukan. Aku tidak sempat memperhatikan apa yang dilakukan Santi tadi ketika aku bertempur dengan Destina.
Setelah dibersihkan , Santi kembali mengoral penisku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan penisku. Lama juga penisku tidak bangun-bangun, Aku merasa kasihan karena usaha Santi tidak membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat memek kecil ini. Santi tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yang menonjol. Tidak perlu waktu terlalu lama akhirnya memek Santi cenat-cenut. Setelah dia mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dalam memeknya, aku mencari G-spotnya.

Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan bagian itu G-spotnya karena ketika kusentuh pelan Santi bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Santi memekik. Dia mencapai orgasme tertingginya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tidak banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, penisku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras untuk disodokkan ke memek Santi. Aku langsung menindih Santi dan terasa memeknya mencekat dan masih ada sisa cenat-cenutnya. Aku genjot langsung dengan gerakan cepat.

Nikmat sekali rasanya. Santi merintih-rintih, dan dia kembali mendapatkan orgasme berkualitasnya. Aku menengarai itu karena Santi kembali menjerit seperti tadi. Aku tidak memberi kesempatan dia melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya. “ Oom ampun oom udah om, memekku ngilu. Aku tidak memperdulikannya dan terus menggenjot. Sambil mengiba-iba Santi juga mendesis-desis seperti menikmati persetubuhan ini. Itulah maka aku tega menggenjot terus dan memang benar Santi kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang memek terasa lebih nikmat karena makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dalamnya.
Kuhentikan sebentar sampai orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Memeknya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga ketika mencapai orgasme kubenamkan dalam-dalam penisku ke memeknya. Santipun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya.

“Seru banget mainnya, dan berisik,” kata Destina yang duduk bersila dengan tubuh telanjang menonton pertempuranku.
“Gila lu San kecil-kecil, ngeseknya kuat juga,” kata Destina mengomentari adik sepupunya.

Aku istirahat sebentar. Santi sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 8 pagi lewat 10 menit. Aku menggamit Destina dan membangunkan Santi. Kami mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.

Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kami bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Santi terkagum-kagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yang tersedia. Mungkin dia belum pernah mengalami hal semacam ini. Sambil menyantap makanan, Santi mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Destina setuju. Kami memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondar-mandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Destina dan Santi memeng kubekali uang yang lumayan banyak untuk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel.



Hari berikutnya aku menyempatkan ke Bojonegoro membereskan urusanku . Destina dan Santi membatalkan pulang kampung. Mereka ikut aku. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu aku juga memilih hotel yang menyambung dengan Tunjungan Plaza. Mereka senang sekali bebas berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga stamina.
Melawan Destina, bagiku tidak berat, tetapi melayani nafsu Santi kecil aku agak kewalahan juga. Kecil-kecil kemauannya besar sekali. Santi tidak jadi dipulangkan ke kampung, dia ke Jakarta lagi dan kost bersama Destina. Destina memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja. Aku yang membantu membayar sewa kostnya. Dikala sedang suntuk oleh pekerjaan aku melampiaskan kepada dua memekku itu.-

FAMILY SEX

Newer Post Older Post Home

0 comments:

Post a Comment