WWW.MANDIRIQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Pages

Saturday, July 30, 2016

MANDIRIQQ - SEKS DENGAN MANTAN PACAR

SEKS DENGAN MANTAN PACAR


Bunga namaku, orang bilang aku cantik dengan tinggi 170 cm, berat 55 kg, dan Bra-ku size 36. Usiaku kini 32 tahun, tapi katanya seperti umur 20-an, bagiku itu karunia Tuhan. Kini aku sudah berkeluarga dengan seorang anak yang lucu & manis usianya sudah 3 tahun.



Sebelum menikah aku pernah sekolah di Singapore selama 2 tahun, di sana aku punya teman dekat (mungkin pacaran kali, padahal aku sudah punya pacar di kota M) itupun hanya sebatas cium bibir saja. Dari dulu aku pacaran tidak pernah melakukan hal yang lebih selain cium bibir, yang lainnya selalu aku jaga hingga ke jenjang perkimpoian.

Selesai sekolah aku kembali ke kota M, setahun kemudian aku menikah dengan teman kuliahku yang sudah 6 tahun bersama-sama, hingga aku lupa dengan teman dekatku di Singapore, tapi aku sempat mengundangnya ternyata ia tak datang. Aku bahagia dengan keluargaku yang kini usia perkimpoian kami meginjak tahun ke-5. Suamiku sangat bangga kepadaku.

“Bunda, kamu tidak hanya cantik tapi sosok istri yang sempurna, wanita karier, pintar masak, dan yang pasti sangat memuaskan di tempat tidur”, kata suamiku suatu hari.
“Istri siapa dulu…”, jawabku sambil tersenyum.

Memang aku sekarang bekerja di Perusahaan Asing sebagai Marketing Manager yang kadang tugas keluar negeri, tapi aku tidak pernah melupakan kewajibanku sebagai istri, aku selalu berusaha yang terbaik untuk keluargaku.

Pada bulan Februari tahun lalu aku ditugaskan ke Singapore selama 3 hari. Disana aku menginap disalah satu Hotel di Orchard Road. Selepas kerja aku jalan-jalan ingin membeli sesuatu di China Town, waktu aku hendak ke MRT (kereta bawah tanah) aku bertabrakan dengan seorang pria.

“Maaf”, katanya. Ingin rasanya aku memarahinya tapi aku malah terkejut karena pria itu adalah teman dekatku dulu.
“Betulkah ini Bunga?”, tanya. “Abang Hanif yach?”, aku balik tanya. Kami bersalaman, selintas dimatanya kulihat ada kerinduan.
“Abang patah hati mendengar Bunga menikah, tapi apa mau kata, tak apalah, abangpun kini sudah menikah setahun yang lalu”, katanya agak lirih.

“Istri abang tak dibawa?”, tanyaku.
“Dia tinggal di KL (Kuala Lumpur) tak di sini”, jawabnya.

Akhirnya Abang Hanif mengantarkanku jalan-jalan dan kita saling tukar cerita. Pukul 8 malam aku kembali ke hotel. Abang hanya mengantarkanku sampai depan pintu.

“Besok Abang boleh sini?”.
“Bolehlah bang, jawabku.

Keesokan harinya selepas pulang kerja aku baru saja selesai mandi dan berpakaian, bunyi ketukan pintu terdengar, ternyata abang benar-benar datang. Kemudian kami ngobrol-ngobrol di sofa sambil nonton televisi. Abang mulai memegang tanganku, gemetar rasanya (seumurku sekarang aku baru berpacaran 2 kali, dengan suamiku dan yang kini kuhadapi).

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, seorang pelayan mengantar minuman yang telah aku pesan sebelumnya. Aku berdiri mengambil minumannya.

“Bang, ini minuman kesukaan Abang”.
“Oh…, Sayangku (ia dulu selalu memanggilku sayang) kamu masih ingat yach?”, tanpa setahuku ia memelukku dari belakang, jantungku berdetak cepat.
“Bang…, bang lepaskan nanti minumannya tumpah, ia mengambil gelas yang aku pegang dan meminumnya sampai habis.
“Haus apa suka”, candaku.

“Eehh…, ia malah memelukku erat, mengangkat mukaku, dikecupnya keningku, mataku, kemudian bertemu dibibirku yang mulai bergetar, kami saling berpaut. Oh…, Tuhan apa yang terjadi bisih hatiku.

Selanjutnya ia menggendongku ke tempat tidur di baringkannya, diusap-usap rambutku sambil berkata “Abang sangat merindukanmu…, sayangku”, sambil ia kecup keningku yang pada akhirnya kami saling melumat lagi, sebenarnya akupun merindukannya tapi tak bisa terucapkan. Deru nafas kami mulai tak terarah, tangannya mulai menyelusuri tubuhku.

“Bang…, bang…, jangan kita sudah menikah”, kataku lirih, tapi ia malah melumat bibirku sehingga aku tak kuasa. Ia memasukkan tangannya kedalam bajuku dan bersinggah di dua bukitku, dibukanya braku, bajuku hanya CD yang tersisa kemudian ia buka sendiri bajunya.

“Yang.., indahnya dadamu”, diremas lembut dadaku, dihisapnya putingku, aku bergelinjang kegelian. Ahh…, ahh…, ahh, itu saja yang terucap olehku. Sambil menciumi dadaku tangannya mulai mengusap-usap pahaku, kini CD-ku sudah ditanggalkannya, dan tangannya sudah bersarang di hutan yang lebat, ia mainkan clitku yang mulai basah.

“oohh…, ohh…’ oohh aku makin mengerang. Ciumannya perlahan turun ke perutku, turun lagi ke pahaku dijilatnya bergantian sampai akhirnya hutan yang lebat itu ia selusuri, dimainkannya clitku dengan lidahnya, dihisap, dijilat.

“Ooh…, oohh…, ooh, bergetar seluruh tubuhku. Tanganku pun tak ambil diam aku usap-usap senjatanya yang begitu besar dan kokoh, kuurut-urut, “oohh…, ohh…, ia mulai mengerang.

Tanpa kami sadari posisi kami kini 69, kami saling isap, saling jilat, hanya erangan kenikmatan yang kami rasakan. Setelah kami merasa puas, ia baringkan aku, dimasukannya senjatanya itu perlahan-lahan, gerakannya naik-turun membuat kami tak menentu.

“Ohh…, oohh…, ohh bang terus…, bang, aku putar-putar pantatku seirama gerakkannya. oohh…, my girl I am coming.., Abang tak kuasa”, katanya. Aku putar badannya sehingga posisiku di atas dan ia terduduk. Kini aku yang naik-turun sambil ia remas dan isap dadaku.

“OOhh.., oohh.., oohh…, ayo, augh”, gerakan kami kian lama kian mengencang dan akhirnya kami mencapai kenikmatan bersama-sama. “Terima kasih sayangku”, sambil ia kecup keningku.

“Kamu adalah wanita yang paling sempurna di mataku”, katanya lagi. Tak ada kata yang bisa kuucapkan, aku hanya terdiam lemas.

Keesokan harinya aku balik ke kota M. Abang antar aku ke changi airport, sebelum aku naik pesawat aku bisikkan, “Bang yang kemarin terjadi itu rahasia kita berdua, yach?”, ia mengangguk sambil mengecup keningku.

Itulah kejadian setahun yang lalu, aku coba untuk melupakannya yang bagiku pertama dan terakhir, semoga abang pun di sana demikian.

SEKS DENGAN IBU KOST KESEPIAN

Friday, July 29, 2016

MANDIRIQQ - SEKS DENGAN IBU KOST KESEPIAN

SEKS DENGAN IBU KOST KESEPIAN


Perkenalkan namaku Dian, kira kira hampir satu tahun Dian ngekost di rumah bu Fely, tak sengaja juga aku bisa ngekost di rumah ibu Fely dimana awal ceritanya kita bertemu di pasar, saat itu Ibu Fely mendapat kejadian kecopetan saat Ibu Fely teriak minta tolong aku langsung mengejar pencopet itu dan bisa menangkap copet tersebut dan mengembalikan dompetnya.



Setelah kejadian itu aku sedikit bercerita ingin mencari tempat kost, dan ibu Fely berbaik hati untuk memberikan saya untuk ngekost di rumahnya . Suatu hari sudah empat bulan aku ngekost di kostnya dan aku telat bayar kost selama tiga bulan, mungkin juga karena ibu Fely masih teringat saat aku bantu mengembalikan dompetnya jadi beliau terlalu baik denganku.

Tapi dalam hatiku Dian tidak enak tapi gimana lagi duitku juga tidak punya jadi apabila bertemu ibu Fely aku banyak menghindar untuk bertemu dengannya langsung. Sampai satu hari waktu itu masih sore jam 4.

Dian masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok tok..tok..tok.. lalu suara bu Fely yang manggil,Dian Dian ada di dalem gak?Sontak Dian bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar ni, pikir Dian.

Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Fely pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Fely,Dian lagi tidur ya..?dan dari kamar mandi Dian menyahut sedikit teriak, lagi mandi bu.

Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Fely jadi dekat,ya udah mandi aja dulu Dian, ibu tunggu di sini ya eh ternyata masuk ke kamar, Dian tadi gak mengunci pintu. busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi ni,pikir Dian.

Sekitar lima belas menit Dian di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Fely bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Fely sepertinya masih menunggu.

Akhirnya keluar juga Dian dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru. Bu Fely tersenyum manis melihat Dian yang salah tingkah,lama juga kamu mandi ya Dian bu Fely membuka pembicaraan.

Pasti bersih banget mandinya yat gurau bu Fely sambil sejenak melirik dada bidang Dian. Ibu bisa aja biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..? jawab Dian sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur.

Bu Fely mendekat dan duduk di samping Dian, Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu si pergi mulu, ucap bu Fely.

Dian jadi kikuk,waduh kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret ni jawab Dian dengan sedikit memohon. Bu Fely terlihat sedikit berpikir, hmmmm boleh deh, tapi jangan lama-lama ya emang uangmu di pakai untuk apa si? terlihat bu Fely sedikit menyelidik.

Hmmmm pasti buat cewe mu ya??, dia terlihat kurang senang. nggak juga kok bu.. saya emang lagi ada keperluan, jawab Dian hati-hati melihat raut wajah bu Fely yang kurang senang. semua laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh sama aja dengan suamiku. keluh bu Fely dengan nada kesal.

Waduh nampaknya bu Fely lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Dian. Dengan cepat Dian menjawab,tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi tungakan ini. bu Fely menghela nafas, udahlah Dian, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.

Sedikit penjelasan bahwa bu Fely ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Fely tampaknya udah mulai kesepian ni wah kalo masalah keluarga si aku kurang paham bu. jawab Dian kikuk gak apa-apa Dian, ibu hanya mau curhat aja sama kamu boleh kan Dian?suara bu Fely sendu.

Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Fely terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis ni, gawat dong pikir Dian. sudah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,

Dian bermaksud menghibur. Van emang ibu masih cantik menurutmu? bu Fely menatap sendu ke arah Dian, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya.

Uhh. ingin rasanya Dian menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin si, coba Dian bisa berbuat sesuatu busyet Dian memaki dalam hati '' kenapa otak saya jadi kotor gini ya??"

Dengan sedikit gugup Dian menjawab, iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.

Uupsss . Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut gerutu Dian dalam hati. Dian jadi panik, jangan-jangan bu Fely marah dengan ucapan Dian. Tapi ternyata Dian salah, karena bu Fely tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi, ih Dian bisa aja menghibur.

Iya juga si, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, habisnya dah tua si, rona wajah bu Fely berubah sedih lagi, kalo menurutmu Dian, apa ibu emang gak menarik lagi? sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Dian minta penilaian.

Terang aja Dian makin kikuk, wah aku mau ngomong apa ya bu? Takutnya nanti di bilang lancang lho tapi kalo mau jujur. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh. Bu Fely tampaknya senang dengan pujian itu,hmmm.. kamu ada-ada aja saja ibu udah 43 lho.. emang Dian liat dari mananya bisa bilang begitu? Dian jadi cengar cengir, itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.

Bu Fely kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Dian sambil berkata, ah.. gak perlu malu.
Bilang aja Nafas Dian terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Fely, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Dian mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Fely mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Dian memperhatikan bahwa bu Fely memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya.

Hmmm .. kulit ibu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Dian beralih ke bagian depan uupss terlihat belahan dada yang hmmm sepertinya buah dada itu lumayan besar.

Sentuhan lembut tangan bu Fely di paha Dian yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Dian.

Dengan penuh selidik bu Fely bertanya,lho kok jadi bengong si..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an Dian sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Fely,mmm eeemm.. ibu benar-benar masih cantik

Kulitnya masih kencang masih sangat menggodat Tidak ada jawaban dari mulut bu Fely, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Fely makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah.

Dian pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Dian menyambut bibir merah bu Fely, desahan nafas mulai terasa berat, ciuman terus bertambah dahsyat, bu Fely menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Dian, dan dibalas dengan lilitan lidah Dian sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.

Dengan naluri yang alami, tangan Dian merambat naik ke bahu bu Fely, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Dian meraba bahu bu Fely sampai ke lehernya.

Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Dian meremas payudara yang masih terbungkus bra itu. shhhhhhhhht nafas bu Fely mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak.

Jemari lentik bu Fely tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Dian melingkari pinggang Dian, mencari lipatan handuk, hendak membukanya Uupps. Dian tersentak dan sadar., upshhh maaf bu maaf bu saya terbawa suasana.

Dian tertunduk tak berani menatap bu Fely sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Fely. Terlihat bu Fely pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka.

Pemandangan yang menakjubkan. napa Dian kita sudah memulainya dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam kamu harus menyelesaikannya Dian tatapan bu Fely terlihat semakin sendu mmm ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu bisa gawat dong pak Kardi juga bisa marah besar bu jawab Dian.

Tanpa menjawab bu Fely bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Dian terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Fely.


Kemudian dengan tenang bu Fely melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan membelakangi Dian itu nampak gerakan bokong bu Fely naik turun, dan perasaan Dian semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Fely berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur.

Dian tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Fely. Sampai bu Fely berdiri dekat di depan Dian dan berkata,kamarnya udah di kunci Dian, dan gak ada yang akan mengganggu. Dian tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan.

Bu Fely kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya. Dian mendekat dan duduk di samping bu Fely hmmm nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Dian langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya.

Bu Fely yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Dian, menarik wajah dan langsung melumat bibir Dian dengan nafsu yang membara. Dian membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Fely, tangan Dian meremas payudara montok milik bu Fely.

Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Fely mendorong lembut badan Dian, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu.

Dian mendorong lembut tubuh bu Fely, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang.

Tanpa menunggu lagi Dian melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting.

Dengan gemas Dian menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya HHHH. AHHH.MMMH. suara bu Fely mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Dian melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Fely yang menggelinjang kegelian.

Dian menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Fely, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Fely mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi.

Dian mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Fely yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama.

Dian menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Fely dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Fely mengerang kenikmatan, AHHHH. MMMMH HHH Dian.UHH desahan birahi yang memuncak dari bu Fely membuat Dian semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.

Setelah beberapa menit Dian mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Fely tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya, Dian. Ayo sayang masukkin Dian hhhhmmmmh. Suara bu Fely ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.

Dengan tenang Dian menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap.

Bu Fely semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Dian naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Fely yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Dian dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.

Dengan sekali dorongan penis Dian amblas sampai setengahnya. Dian menahan gerakan sebentar menikmati proses masuknya penis yang disambut desahan bu Fely, AHHH.TERUSKAN Dian.AHHH.

Kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Dian memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot.

Dian bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Fely mencengkam punggung Dian, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh.

AH..AH..AH..MMHMHHHHHH. tak hentinya desahan meluncur dari bibir Dian dan bu Fely. Sesaat Dian menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Fely memeluk Dian dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya.

Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Fely memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan.

Sesekali bu Fely memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Dian lebih dalam. Dian tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Fely.

Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Fely seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Dian membalikkan posisi, bu Fely kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Dian meneruskan pertempuran.

Dian ..AHH..AH..AH..UHTERUS Dian. AHHHAHH IBU SAMPAI Dian.AHHHHHHHHH MMMMMHHH.

Setelah teriakan tertahan bu Fely mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Dian merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.

Dian menikmatinya dengan memutar “mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Dian kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Fely.


Yang dengan cepat meraih penis Dian dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Fely mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Dian membaringkan tubuhnya disamping bu Fely.

Terdiam untuk beberapa saat. Bu Fely bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Dian. makasih ya sayang ini rahasia kita berdua I love u Dian,t bisik mesra bu Fely di telinga Dian.

mmm baik but belum sempat Dian menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Fely menempel di bibirnya, kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dongtucap bu Fely manja. iya sayang. Balas Dian, senyum manis merekah di bibir seksi bu Fely.

Setelah itu dengan cepat Dian dan bu Fely merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Dian, bu Fely berbisik mesra,tsayang tar malem suamiku gak ada di rumah.. aku tunggu di kamar ya berapa ronde pun dilakoni buat Dian sayang. Sambil berpelukan mesra, Dian menyanggupi ajakan bu Fely.

CINTA ABADI, SEKS DI MALAM PERTAMA

MANDIRIQQ - CINTA ABADI, SEKS DI MALAM PERTAMA

CINTA ABADI, SEKS DI MALAM PERTAMA


“..Saya terima nikahnya..”,

Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.

Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan hasrat. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.

Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin binal mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat hasratku semakin bergelora.

Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan binal kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Mencapai kepuasan yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
“Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”

Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kemaluannya. Cairan kemaluan ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kemaluannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah hasratku saat itu juga.

Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.

Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

Malam Kedua.
Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.

Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas kemaluannya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup.

Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Saarruu, salah satu pemicu mencapai kepuasan wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

Dia semakin binal, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini.

Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

Kutuntun kemaluanku menuju kemaluannya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit.

Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang kemaluan dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Hasrat birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat hasratku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata,

“sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia mencapai kepuasan, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan hasrat seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Hasrat yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

Thursday, July 28, 2016

MANDIRIQQ - NIKMATNYA SEKS INI

NIKMATNYA SEKS INI



Lahir dari keluarga sederhana membuatku menjadi anak yang bisa di katakan minder. Kejadian ini terjadi saat waktu aku masih kuliah dimana aku pada dasarnya adalah tipe orang pemalu dan jarang sekali mempunyai teman cewek, awal ceritanya begini saat ujian tengah semesteran ,dosen pengampuku minta tolong untuk datang kerumahnya sehabis perkuliahan karena dia akan keluar kota.
Pada hari yang telah ditentukan, aku pun  datang ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Saat itu rumahnya hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak.
Saat aku membuka pintu rumahnya, aku agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis,
Sehingga terlihat buah dada yang menyumbul keluar. Saat aku perhatikan, dia ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.
Sewaktu aku sedang memperhatikan Dosen aku itu, aku kepergok oleh pembantunya yang ternyata dari tadi juga memperhatikan aku. Sesaat aku menjadi gugup, tetapi kemudian pembantu itu malah mengedipkan matanya pada aku, dan dengan segera selanjutnya ia memberikan minuman pada aku.
Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan sama seperti dosen aku ukurannya juga besar.
Kemudian dosenku yang sudah duduk di depan aku berkata, (mungkin karena aku melihat belahan dada pembantu itu)
“Kamu pingin ya “nyusu” juga ya sama buah dada yang sintal..?” Aku pun tergagap dan menjawab,
“Ah… enggak kok Bu..!” Lalu dia bilang,
“Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.” Mungkin karena ia aku anggap bercanda, aku bilang saja,
“Oh.., boleh juga tuh Bu..!” Tanpa diduga, ia pun mengajak aku masuk ke ruang kerjanya. Saat kami masuk, ia berkata,
“Jono, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian aku menurut saja, aku lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, aku bilang,
“Nggak ada apa-apa kok Bu..!” Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap membelakangiku.
Aku lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan aku ke buah dadanya, oh sungguh kenyal dan besar hatiku berdebar tak karuan. Kemudian aku merayapi putingnya, dan benar perkiraan aku,  putingnya besar dan masih keras.
Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat. Kemudian aku berkata,
“Kenapa Ibu membuka baju..?” Ia malah berkata,
“Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”
Karena disuut rangsangan dari tubuh yang indah, aku ingin juga merasakan tubuhnya, aku pun tanpa basa-basi langsung mencium dan juga meremas  buah dadanya. Aku hisap hingga ia merasa kegelian.
Kemudian ia membuka pakaian aku, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan aku.
“Oh, besar dan panjang..!” Dosenku pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum titit aku hingga biji kemaluanku. Rasanya sungguh tak terbayangkan
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah diperlakukan  seperti ini..!” desah aku.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Aku juga meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen aku.
Kemudian ia mengajak aku untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69. Aku mencoba menjilati vaginanya , karena menurutku rasanya aneh, aku mencoba dengan memasukkan jari aku, berharap bisa memberi yang terbaik.
“Ah.. Jono, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan tititmu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab aku sambil mencoba memasukkan batang kemaluan aku ke liang senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya aku.
“Iya Jono, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.” jawabnya. Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya titit aku sambil berkata,
“Ohh… ohhh… besar sekali tititmu, tidak muat ke vaginaku, ya Jonnn..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab aku sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan aku.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, aku pun memutar-mutar batang kemaluan aku dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan dapat melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan aku mulai masuk setengah.
“Ohhh… ohhh… Terus Jonnn, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan aku, akhirnya masuk juga kemaluanku semua ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya,
“Oh my good..! Ohhh..!” Aku pun mulai mengocok batang kemaluan aku keluar masuk.
Tidak sampai semenit kemudian, dosenku sudah mengeluarkan cairan vaginanya.
“Oh Jono, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan aku untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan aku. Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi,
“Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras.
Karena aku melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang kerjanya.
Saat itu aku sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang meremas-remas buah dadanya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami).
Oh, betapa bahagianya aku sambil terus mengocok batang keperkasaan aku maju mundur di liang vagina dosen aku. Aku juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan aku baru kali ini melihat wanita masturbasi.
Setelah 15 menit bermain dengan posisi aku berada di atasnya, kemudian aku menyuruh dosen aku pindah ke atas aku sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh aku.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin aku.
Kemudian setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja, sedangkan aku berdiri di depannya. Aku terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding rahimnya.
“Oh.. oh.. Jono, pelan-pelan Jonn..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Jono, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Setelah itu ia mengajak aku ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu aku dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang aku berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami. Karena dosen aku sangat senang diusap buah dadanya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan aku menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).
Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi dosen aku dan yang pertama bagi aku.
“Oh Jono, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Setelah terasa penuh di ujung kepala titit aku, kemudian aku keluarkan batang kejantanan aku dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.
“Oh Jono, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Jono. Suamiku biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali saja,  kadang-kadang tidak sama sekali.” ujar dosen aku.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan aku keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian aku yang berserakan di sana. Di luar ruang kerjanya, aku lihat pembantu dosen aku tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya.
Karena melihat tubuh pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, aku mulai membayangkan bila aku dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar, sekitar 36D. Akhirnya aku pikir, biarlah aku main lagi di ronde kedua bersama pembantunya.
Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan aku dengan majikannya. Aku langsung menindih tubuhnya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Aku mencoba melakukan perangsangan terlebih dulu ke bagian sensitifnya.
Aku mencium dan menjilat seluruh permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan lebat itu. Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat kelamin kami.
Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti saat kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-masing.
Oh, ternyata aku sudah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu setengah jam. Aku pun akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan bercinta dengan wanita.

PEMERKOSAAN TERHADAP GADIS YANG MASIH PERAWAN

Tuesday, July 26, 2016

MANDIRIQQ- PEMERKOSAAN TERHADAP GADIS YANG MASIH PERAWAN

PEMERKOSAAN TERHADAP GADIS YANG MASIH PERAWAN


Di suatu perumahan baru , dekat dengan kampungku berada di tengah sawah, bisa dikatakan cukup terpencil tempatnya dan belum banyak penghuninya, disana kira kira hanya 7 rumah yang dihuni, ada satu rumah yang memang berisi semua wanita, baru satu minggu ini aku memantau rumah tersebut, ternyata ditempati 4 orang cewek.



Semuanya terlihat cantik dan cute, ternyata  mereka  mahasiswa yang masih kuliah semester pertama, kami pun mulai mengenal nama mereka, karena kalau malam aku dan teman temanku sering tongkrong dekat perumahan tersebut, suatu saat kita kumpul, aku, ropik, adi, catur sedang tongkrong dan gitaran di pos, salah seorang yang bernama Anita anak kuliah yang ngekos itu melewati kami dengan memakai pakaian yang ketat dan memakai celana gemes.

Timbul pikiran jahat dibenakku dan kucetuskan pada teman-temanku. “Wah Jon….cakep dan sexi juga ya penghuni kost itu..?” pancingku. “iya tuh..sexi banget….wah sayang karena orang kayak kita kan bisanya cuman ngeliat aja…” Adi pun menimpali ” Bener cewek gitu ga bakalan mau sama orang kayak kita kita Jon..” Lalu aku kembali memancing mereka..”Klo emang ga mau kenapa gak kita perkosa aja sekalian rame-rame..kan bukannya dia juga ga bakalan jadi milik kita….?” “Gila loh ….entar dipenjara gimana..?” sahut Catur. “Ga bakalan ….. asal tahu caranya bro…” Sahutku “Maksud loe gimana jack..?” Tanya Adi.

Aku mengeluarkan sebuah handycam dari tasku dan beberapa tutup kepala yang memang sudah lama aku siapkan “Ini nih jurus ampuh memperkosa tanpa takut dilaporkan kepolisi..mau tahu caranya..?” Aku berkata kepada Catur “Kamu bisa gunakan ini kan..Gung.?” Catur tersenyum simpul dan mengangguk. “Jadi kita gunakan kamera ini saat kita memperkosa mereka dan kita gunakan sebagai ancaman klo mereka berani melapor..!!!!” Dan aksi itupun tak lama akan Dimulai…… Waktu menunjukkan pukul 22.30, perlahan kami satu persatu memanjat dinding belakang kost putri yang tidak terlalu tinggi itu.

Pelan pelan kubuka pintu dapur yang tidak terkunci dan menuju kedalam pelan pelan diikuti oleh teman temanku. Aku melihat hanya ada 2 motor yang terparkir berarti hanya ada dua penghuni kost saat ini. Darahku terkesiap ketika melihat salah satu kamar tidak terkunci dengan pintu sedikit terbuka, aku melihat Anita sedang tidur dengan paha mulus putihnya yang terbuka. Aku segera membagi 2 kelompok masing masing dua orang. Aku dan Catur memasuki kamar Anita dan kelompok kedua Adi dengan Ropik mengetuk kamar Meyla. Adi mengetuk kamar Meyla perlahan..rupanya Anita terbangun terlebih dahulu karena kamar mereka bersebelahan. namun aku dan Catur sudah bersiap dan segera menempelkan golok dileher Anita.

“Diem lo jangan bertingkah..!!!!!!” Anita terkejut dan masih terdiam. “Coba panggil temen kamu yang masih tidur dari sini..!!” wajah Anita pucat dan dengan gemetar memanggil temannya, “Mey… bangun
Meyla......tolongin gue Meyyyyy…” panggil Anita dengan suara gemetar. Sementara Adi masih mengetuk kamar Meyla. Tak lama pintu dibuka dan Adi langsung menyergap Meyla sambil menempelkan goloknya pula.Meyla terkejut dan langsung pucat, dia tidak berani berteriak. “Ringkus dan ikat dia dengan lakban Adi..!! Biar dia menikmati tontonan gratis antara aku dan temannya ha..ha..ha…” perintahku.

Setelah Meyla diringkus oleh kedua temanku, aku segera memakai topengku dan memberi isyarat ke Catur supaya menyalakan handycam. Anita semakin pucat dan mulai memohon “Ampun bang …tolong jangan perkosa kami..ini kami ada sedikit uang untuk Abang..ambil semua yang Abang mau tapi tolong jangan perkosa kami bang..” Kata Anita hampir menangis. Aku tampar wajah Anita, “Diem loh jangan berisik..!!” lalu mendorong tubuh mungil Anita keatas tempat tidurnya yang indah. Anita mulai terisak, aku tak perduli. Aku segera meraih daster tipisnya dan kurobek dengan kasar. video porno
Anita mencoba berguling kesamping sambil menutupi daerah dadanya sambil menyembunyikan wajahnya yang manis. Aku segera meraih tubuhnya dan kutelentangkan dengan paksa. Aku membuka silangan tangan didada Anita dan dengan kasar sekali lagi aku merobek BH Anita yang hanya berukuran 32 B.Tampaklah kedua bukit indah yang mungil dengan puting susu yang memerah. “Singkirkan tangan elo sekarang atau gua pukul lagi kamu..!!” perlahan lahan Anita menurut. Aku mulai meremas dan menciumi buah dada indah itu, sementara Anita masih terisak.Meyla yang terbelenggu dipaksa kedua temanku untuk melihat semua kejadian itu.

Aku membuka seluruh pakaianku, dan aku menjambak rambut Anita sehingga wajahnya terangkat. “Nih kulum penis gue..awas klo ga mau gue bunuh kamu sekarang juga..!!!” Kataku Anita menurut.. Oooh betapa nikmat rasanya ketika mulut mungil berbibir tipis itu mulai mengulum penisku. “Heh..setan!! Awas jangankena gigi elo rasanya sakit tahu…!!!” aku memaklumi karena mungkin Anita baru pertama kali ini mengulum penis seorang cowok. Dan aku segera memaju mundurkan wajah Anita dipenisku dengan menjambak rambutnya.

Tanpa membuang waktu lagi aku segera memerintahkan kedua temanku untuk melepaskan Meyla dan membuka lakban dimulutnya. Aku memerintahkan Meyla supaya masuk ke ranjang dimana Anita sedang mengulum penisku. “Buka bajumu…dan jilat vagina temanmu ini..awas kalau tidak mau menurut gue bunuh kamu sekarang juga..!!’ Kataku. Adi dan Ropik terkekeh melihatku. “Bisa aja kamu jack..wah wah..wah sekali dapet dua lalat nih ayo terusin jack..!!” kata mereka. Catur masih menyorot semua kejadian itu dengan handycamku. Adi dan Ropik mulai melepaskan semua pakaian mereka dan mengocok penis mereka , rupanya mereka juga terangsang melihatku.

Seperti perintahku setelah aku mengatur posisi sedemikian rupa, Meyla mulai menjilati vagina Anita dengan ragu-ragu. “Ayo yang mesra jilatin vagina Anita..!! Kalau tidak bisa kupotong lidahmu ..!!” gertakku. Meyla menuruti kata kataku. Wajahnya semakin pucat dan hampir menangis. Setelah dia menjilati vagina Anita, rupanya kuluman Anita pada penisku mulai kacau, oleh sebab kenikmatan yang ditimbulkan Meyla pada vaginanya. Aku tersenyum melihatnya. Birahiku segera memuncak dan segera ingin meperkosa vagina milik Anita yang terlihat sempit itu. Kemudian aku menyuruh Anita untuk berhenti dan tidur terlentang.

Aku menyuruh Meyla untuk meletakkan vaginanya diatas mulut Anita. “Nah sekarang gantian elo yang jilatin vagina milik Meyla..jangan mau enaknya saja ya..!!” Anita pucat tapi dia menurut. wajah Anita terbenam diselangkangan milik Meyla sementara mereka semua hanya terdiam ketakutan menuruti perintahku. Aku memposisikan penisku divagina Anita,sambil terus berusaha menyodok vaginanya aku terus meremas dan menciumi buah dada Meyla yang berukuran sedang dan indah pula. Lubang Anita masih terasa begitu sempit,walaupun terlihat kesakitan dia masih terus berusaha menjilati vagina Meyla. Lubang milik Anita sudah basah akibat jilatan Heni tadi, dan Drrrt..drrt..drrt.aku segera memompa memasukkan penisku dalam vagina perawan milik Anita.

Sempit sekali rasanya sehingga menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa dipenisku. “Aah..tolong sudah bang sakit bang…aduh..sakit bang..tolong…!!” Jerit Anita Adi segera mendatangi Anita dan menampar mulutnya ..PLAK..!!! “Diem Loe dan jangan coba coba bersuara lagi..!! Jilatin terus memek temen kamu itu!!!” kata Adi. Air mata Anita tak dapat dibendung lagi menahan perih, dan aku semakin tak peduli. Semakin cepat aku memompa penisku dalam vaginanya, sambil aku terus meremas dan mencium buah dada Meyla yang vaginanya masih terus dijilatin oleh Anita. Sepuluh menit kemudian …..Crrooot ! spermaku tumpah didalam vagina Anita.

Aku menghentikan aktivitas penisku didalam vagina Anita. Terasa berdenyut denyut nikmat dinding vagina Anita. Sementara aku berhenti kini rupanya giliran Meyla yang tiba tiba mengejang …rupanya dia juga mengalami orgasme karena jilatan Anita pada vaginanya. Melihat hal itu aku jadi kembali terangsang dan penisku bangkit berdiri lagi. Aku menyuruh mereka bertukar posisi. Sekarang posisi Anita ditempati oleh Meyla begitu pula sebaliknya. sekarang vagina Anita-lah yang dijilatin oleh Meyla. Darah keperawanan Anita masih meleleh dipahanya bercampur spermaku.

Aku mmerintahkan Meyla untuk menjilati bersih sperma bercampur darahku dipaha Anita. Meyla yang ketakutan itu hanya menurut sambil menangis, sesekali terlihat dia seperti mau muntah namun ditahannya. “Awas klo elo sampai muntah gue keluarin semua isi perut eloe..ngerti..?” ancamku pada Meyla. Gadis itu semakin ketakutan. Kini penisku sudah berada dibibir vagina Meyla, sementara Meyla masih menjilatin vagina milik Anita yang baru saja kehilangan keperawanannya , aku terus mencumbu dan meremas dada Anita. vagina Meyla rupanya memang lebih sempit, aku sampai kesulitan beberapa kali membobol keperawanan miliknya.
Sampai aku akhirnya benar-benar memaksa penisku barulah aku dapat menembus vagina Meyla. Jujur saja ketika memerawani Meyla penisku agak sakit karena memang vagina Meyla lebih sempit dari vagina milik Anita. Setelah beberapa saat setelah penisku berada dalam vagina Meyla yang sudah berdenyut dari sejak awal perawannya kubobol, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur . Gilaaa…!! vagina Meyla lebih nikmat dari vagina Anita karena memang bentuk tubuh Meyla lebih kecil dari bentuk tubuh Anita. Setengah jam aku memompa vagina Meyla sampai akhirnya aku memuntahkan spermaku jauh labih banyak daripada spermaku di vagina Anita.

Setelah aku menghabiskan spermaku diliang vagina Meyla, aku meyuruh Anita untuk kembali mengulum penisku membersihkan sisa darah keperawanan Meyla yang masih melekat di penisku. Lalu aku berpaling kepada ktiga temanku yang sudah menunggu dengan telanjang dan masing masing penis yang sudah ngaceng. “Bagaimana..?” Tanyaku……” “Hebat Jack…….sampai sampai gue ama Ropik udah ga tahan niiih…!!!” Kata Adi “sabar..sabar dulu ya kalian pasti akan menerima bagian masing masing..” “biar mereka bersihkan vagina mereka dahulu ….ya..?” Kataku Adi sudah tidak sabar lagi, namun aku mencegahnya. “Coba lihat dulu ini…”

Lalu aku segera memerintahkan kedua gadis itu untuk saling menjilati vagina temannnya hingga bersih. Adi tertawa lebar”ha.ha..ha..betul juga maksud elo jack..masa kami dikasih bekas kecap elo… ha..ha..ha” Setelah mereka melihat kedua vagina milik Meyla dan Anita sudah terlihat bersih dari spermaku dan ceceran darah keperawanan mereka yang masih menempel dipaha. Adi dan Ropik segera menyergap dan meperkosa kedua gadis malang itu, dilanjutkan dengan acara bertukar pasangan dan tak ketinggalan pula Agus sang ‘kameramen’ yang merekam semua adegan pemerkosaan itu.

Setelah hari menjelang subuh kami menguras seluruh harta kedua gadis itu termasuk motor ATM dan nomer Pin serta perhiasan yang tidak sedikit jumlahnya. Maklum sepertinya mereka anak orang kaya. Sebelum meninggalkan mereka aku sempat mengancam, kalau berani amcam- macam, adegan pemerkosaan itu akan kami sebarluaskan. Setelah itu kami semua pergi meninggalkan mereka hingga beberapa bulan lamanya. Rupanya rahasia itu masih tersimpan rapi oleh mereka, karena setelah sekian lama kami merantau dan memutuskan untuk pulang kampung ternyata tidak ada tanda tanda bahwa kami dicari oleh pihak kepolisian. Hanya saja Anita dan Meyla sudah tidak bertempat tinggal dikostnya lagi, rupanya mereka telah pindah.

KHAYALAN YANG MENJADI KENYATAAN

Monday, July 25, 2016

MANDIRIQQ - KHAYALAN YANG MENJADI KENYATAAN

This summary is not available. Please click here to view the post.

Sunday, July 24, 2016

MANDIRIQQ - KENIKMATAN YANG AKU DAPATKAN DARI SUAMI SAHABATKU

This summary is not available. Please click here to view the post.

Newer Posts Older Posts Home