WWW.MANDIRIQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Pages

Wednesday, August 31, 2016

MANDIRIQQ - DINAS DI LUAR KOTA

DINAS DI LUAR KOTA


Perkelnalkan namaku Panca, aku bekerja disebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan barang jadi. Naaah diperusahaan itu aku diposisikan sebagai bagian penjualan. Aku sudah bekerja diperusahaan itu kurang lebih 4 tahun jadi aku banyak diberi kepercayaan oleh atasanku untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan keluaran terbaru dari perusahaan, hingga aku harus ditugaskan keluar kota selama kurang lebih setengah tahun untuk mengurus perkembangan projek barang baru dari perusahaan itu.



Perusahaanku bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dengan perusahaanku. Kerja sama yang dijalin sudah hampir 2 tahun. Untuk urusanku ketika diluar kota aku selalu diurus oleh Sherna partner kerjaku. Dari mulai tempat aku tidur, makanku, semua kehidupanku ketika diluar kota semua yang mengurus adalah Sherna, jadi aku dan Sherna sudah sangat akrab sekali.

Hubungan saya dengan Sherna menjadi cukup dekat, karena kami banyak menghabiskan waktu berdua walaupun sebagian besar adalah urusan kantor. Sherna sangat baik pada saya, dan dari tingkah lakunya saya dapat merasakan kalau Sherna suka pada saya. Pertama-tama saya pikir kalau mungkin itu hanya perasaan saya saja. Walaupun dalam hati saya juga suka dengan dia, saya tidak berani untuk mengatakan atau memberi tanda-tanda kepada dia. Toh, saya baru beberapa hari kenal dengan dia dan memang untuk urusan wanita saya tergolong pemalu. Bagaimana kalau dia ternyata tidak ada perasaan apa-apa ke saya? Wah, bisa hancur hubungan baik yang telah saya bina dengan dia beberapa hari itu.

Suatu sore setelah pulang kerja, Sherna seperti biasa mengantar saya pulang ke mess. Saya menanyakan apakah dia mau mampir dulu sebelum pulang. Sherna setuju dan masuk ke dalam mess bersama saya. Kami ngobrol-ngobrol sebentar, dan saya ajak Sherna ke halaman belakang untuk duduk di kursi panjang dekat kolam renang. Kolam renangnya sangat menggoda, dan saya tanya Sherna apakah dia mau menemani saya berenang. Dia bilang kalau sebenarnya dia mau, tapi tidak bawa baju renang dan baju ganti sama sekali. Saya menawarkan untuk memakai celana pendek dan kaos saya.
“Nanti sekalian mandi di sini saja sebelum kita pergi makan malam..” kata saya.

Sherna setuju dan saya ke kamar untuk mengambil kaos dan celana pendek untuk dipinjamkan ke Sherna. Saya sendiri juga berganti pakaian dan mengenakan celana pendek saya yang lain.

Setelah berganti pakaian, kami pun berenang bersama. Karena baju kaos yang saya pinjamkan berwarna putih dan bahannya cukup tipis, buah dada Sherna yang ukurannya di atas rata-rata tercetak cukup jelas walaupun dia masih memakai bra. Kami berenang sekitar 20 menit, dan setelah selesai saya pinjamkan Sherna handuk untuk mandi di kamar saya yang kebetulan lebih bersih dari kamar mandi yang ada di ruang depan. Saya sendiri mandi di ruang depan.

Begitu selesai mandi, saya ke kamar saya untuk melihat apakah Sherna sudah selesai atau belum. Ternyata Sherna masih di kamar mandi, dan beberapa menit kemudian keluar dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di badannya. Handuk yang saya pinjamkan tidak terlalu besar, sehingga hanya mampu menutupi sebagian buah dada dan sedikit pahanya. Belahan dadanya terlihat jelas dan mungkin sedikit lebih turun lagi putingnya akan terlihat. Dengan rambut yang masih basah, Sherna terlihat sangat seksi.

Sherna berdiri di depan pintu kamar mandi dan bilang kalau dia harus mengeringkan bra dan celana dalamnya yang masih basah. Waktu Sherna mengangkat kedua tangannya untuk menyibakkan rambutnya, handuknya terangkat dan kemaluannya terlihat. Saya tidak tahu apakah Sherna sadar atau tidak kalau handuknya terlalu pendek dan tidak dapat menutupi kemaluannya. Rambut kemaluan Sherna lumayan lebat.

Sherna kemudian duduk di ranjang saya dan menanyakan apakah dia boleh menunggu sebentar di kamar saya sampai pakaian dalamnya kering. Tentu saja saya membolehkan, dan setelah mengobrol beberapa saat, Sherna menyandarkan badannya ke sandaran ranjang dan menjulurkan kakinya ke depan. Kakinya yang panjang terlihat mulus. Melihat itu semua, kemaluan saya mulai menegang.

Saya tanya dia, “Sambil nunggu celana kamu kering, mau aku pijitin nggak..?”

“Mau dong, asal enak yah pijitannya..”

Saya minta dia membalikkan badannya, dan saya mulai memijati kakinya. Beberapa saat kemudian saya mulai memberanikan diri untuk naik dan memijat pahanya. Sherna sangat menikmati pijatan saya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Hal ini terbukti dengan dibukanya kedua kakinya, sehingga kemaluannya terlihat dari belakang, walaupun tubuhnya masih dibalut handuk.

Saya pun mulai memijat pahanya bagian dalam, dan terus naik sampai ke selangkangannya. Sherna diam saja, dan saya memberanikan untuk mengelus kemaluannya dari belakang. Juga tidak ada reaksi selain desah nafas Sherna tanda bahwa dia sudah terangsang dan menikmati apa yang saya lakukan.

“Sherna, buka yah handuknya biar lebih mudah..” kata saya.

Tanpa diminta lagi, Sherna membalikkan badannya dan melepaskan handuknya, sehingga tubuhnya sekarang telanjang bulat di depan saya. Buah dada Sherna ternyata lumayan besar dan sangat indah. Ukurannya mungkin 36C dan putingnya berwarna kemerahan.

“Ton, buka dong celana pendek kamu..!” pintanya.

Saya berdiri dan melepaskan celana yang saya kenakan. Kemaluan saya sudah sangat menegang dan saya pun naik ke ranjang dan tiduran di sebelah Sherna.

“Kamu diam saja di ranjang, biar aku yang buat kamu senang..,” katanya.

Saya pun tidur telentang, dan Sherna naik ke badan saya dan mulai menciumi saya dengan penuh nafsu.

Beberapa menit kemudian ciumannya dilepaskan, dan dia mulai menjilati badan saya dari leher, dada dan turun ke selangkangan saya. Sherna belum menjilati kemaluan saya dan hanya menjilati selangkangan dan paha saya sebelah dalam. Saya sangat terangsang dan meminta Sherna untuk memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Sherna mulai menjilati kemaluan saya, dan sesaat kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya.

Ternyata Sherna sudah sangat ahli. Pasti dia sudah sering melakukannya dengan bekas pacarnya, pikir saya. Memang sebelum itu Sherna pernah berpacaran dengan beberapa pria. Saya sendiri saat itu masih perjaka. Saya memang juga pernah berpacaran waktu kuliah, tetapi pacaran kami hanya sebatas heavy petting saja, dan kami belum pernah benar-benar melakukan hubungan sex.

Saya minta Sherna untuk membuat posisi 69, sehingga selangkangannya sekarang persis di depan hadapan wajah saya. Sambil Sherna terus mengulum dan menjilati kemaluan saya, saya sendiri juga mulai menjilati kemaluannya. Ternyata kemaluannya berbau harum karena dia baru saja selesai mandi. Rambut kemaluannya juga lebat, sehingga saya perlu menyibakkannya terlebih dahulu sebelum dapat menjilati klitorisnya. Kami saling melakukan oral seks selama beberapa menit, dan setelah itu saya minta Sherna untuk tiduran. Dia merebahkan badannya di ranjang, dan saya mulai menjilati buah dada dan putingnya.

Sherna sudah sangat terangsang, “Hmm.. hmm.. terus Ton.. terus..!”

Saya terus menjilati tubuhnya sampai ke kemaluannya. Rambut kemaluannya saya sibakkan dan saya jilati bibir kemaluan dan klitorisnya. Cairan kemaluannya terasa di lidah saya. Tubuh Sherna menggelinjang hebat dan pantatnya diangkat seolah-olah ingin saya menjilatinya lebih dalam lagi. Tangannya menekan kepala saya sampai hampir seluruh wajah saya terbenam di kemaluannya. Saya semakin bersemangat memainkan ujung lidah saya yang menyapu kemaluan Sherna, dan kadang-kadang saya gigit perlahan klitorisnya.

Sherna benar-benar menikmati apa yang saya lakukan, dan semakin membuka pahanya lebar-lebar. Dia terus menekan kepala saya dan menaik-turunkan pinggulnya.

“Ah.. ah.. ah.. I’m coming, I’m coming..!” teriaknya.

Saya terus menjilati klitorisnya dengan lebih cepat, dan sesaat kemudian dia berteriak, “Ahh.. Ahh.. Ahh..” tanda kalau dia sudah orgasme.

Kemaluannya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya.

Sherna melenguh sebentar dan berkata, “Ton, masukin dong, saya mau nih..!”

Saya bilang kalau saya belum pernah melakukan ini, dan takut kalau dia hamil.

“Jangan takut, saya baru saja selesai mens kok, jadi pasti nggak bakalan hamil..”

“Kamu di atas yah..!” kata saya.

“Ya udah, tiduran sana..!”

Saya tiduran dan Sherna duduk di atas saya dan mulai memasukkan kemaluan saya ke vaginanya dengan perlahan. Wah, nikmat sekali.. ternyata begitu rasanya berhubungan seks yang sesungguhnya. Sherna mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua tangannya diangkat ke atas. Saya memegang kedua buah dadanya sambil Sherna terus bergoyang, makin lama makin cepat.

Beberapa saat kemudian saya sudah tidak tahan lagi dan ejakulasi sambil memeluk tubuh Sherna erat-erat. Belum pernah saya merasakan kenikmatan seperti itu. Kami pun berciuman dan kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat. Di kamar mandi saya menyabuni tubuh Sherna dari atas ke bawah, dan hal yang sama juga dia lakukan ke saya. Khusus untuk kemaluannya, saya memberikan perhatian khusus dan dengan lembut menyabuni klitorisnya dan memasukkan jari saya untuk membersihkan vaginanya yang basah oleh air mani saya. Kelihatan kalau Sherna sangat menikmati itu, dan kakinya pun dibuka lebar-lebar.

Selesai mandi, kami kembali ke kamar dan membicarakan apa yang baru kami lakukan. Terus terang saya tidak pernah berpikir untuk melakukan hubungan seks dengan Sherna secepat itu, karena kami belum lama kenal dan semuanya juga terjadi dengan tiba-tiba. Sherna bilang kalau sebenarnya dia suka dengan saya dari awal, dan memang sudah mengharapkan untuk dapat melakukan ini dengan saya.

Setelah kejadian itu, kami beberapa kali melakukan hubungan seks di mess sepulang dari kantor. Karena di mess tidak ada pembantu (pembantu hanya datang di pagi hari untuk membersihkan rumah atau mencuci baju), kami bebas melakukannya di luar kamar baik di ruang tamu, halaman belakang dan juga kolam renang. Benar-benar beberapa hari yang tidak dapat saya lupakan. Sayang hubungan kami tidak berlanjut setelah saya kembali ke Jakarta karena jarak yang memisahkan kami.

Sebenarnya saya pernah minta Sherna untuk pindah kerja ke Jakarta, tapi dia tidak mau dengan alasan orang tuanya tidak mengijinkan, karena dia anak satu-satunya. Juga mungkin bagi Sherna saya hanyalah salah satu pria yang lewat dalam hidupnya.-

HADIAH KEPERAWANAN KARENA MENGHAJAR PENCURI

Tuesday, August 30, 2016

MANDIRIQQ - HADIAH KEPERAWANAN KARENA MENGHAJAR PENCURI

HADIAH KEPERAWANAN KARENA MENGHAJAR PENCURI


Nama sy Erik (nama samaran) dan sy saat ini sudah bekerja di sebuah perusahaan komputer di Singapore. Kebetulan, saat ini sy sedang diberi cuti oleh perusahaan tempat sy bekerja sehingga kesempatan ini sy gunakan untuk pulang ke Indonesia.



Sehari di Jakarta setelah bertahun-tahun di Singapore membuat sy pangling apalagi jalan ke arah rumah sy, sehingga sy mempercayakan jalan ke rumah sy kepada supir taksi dan sy tahu kalau sy sedang dipermainkan olehnya karena setelah sy tiba di alamat rumah sy, sy mesti membayar sejumlah uang yg cukup mahal untuk ukuran orang Indonesia.

Setibanya di rumah, sy bertemu kedua orang tua sy dan kakak perempuan sy. Setelah kami bercakap-cakap mengenai pengalaman kerja sy di Singapore, mereka langsung mengajak sy untuk berjalan-jalan ke Plaza Senayan. Kami akhirnya pergi bersama-sama setelah sy selesai bersiap-siap dan menyisir rambut.

Keindahan Plaza Senayan membuat sy takjub apalagi sy baru dua kali mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut. Di depan salah satu toko busana, kedua orang tua sy menyuruh kami untuk jalan sendiri-sendiri karena memang itu merupakan kebiasaan keluarga kami jika sedang pergi ke mall, berhubung sy dan kakak perempuan sy memiliki sifat shopping yg berbeda. Sy lebih menyukai benda-benda yg berhubungan dgn komputer sementara kakak perempuan sy lebih menyukai parfum dan busana perempuan. Kami berjanji akan bertemu di depan toko busana yg sdh ditentukan 2 jam kemudian.

Sy akhirnya berjalan-jalan mengitari boulevard pertokoan Plaza Senayan, sy melihat harga barang-barang yg cukup murah jika dibandingkan dgn harga barang-barang di Singapore sehingga kadang-kadang ada keinginan untuk membelinya, hingga suatu saat sy dikejutkan oleh sebuah teriakan dari seorang gadis,

“Tolongg.. copeeettttt..” Mendengar teriakan gadis itu, sy secara refleks mengejar seorang pria berkulit gelap yg dimaksud oleh gadis tersebut sehingga akhirnya sy berhasil menangkap pria tersebut dan sebelumnya memberikannya beberapa tonjokan dan tendangan sehingga dia sempat KO untuk beberapa saat.

Sy mengambil tas dari pria tersebut dan mendekati gadis muda yg sedang mengalami shock sementara setelah tasnya dicopet.
Sy mengembalikan tas itu kepada yg punya dan sebagai terima kasihnya, gadis muda itu memperkenalkan dirinya.

“Nama sy Amelia D**** (edited) dan sy berterima kasih kepada Mas yg telah membantu sy mendapatkan kembali tas sy”, jawabnya dgn wajah sendu.

Kemudian Amelia mengajak sy pergi ke suatu cafe dan dia berkata bahwa dia akan membelikan sy minum apa saja sebagai tanda terima kasih. Sy berpikir apa salahnya menerima hadiah cuma-cuma ini sehingga sy mengiyakan saja dan pergi bersamanya ke suatu cafe yg tdk jauh dari tempat kita berdiri.

Kami memilih suatu lokasi yg cukup jauh dan tersembunyi, dan ternyata sy baru sadar bahwa dia telah memilih suatu tempat yg sangat mahal karena ini adalah VIP Place. Sy berpikir bahwa gadis muda ini adalah seorang gadis yg sangat kaya. Akhirnya sy tetap duduk dan tdk mempedulikan Amelia yg sedang bercakap-cakap serius dgn seorang waiter dan waitress yg menunggu di meja depan. Setelah beberapa lama mereka bercakap-cakap, Amelia menuju ke arah meja dimana sy berada sambil melemparkan senyum dan sy hanya memberikan senyum balik kepadanya.

Ketika dia duduk di sebelah sy, sy sungguh kaget setengah mati karena dia langsung memeluk dan mencium wajah sy sehingga sy langsung membalasnya dgn penuh rasa senang karena ini merupakan kesempatan dalam kesempitan. Kami hanyut dalam French Kiss untuk beberapa saat dan sy sungguh terkejut karena disaat kami sedang melakukan french kiss, Amelia langsung memasukkan tangannya ke dalam celana panjang sy sehingga batang kejantanan sy yg tadinya sedang tertidur tiba-tiba langsung bangun menjawab respon dari tangannya yg putih mulus tersebut.

Permainan tangannya mengocok batang kemaluanku membuat kenikmatan tersendiri dalam batinku dan tanpa kusadari, tanganku langsung menggeraygi payudaranya yg masih tersembunyi di balik baju T-Shirt-nya. Sy ingin sekali melanjutkan perbuatan ini lebih jauh tetapi sy takut jika tiba-tiba ada tamu masuk ke dalam cafe ini dan melihat apa yg sedang kami lakukan dan nampaknya Amelia membaca apa yg sedang sy pikirkan dan dia berkata,

“Jika Mas takut orang lain melihat, jangan khawatir karena percaya atau tdk sy sdh membayar ruangan VIP ini seutuhnya sehingga tdk akan ada orang yg berani lancang masuk ke dalam ruangan ini, karena sebenarnya sy adalah anak dari salah satu pejabat negara dan sy tdk akan memberitahukan siapa ayah sy..” Aku masih bingung dgn kalimat kalimatnya tetapi kebingunganku dijawab dgn cepat oleh ciuman mesra di bibirku dan tangannya mulai membuka celanaku sehingga sekarang aku sdh tdk memakai celana lagi.

Amelia membiarkan aku di meja sofa merah itu dan dia langsung membuka celana panjangnya serta celana dalam berwarna merah muda sehingga sy sekarang dapat melihat sebuah pemandangan yg sangat erotis karena sy sedang melihat seorang gadis muda yg masih memakai baju tetapi di bagian perut ke bawah tdk memakai apa-apa lagi. Amelia mendekatiku sambil tersenyum penuh nafsu dan langsung memeluk serta menciumku yg masih bingung apa yg sedang dialami oleh diriku. Dia kemudian meraih batang kemaluanku yg masih tegang dan mengocoknya dgn penuh perasaan sehingga sy mendesah terangsang menghadapi sensasi yg nikmat dari kocokannya.

Tiba-tiba dia menghentikan pekerjaannya dan kemudian langsung naik ke atas tubuh sy dan dgn penuh kemesraan, dia mulai mengarahkan batang kemaluan sy yg masih tegang ke dalam liang kenikmatannya. Disaat batang kemaluan sy memasuki liang senggamanya, sy merasakan suatu perasaan nikmat. Sy terus menaik-turunkan selangkangan sy dan dibalas oleh Amelia dgn ritme yg berlawanan dgn apa yg sy lakukan.

“Ohh, arghh.. Erik ini hadiah untukmu karena telah menyelamatkan tas sy dari tangan pencopet.. hmm.. kontolmu oke jg ya”, dan kata-kata seperti itulah yg sy dengar darinya sambil terus meliuk-liukkan badannya laksana cacing yg sedang kepanasan sehingga perasaan nikmat itu makin memenuhi batinku sehingga aku makin bersemangat menjawab goyangan-goyangan nikmatnya.

Tak lama kemudian, dia mencabut batang kemaluan sy dari liang senggamanya dan menyuruh sy bangun. Sy menuruti perintahnya dan ketika sy sdh bangun dari sofa merah itu, dia langsung gantian tiduran di sofa merah tersebut. Sy mengerti apa yg dia maksudkan dan tanpa basa-basi, sy langsung menyerang tubuhnya dan langsung menancapkan batang kemaluan sy yg masih tegang. Maklumlah, sy sangat terangsang oleh perbuatannya sehingga sy mesti menyelesaikan seluruh permainan ini.

Ketika sy hendak memasukkan batang kemaluan sy ke dalam liang senggamanya, sy melihat ada darah keluar dari liang kewanitaannya dan sy percaya bahwa dia masih perawan. Perasaan gembira mendapatkan perawan Plaza Senayan dan rasa horny yg sdh sampai di ubun-ubun, membuat sy langsung menancapkan batang kemaluan sy ke dalam liang sorganya dan kemudian sy menggoyang-goyangkan selangkangan sy sehingga batang kemaluan sy sepertinya sedang mengebor liang kewanitaan Amelia dan membuat batin sy semakin berdebar-debar dan membuat sy semakin bernafsu.

Desahan kami dan cucuran keringat kami mulai meramaikan suasana ruangan VIP itu dan suara desahan erotis kami hanya diganggu oleh background musik jazz dari cafe tersebut. Tak berapa lama kemudian, sy merasakan bahwa sy akan menyelesaikan permainan ini karena sy ingin mengeluarkan sperma sy ke dalam liang senggamanya tetapi berhubung takut terjadi hal-hal yg tdk diinginkan nantinya, sy meminta persetujuan darinya tetapi jawabannya sungguh tdk sy duga,
“Keluarkan saja di dalam Mas, sy ingin sekali mendapatkan anak dari Mas dan sy tdk akan meminta pertanggungjawaban dari Mas kok.. anyway, sy jg ingin klimakss..” Selesai mengucapkan kata-kata terakhir, Amelia memeluk sy dan menciumi sy dgn penuh nafsu dan tak lama kemudian, sy langsung bergetar hebat dan sy merasakan bahwa batang kemaluan sy sedang memuntahkan lahar hangat ke dalam liang senggamanya dan disaat yg bersamaan itu, dia berkata,

“Mas, enak banget.. anget seperti permainan mas, Mass.. aku udah klimaks..” dan aku percaya bahwa dia menyukai lahar panas yg keluar dari batang kemaluanku itu.

Setelah permainan itu selesai, dia langsung menyuruh sy bangkit dari pelukannya dan dia menyuruhku untuk berkemas-kemas. Setelah kami berpakaian kembali, dia mendekatiku dan mencium bibirku.

“Ini hadiah untuk Mas dan ini adalah saat pertama dan terakhir sy mengenal Mas, sehingga sy tdk akan memberikan Mas nomor telpon sy.. Mas, tolong tunggu sebentar di sini.”

Setelah itu, Amelia meninggalkan sy dan mendekati pelayan yg tersenyum kepadanya dan kemudian memandang sy sambil tersenyum penuh arti. Sy melihat Amelia memberikan setumpuk uang kepada pelayan itu dan sy yakin bahwa itu pasti jutaan dan bahkan tampak sekilas, Amelia memberikan satu paket uang dollar kepada pelayan Cafe tersebut dan setelah itu, dia mencium pipi pelayan tersebut. Sy menjadi semakin bingung dgn sifat gadis muda yg baru saja sy perawani itu.

Setelah itu, Amelia menuju ke arahku lagi dan menyuruhku untuk meninggalkan cafe tersebut dan melupakan apa yg telah terjadi. Sy menuruti perintahnya, kemudian sy langsung pergi menuju toko busana untuk bertemu keluargaku dan ternyata mereka sdh menungguku sejak tadi. Setelah kulihat jam tanganku, baru kusadari bahwa aku telah terlambat 30 menit dari waktu perjanjian dan setelah sy mengucapkan,

“I’m sorry..”, kemudian kami berempat langsung pergi meninggalkan Plaza Senayan untuk pulang ke rumah.
Di dalam perjalanan ke rumah, sy masih tdk percaya apa yg telah sy alami hari ini di Plaza Senayan. Sy benar-benar tdk menygka bahwa sy bisa mendapatkan Perawan Plaza Senayan hanya karena menangkap pencopet.

GIGOLO YANG BEGITU PERKASA

Sunday, August 28, 2016

MANDIRIQQ - GIGOLO YANG BEGITU PERKASA

 GIGOLO YANG BEGITU PERKASA


Setelah lama berpetualang dengan Jason, aku perlu juga variasi bermain sex yang lain, dengan ragu-ragu akhirnya kuusulkan ke Jason untuk memanggil gigolo supaya permainan bertambah menarik. Dengan berat hati Hendra menyetujui dengan syarat aku yang mencari dan dia yang memutuskan atau memilih orangnya.



Setelah mencari informasi dari sana sini, akhirnya kudapatkan nomor telepon jaringan gigolo, aku tidak mau lewat milist yang banyak menawarkan diri, karena dari pengalaman mereka hanya besar nyali dan nafsu saja, tapi tidak dengan stamina dan variasi permainan. Sesuai dengan kesepakatan dengan seorang GM, akhirnya dia akan mengirim 3 orang untuk kami pilih di tempat kami menginap, uang bukanlah masalah bagi kami.

Pada hari yang sudah ditetapkan, kami check in di Hotel Sahid. Tidak lama kemudian datanglah sang GM dengan membawa 3 anak muda ganteng dan macho, mungkin dibawah 25 tahun. Ketiganya memang kelihatan begitu atletis dan tampan, tapi satu sudah out karena terlalu pendek, sedangkan
dua lainnya mampunyai tinggi paling tidak sama denganku, yang menjadi masalah bagiku adalah memilih di antaranya.

Terus terang agak nervous juga aku, karena belum pernah aku membayar untuk urusan sex. Setelah berpikir sejenak akhirnya aku menyuruh mereka bertiga untuk telanjang di hadapan kami, sesaat mereka ragu, tapi akhirnya mau juga setelah kupancing dengan membuka baju atasku hingga terlihat bra merahku.

Dari pandangan matanya aku tahu bahwa mereka tertarik denganku, bahkan tanpa dibayar pun aku yakin mereka mau melakukannya. Kupikir hanya orang gila saja yang tidak tertarik dengan postur tubuhku yang putih seperti Cina, tinggi semampai, sexy, dan wajah cantik, paling tidak itulah yang sering dikatakan laki-laki.

“Oke, yang tidak terpilih, kalian boleh memegang buah dadaku ini sebelum pergi asal mau telanjang di depanku sekarang.” kataku menggoda, dengan demikian aku dapat melihat kejantanan mereka saat tegang, itulah yang menjadi pertimbanganku.

Serempak mereka melepas pakaiannya secara bersamaan, telanjang di depanku. Hasilnya cukup mengejutkanku, ternyata disamping memiliki tubuh yang atletis, ternyata mereka mempunyai alat kejantanan yang mengagumkan, aku dibuat takjub karenanya. Rata-rata panjang kejantanan mereka hampir sama, tapi besar diameter dan bentuk kejantanan itu yang berbeda, kalau tidak ‘malu’ dengan Jason mungkin kupilih keduanya langsung.

Pandanganku tertuju pada yang di ujung, alat kejantanannya yang besar, aku membayangkan mungkin mulutku tidak akan cukup untuk mengulumnya, hingga akhirnya kuputuskan untuk memilih dia. Namanya James, mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi swasta di Jakarta.

“James tinggal di sini, lainnya mungkin lain kali.” kataku mengakhiri masa pemilihan.

Setelah pilihan diambil, maka dua lainnya segera berpakaian dan menghampiri aku yang masih tidak berbaju. Mula-mula si pendek mendekatiku dan memelukku, tingginya hanya setelingaku.

Diciumnya leherku dan tangannya meremas lembut buah dadaku, lalu wajahnya dibenamkan ke dadaku, diusap-usap sejenak sambil tetap meremas-remas menikmati kenyalnya buah dadaku, lalu dia pergi. Berikutnya langsung meremas-remas buah dadaku, jari tangannya menyelinap di balik bra, mempermainkan sejenak sambil mencium pipiku.

“Mbak mempunyai buah dada dan puting yang bagus.” bisiknya, kemudian dia pergi, hingga tinggal kami bertiga di kamar, aku, James dan Jason yang dari tadi hanya memperhatikan, tidak ada komentar dari dia kalau setuju atas pilihanku.

“James, temenin aku mandi ya, biar segar..!” kataku, sebenarnya agak ragu juga bagaimana untuk memulainya.

“Ayo Tante, entar James mandiin.” jawabnya.

“Emang aku udah Tante-Tante..?” jawabku ketus, “Panggil aku Lily.” lanjutku sambil menuju kamar mandi, meninggalkan Jason sendirian.

Sesampai di kamar mandi, James langsung mencium tengkukku, membuatku merinding. Dipeluknya aku dari belakang sambil ciumannya berlanjut ke belakang telingaku hingga leher. Kedua tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang masih terbungkus bra merahku.

“James, kamu nakal..!” desahku sambil tanganku meraba ke belakang mencari pegangan di antara kedua kaki James yang masih telanjang.

“Abis Mbak menggoda terus sih,” bisiknya disela-sela ciumannya di telinga.

Tangannya diturunkan ke celana jeans-ku, tanpa menghentikan ciumannya, dia membuka celana jeans-ku, hingga sekarang aku tingal bikini merahku. Ciumannya sudah sampai di pundak, dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku hingga turun ke lengan, begitu pula yang satunya, sepertinya dia sudah terlatih untuk menelanjangi wanita dengan erotis dan perlahan, semakin perlahan semakin menggoda. Perlahan tapi pasti aku dibuatnya makin terbakar birahi.

James mendudukkan tubuhku di meja toilet kamar mandi, dia berlutut di depanku, dicium dan dijilatinya betis hingga paha. Perlahan dia menarik turun celana dalam merah hingga terlepas dari tempatnya, jilatan James sungguh lain dari yang pernah kualami, begitu sensual, entah pakai metode apa hingga aku dibuat kelojotan.

Kepalanya sudah membenam di antara kedua pahaku, tapi aku belum merasakan sentuhan pada daerah kewanitaanku, hanya kurasakan jilatan di sekitar selangkangan dan daerah anus, aku dibuat semakin kelojotan.

Sepintas kulihat Jason berdiri di pintu kamar mandi melihat bagaimana James menservisku, tapi tidak kuperhatikan lebih lanjut karena jilatan James semakin ganas di daerah kewanitaanku, hingga kurasakan jilatan di bibir vaginaku.

Lidahnya terasa menari-nari di pintu kenikmatan itu, kupegang kepalanya dan kubenamkan lebih dalam ke vaginaku, entah dia dapat bernapas atau tidak aku tidak perduli, aku ingin mendapat kenikmatan yang lebih. Jilatan lidah James sudah mencapai vaginaku, permainan lidahnya memang tiada duanya, saat ini the best dibandingkan lainnya, bahkan dibandingkan dengan suamiku yang selalu kubanggakan permainan sex-nya.

James berdiri di hadapanku, kejantanannya yang besar dan tegang hanya berjarak beberapa centimeter dari vaginaku. Sebenarnya aku sudah siap, tapi lagi-lagi dia tidak mau melakukan secara langsung, kembali dia mencium mulutku dan untuk kesekian kalinya kurasakan permainan lidahnya di mulutku terasa meledakkan birahiku, sementara jari tangannya sudah bermain di liang kenikmatanku menggantikan tugas lidahnya.
Aku tidak mau melepaskan ciumannya, benar-benar kunikmati saat itu, seperti anak SMU yang baru pertama kali berciuman, tapi kali ini jauh lebih menggairahkan.

Ciuman James berpindah ke leherku, terus turun menyusuri dada hingga belahan dadaku. Dengan sekali sentil di kaitan belakang, terlepaslah bra merah dari tubuhku, membuatku telanjang di depannya. Aku siap menerima permainan lidah James di buah dadaku, terutama kunantikan permainan di putingku yang sudah mengencang.

Dan aku tidak perlu menunggu terlalu lama untuk itu, kembali kurasakan permainan lidah James di putingku, dan kembali pula kurasakan sensasi-sensasi baru dari permainan lidah. Aku benar-benar dibuat terbakar, napasku sudah tidak karuan, kombinasi antara permainan lidah di puting dan permainan jari di vaginaku terlalu berlebihan bagiku, aku tidak dapat menahan lebih lama lagi, ingin meledak rasanya.

“James, pleassee, sekarang ya..!” pintaku sambil mendorong tubuh atletisnya.

“Pake kondom Mbak..?” tanyanya sambil mengusap-usapkan kepala kejantanannya di bibir vaginaku yang sudah basah, sah, sah, sah.

Aku tidak tahu harus menjawab apa, biasanya aku tidak pernah pakai kondom, tapi karena kali ini aku bercinta dengan seorang gigolo, aku harus berhati-hati, meskipun dengan lainnya belum tentu lebih baik. Kalau seandainya dia langsung memasukkan kejantannya ke vaginaku, aku tidak akan keberatan, tapi dengan pertanyaan ini aku jadi bingung. Kulihat ke arah Jason yang dari tadi memperhatikan, tapi tidak kudapat jawaban dari dia.

Tidak ada waktu lagi, pikirku. Maka tanpa menjawab, kutarik tubuhnya dan dia mengerti isyaratku.

Perlahan didorongnya kejantanannya yang sebesar pisang Ambon itu masuk ke liang kenikmatanku, vaginaku terasa melar. Makin dalam batang kejantanannya masuk kurasakan seolah makin membesar, vaginaku terasa penuh ketika James melesakkan seluruhnya ke dalam.

“Aagh.. yess.. ennak Sayang..!” bisikku sambil memandang ke wajah James yang ganteng dan macho, expresinya dingin, tapi aku tahu dia begitu menikmatinya.

“Pelan ya Sayang..!” pintaku sambil mencengkeramkan otot vaginaku pada kejantanannya.

Kulihat wajaah James menegang, tangan kanannya meremas buah dadaku sedang tangan kirinya meremas pantatku sambil menahan gerakan tubuhku.
Kurasakan kejantanan James pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi saat setengah batangnya keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat.

“Oohh.. yaa.., truss..! Yes.., I love it..!” desahku, menerima kocokan kejantanan James di vaginaku.

James dengan irama yang teratur memompa vaginaku, sambil mempermainkan lidahnya di leher dan bibirku. Aku tak bisa lagi mengontrol gerakanku, desahanku semakin berisik terdengar.

James mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya semakin dalam di vaginaku, menyentuh relung vagina yang paling dalam. Kocokan James semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantat menambah sensasi yang kurasakan.

“Sshhit.., fuck me like a dog..!” desahanku sudah ngaco, keringat sudah membasahi tubuhku, begitu juga dengan James, menambah pesona sexy pada tubuhnya.

Aku hampir mencapai puncak kenikmatan ketika James menghentikan kocokannya, dan memintaku untuk berdiri, tentu saja aku sedikit kecewa, tapi aku percaya kalau dia akan memberikan yang terbaik.

“Mau dilanjutin di sini atau pindah ke ranjang..?” tanyanya terus menjilati putingku.

Tanpa menjawab aku langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia sudah tahu mauku, langsung mengarahkan kejantanannya ke vaginaku. Kuangkat kaki kananku dan dia menahan dengan tangannya, sehingga kejantanannya dapat masuk dengan mudah.

Dengan sedikit bimbingan, melesaklah batang kejantanan itu ke vaginaku, dan James langsung menyodok dengan keras, terasa sampai menyentuh dinding dalam batas terakhir vaginaku, terdongak aku dibuatnya karena kaget.

“Aauugghh.., yes.., teruss.., yaa..!” teriakku larut dalam kenikmatan.

Sodokan demi sodokan kunikmati, James menurunkan kakiku, dan kurentangkan lebar sambil tanganku tertumpu pada meja toilet, tangan James memegang pinggulku dan menariknya saat dia menyodok ke arahku, begitu seterusnya.

Rasanya sudah tidak tahan lagi, ketika tangan James meremas buah dadaku dan mempermainkan putingku dengan jari tangannya, sensasinya terlalu berlebihan, apalagi keberadaan Jason yang dengan setia menyaksikan pertunjukan kami sambil memegang kejantanannya sendiri.

“James a.. ak.. aku.. sud.. sudah.. nggak ta.. ta.. han..!” desahku, ternyata James langsung menghentikan gerakannya.

“Jangan dulu Sayang, kamu belum merasakan yang lebih hebat.” katanya, tapi terlambat, aku sudah mencapai puncak kenikmatan terlebih dahulu.

“Aaughh.., yess.., yess..!” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, denyutan di vaginaku terasa terganjal begitu besar.

James hanya mendesah sesaat sambil tangannya tetap meremas buah dadaku yang ikut menegang.

“Ayo James, keluarin sekarang, jangan goda aku lagi..!” pintaku memelas karena lemas.

James mengambil handuk dan ditaruhnya di lantai, lalu dia memintaku berlutut, rupanya James menginginkan doggie style, kuturuti permintaannya. Sekarang posisiku merangkak di lantai dengan lututku beralaskan tumpukan handuk, menghadap ke pintu ke arah Jason.

James mendatangiku dari belakang, mengatur posisinya untuk memudahkan penetrasi ke vaginaku. Setelah menyapukan kejantanannya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah semua kejantanan itu ke vaginaku.

Meskipun sudah berulang kali terkocok oleh kejantanannya, tidak urung terkaget juga aku dibuatnya. James langsung memacu kocokannya dengan cepat seperti piston mobil dengan silindernya pada putaran di atas 3000 rpm, kenikmatan langsung menyelimuti tubuhku.

James menarik rambutku ke belakang sehingga aku terdongak tepat mengarah ke Jason. Berpegangan pada rambutku James mempermainkan kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau turun naik, sehingga vaginaku seperti diaduk-aduk kejantanannya. Dia sungguh pandai menyenangkan hati wanita karena permainannya yang penuh variasi dan diluar dugaan.

Tiba-tiba kudengar teriakan dari Jason, tepat ketika aku mendongak ke arah dia, menyemprotlah sperma dia dari tempatnya dan tepat mengenai wajah dan rambutku. Ternyata sambil menikmati permainan kami, dia mengocok sendiri kejantanannya alias self service.

James mengangkat badannya tanpa melepas kejantanannya dariku, kini posisi dia menungging, sehingga kejantanannya makin menancap di vaginaku tanpa menurunkan tempo permainannya. Aku sudah tidak tahan diperlakukan demikian, dan untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme hebat dalam waktu yang relatif singkat, sementara James masih tetap tegar menantang.

“Masih kuat untuk melanjutkan Mbak..?” tantang dia.

Kalau seandainya dia tidak bertanya seperti itu aku pasti minta waktu istirahat dulu, tapi dengan pertanyaan itu, aku merasa tertantang untuk adu kuat, dan tantangan itu tidak dapat kutolak begitu saja. Sebagai jawaban, kukeluarkan kejantanannya dari tubuhku, kuminta dia rebah di lantai kamar mandi beralas handuk, aku juga ingin ngerjain dia, pikirku.

Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, begitu dia telentang, kukangkangkan kakiku di wajahnya hingga dia dapat merasakan cairan orgasme yang meleleh dari vaginaku. Rasain, pikirku. Tapi aku salah, ternyata dia malah dengan senang hati menghisap vaginaku hingga terasa kering dan kembali mempermainkan lidah mautnya di vaginaku.

Agak kesulitan juga aku ber-hula hop karena terasa kejantanannya yang besar mengganjal di dalam dan mengganggu gerakanku. Semakin kupaksakan semakin nikmat rasanya dan semakin cepat gerakan bergoyangku kenikmatan itu semakin bertambah, maka hula hop-ku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. Kuamati wajah James yang ganteng bersimbah peluh dan terlihat menegang dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas buah dadaku dengan liarnya sambil mempermainkan putingku.

Hampir saja aku orgasme lagi kalau tidak segera kuhentikan gerakanku, tapi ternyata James tidak mau berhenti. Ketika aku menghentikan gerakanku, ternyata justru dia menggoyang tubuhku sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga vaginaku tetap terkocok dari bawah, dan kembali orgasmeku tidak terbendung lagi untuk kesekian kalinya.

James tetap saja mengocok, meski dia tahu aku sedang di puncak kenikmatan birahi. Kali ini aku benar-benar lemes mes mes, tapi James tidak juga mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, sehingga kami saling berpelukan.

Dinginnya AC tidak mampu mengusir panasnya permainan kami, peluh kami sudah menyatu dalam kenikmatan nafsu birahi. James memelukku dan mencium mulutku sambil kembali mempermainkan lidahnya, kejantanannya masih keras bercokol di vaginaku, terasa panas sudah, atau mungkin lecet.

Tidak lama kemudian nafsuku bangkit lagi, kuatur posisi kakiku hingga aku dapat menaik-turunkan tubuhku supaya kejantanan James bisa sliding lagi. Meskipun kakiku terasa lemas, kupaksakan untuk men-sliding kejantanan James yang sepertinya makin lama makin mengeras.

Melihatku sudah kecapean, James memintaku untuk masuk ke bathtub dan kuturuti keinginannya supaya aku kembali ke posisi doggie. Sebelum memasukkan kejantanannya, James membuka kran air hingga keluarlah air dingin dari shower di atas, kemudian dengan mudahnya dia melesakkan kejantanannya ke vaginaku untuk kesekian kalinya.

Bercinta di bawah guyuran air shower membuat tubuhku segar kembali, sepertinya dia dapat membaca kemauan lawan mainnya, kali ini kocokannya bervariasi antara cepat keras dan pelan. Tidak mau kalah, setelah terasa staminaku agak pulih, kuimbangi gerakan sodokan James dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuh James.

Dan benar saja, tidak lama kemudian kurasakan cengkeraman tangan James di pantatku mengencang, kurasakan kejantanan James terasa membesar dan diikuti semprotan dan denyutan yang begitu kuat dari kejantanan James.
Vaginaku terasa dihantam kuat oleh gelombang air bah, denyutan dan semprotan itu begitu kuat hingga aku terbawa melambung mencapai puncak kenikmatan yang ke sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan akhirnya, tubuhku langsung terkulai di bathtub. Kucuran air kurasakan begitu sejuk menerpa tubuhku yang masih berpeluh. James mengambil sabun dan menyabuni punggungku serta seluruh tubuhku. Dengan gentle dia memperlakukan aku seperti layaknya seorang lady hingga aku selesai mandi.

Dengan hanya berbalut handuk aku keluar kamar mandi menuju ranjang untuk beristirahat. Kulihat Jason sudah mengenakan piyama dan duduk di sofa memperhatikanku keluar dari kamar mandi. Expresi di wajah Jason tidak dapat kutebak, tapi tiada terlihat sinar kemarahan atau cemburu melihat bagaimana aku bercinta dengan James di kamar mandi selama lebih dari satu jam.

Aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang yang hangat, mataku sudah terlalu berat untuk terbuka, masih kudengar sayup-sayup pembicaraan Jason sebelum aku terlelap dalam tidurku.

“Kamu hebat James, belum pernah ada yang membuat dia orgasme terlebih dahulu, bahkan setelah bermain dengan dua orang.” kata Jason ketika James keluar dari kamar mandi.

“Ah biasa saja Om.” jawab James kalem merendah.

“Emang dia sering melayani 2 orang sekaligus..?” lanjut James.

“Ah bukan urusanmu anak muda, oke James, tugas kamu sudah selesai, uang kamu ada di sebelah TV dan kamu boleh pergi.” kata Jason.

“Om, boleh saya usul..?”

“Silakan..!”

“Kalau saya boleh tinggal dan menemani lebih lama bahkan sampai pagi, biarlah nggak usah ada tambahan bayar overtime, aku jamin dia pasti lebih dari puas.” usul James.

“Cilaka..,” pikirku.

Aku tidak tahu apa yang dikatakan Jason karena sudah terlelap dalam tidur indah.

Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuati menggelitik vaginaku. Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat kepala sudah terbenam di selangkanganku yang telah tebuka lebar. Ah, James mulai lagi, pikirku. Ketika aku menoleh ke sofa mencari Jason, kulihat dia telanjang duduk di samping James yang juga telanjang sambil tersenyum ke arahku.

Jadi siapa yang bermain di vaginaku saat ini, terkaget aku dibuatnya. Langsung duduk kutarik rambutnya dan ternyata si Andre, teman James yang kusuruh pulang bersama si pendek tadi.
Sebenarnya dia tidak terpilih bukan karena aku tidak tertarik, tapi aku harus memutuskan satu di antara dua yang baik.

“What the hell going on here..?” pikirku, tapi tidak sempat terucap karena permainan lidahnya sungguh menggetarkan naluri kewanitaanku.

Kubiarkan Andre bermain di selangkanganku dan kunikmati permainan lidahnya, meskipun tidak sepintar James, tapi masih membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.

“Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis.

Kubenamkan kepala Andre lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Andre menjilatiku dengan hebatnya hingga beberapa saat sampai kulihat James berdiri dari tempatnya dan menghampiri Andre. Diangkatnya kakiku hingga terpentang dan James mengganjal pantatku dengan bantal hingga posisi vaginaku sekarang menantang ke atas.

James mengganti posisi Andre, menjilati vaginaku dengan mahirnya, kemudian mereka berganti posisi lagi. Cukup lama juga James dan Andre menjilati vaginaku secara simultan. Sensasinya sungguh luar biasa hingga aku larut dalam kenikmatan. Jilatan Andre sudah berpindah ke daerah anusku, ketika James menjilati pahaku terus naik dan berhenti untuk bermain di daerah vaginaku.

“Aahh.., gilaa.., aagh.., shit.. yess..!” aku terkaget, karena baru kali ini aku dijilati oleh dua laki-laki di daerah kewanitaanku.

Bayangkan dua lidah dengan satu di anus dan satunya di vagina. Keduanya begitu expert dalam permainan lidah. Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dengan kata-kata, sensasi ini terlalu berlebihan bagiku, bahkan terbayang pun tidak pernah.

Dengan penuh gairah mereka bermain di kedua lubangku, aku tidak tahu harus berkata apa selain mendesah dan menjerit dalam kenikmatan birahi. Aku mencari pegangan sebagai pelampiasan rasa histeriaku, tapi tidak kudapatkan hingga akhirnya kuremas-remas sendiri buah dadaku yang ikut menegang.

Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai orgasme duluan. Orgasme tercepat selama hidupku, tidak sampai penetrasi dan tidak lebih dari 15 menit, suatu rekor yang tidak perlu dibanggakan.

Mulut James tidak pernah beranjak dari vaginaku, disedotnya vaginaku seperti layaknya vacum cleaner.
“Shit.. James.. stop.. stoop..! Please..!” pintaku menahan malu.

Lidah James naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua bukit di dadaku, lalu mendaki hingga mencapai putingku. Dikulumnya lalu sambil meremas buah dadaku dia mulai mengulum dan mempermainkan putingnya dengan lidah mautnya.

Belum sempat kurasakan mautnya permainan lidah James, aku merasakan Andre telah menyapukan kejantanannya di bibir vaginaku sebentar dan langsung kejantanan Andre tanpa basa basi langsung melesak masuk ke vaginaku.

Kurasakan ada perbedaan rasa dengan James karena bentuknya memang berbeda. Punya James besar dan melengkung ke kiri bawah, agak unik, sedangkan Andre kecil panjang melengkung lurus ke atas, jadi disini kurasakan dua rasa.

Gila, kalau tadi siang kurasakan punya James yang banyak menggesek bagian kananku, sekarang kurasakan bagian atas vagina menerima sensasi yang hebat, karena kejantanan Andre mempunyai kepala yang besar, menyodok-nyodok dinding vaginaku.

Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar oleh Andre, James bertambah gairan bergerilya menjelajahi kedua bukit dan menikmati kenyalnya bukit dan putingku yang makin menegang. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua bukit di dadaku, sesekali wajahnya dibenamkan di antara kedua bukitku seperti orang gemas.

Andre makin kencang mengocok vaginaku sambil menjilati jari-jari kakiku. Aku menggelinjang makin tidak karuan diperlakukan kedua anak muda ini. Kocokan dan remasan tanganku di kejantanan James makin keras mengimbangi permainan mereka.

“Uugghh.. sshh.. kalian.. me.., me..mang gilaa..!” teriakku.

Permainan mereka semakin ganas mengerjaiku.

Kutarik tubuh James ke atas, kini James sudah berlutut di samping kepalaku, kejantanannya yang tegang tepat ke arah wajahku. Segera kulahap kejantanannya, sekarang aku mau mengulumnya karena kejantanan itu terakhir kali masuk di vaginaku, tidak seperti saat pertama tadi, entah dengan siapa sebelum aku. Seperti dugaanku, mulutku ternyata tidak dapat mengulum masuk semua batang kejantanannya, terlalu besar untuk mulut mungilku.

James sekarang mengangkangiku, kepalaku di antara kedua kakinya, sementara kejantanannya kembali tertanam di mulutku. Dikocok-kocoknya mulutku dengan penis besarnya seolah berusaha menanamkan semuanya ke dalam, tapi tetap tidak bisa, it’s too big to my nice mouth, very hard blowjob. Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami orgasme beberapa saat kemudian.

“Mmgghh.. mmgh.. uugh..!” teriakku tertahan karena terhalang kejantanan James, masih untung tidak tergigit saat aku orgasme.

Tanpa memberiku istirahat, mereka membalikkan tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Andre tetap bertugas di belakang sementara James duduk berselonjor di hadapanku. Seperti sebelumnya, Andre langsung tancap gas mengocokku dengan cepat, kurasakan kejantanannya makin dalam melesak ke dalam vaginaku, pinggangku dipegangnya dan gerakkan berlawanan dengan arah kocokannya, sehingga makin masuk ke dalam di vaginaku. Antara sakit dan nikmat sudah sulit dibedakan, dan aku tidak sempat berpikir lebih lama ketika James menyodorkan kejantanannya di mulutku kembali.

Kedua lubang tubuhku kini terisi dan kurasakan sensasi yang luar biasa. Dengan terus mengocok, Andre mengelus-elus punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan diremasnya dengan keras keduanya sesekali mempermainkan putingku, kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu. Tidak ketinggalan James memegang rambutku, didorongnya supaya kejantanannya dapat masuk lebih dalam di mulutku.

“Emmhh.., mhh..!” desahku sudah tidak keluar lagi, terlalu sibuk dengan kejantanan James di mulutku.

Kugoyang-goyangkan badanku, pantatku bergerak berlawanan gerakan Andre dan kepalaku turun naik dengan cepat mengocok James.

Tidak lama kemudian, “Shit.., aku mau keluar..!” teriak James sambil menarik kepalaku ke atas, tapi aku tidak perduli, malah kupercepat kocokan mulutku hingga menyemprotlah sperma James dengan deras ke mulutku, semprotannya cukup kencang hingga langsung masuk ke tenggorokanku.

Tanpa ragu lagi kutelan sperma yang ada di mulutku, James mengusap sisa sperma di bibir yang tidak tertampung di mulutku.

Kulihat senyum puas di wajah James, lalu dia bergeser ke samping, ternyata Jason sudah berada di samping ranjang, dia kemudian mengganti posisi James berselonjor di hadapanku. Tanpa menunggu lebih lama lagi langsung kukulum kejantanan dia yang basah, kurasakan aroma sperma,
sepertinya dia habis berejakulasi melihat permainan kami bertiga. Karena ukuran kejantanan Jason tidak sebesar punya James, maka dengan mudah aku melahap semua hingga habis sampai ke pangkal batangnya, dan segera mengocok keluar masuk.

Andre mendorong tubuhku hingga telungkup di ranjang, entah bagaimana posisi dia dengan tubuhku telungkup, dia tetap mengocok vaginaku dengan ganasnya. Jason hanya dapat mengelus rambutku dan mempermainkan buah dadaku dari bawah.

Tidak lama kemudian Andre mencabut kejantanannya, dan langsung berbaring di sebelahku. Aku mengerti maksudnya, sebenarnya harusnya aku yang mengatur dia bukan sebaliknya, tapi toh kuturuti juga.
Kutinggalkan Jason dan aku menaiki tubuh Andre, kejantanannya masih menegang ke atas, kuatur tubuhku hingga vaginaku pas dengan kejantanannya yang sudah menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya.

Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sehingga vaginaku terasa diaduk-aduk olehnya. Andre memegangi kedua buah dadaku dan meremasnya. Jason berdiri di atas ranjang dan menghampiriku, dia menyodorkan kembali kejantanannya, kubalas dengan jilatan dan kuluman.

Ternyata James yang sudah recovery tidak mau ketinggalan, dia berdiri di sisi lainnya dan menyodorkan kejantanannya ke arahku. Kini tanganku memegang dua penis yang berbeda, baik dari ukuran, bentuk dan kekerasannya, belum lagi yang tertanam di vaginaku, aku sedang menikmati tiga macam penis sekarang.

Kupermainkan James dan Jason secara bergantian di mulutku antara kuluman dan kocokan tangan. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atas Andre, sungguh suatu sensasi dan kenikmatan yang sangat berlebihan dan rasanya tidak semua orang dapat menikmatinya.

Beruntungkah aku..? Entahlah, yang jelas sekarang aku sedang melambung dalam lautan kenikmatan birahi tertinggi. Entah sudah berapa banyak cairan vaginaku terkuras keluar. Andre belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme.

Aku mengganti gerakanku, kini turun naik sliding di atasnya, kulepas tangan kiriku dari penis James dan kuelus kantong pelir Andre untuk menambah rangsangan padanya. Ternyata Andre melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga kejantanannya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari buah dadaku.

James bergerak ke belakangku, dielusnya punggungku dan elusannya berhenti di lubang anusku. Dengan ludahnya dia mengolesi lubang itu dan mencoba memasukkan jarinya ke dalam, sesaat terlintas di benakku bahwa dia mau anal, berarti double penetration. Aku belum siap untuk itu, tidak seorang pun kecuali suamiku yang mendapatkan anal dariku.

Kuangkat tangannya dari anusku, pertanda penolakan dan dia mengerti. James berlutut di belakangku, didekapnya tubuhku dari belakang dan tangannya ikut meremas-remas buah dadaku. Sambil menciumi tengkuk dan telingaku, kejantanannya menempel hangat di pantatku, kini dua pasang tangan di kedua buah dadaku.
Karena didekap dari belakang aku tidak dapat bergerak dengan leluasa, akibatnya Andre lebih bebas mengocok vaginaku dari bawah. Aku sudah tidak dapat mengontrol tubuhku lagi, entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme, padahal masih dengan Andre. Ada dua lagi penis menunggu giliran menikmati vaginaku, James dan Jason, suamiku.

Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badan Andre yang menegang kemudian disusul denyutan keras di vaginaku. Begitu keras dan deras semprotan spermanya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga aku menyusul orgasme sesaat setelahnya.

Begitu nikmat dan nikmat, untung aku sempat mengeluarkan kejantanan Jason dari mulutku sesaat setelah kurasakan semburan Andre, kalau tidak hampir pasti dia akan tergigit saat aku mengikuti orgasme. Tubuhku langsung melemas, aku langsung terkulai di atas tubuh Andre. James sudah melepas dekapannya dan Jason duduk di samping Andre, sepertinya mereka menunggu giliran.

Napasku sudah ngos-ngosan, aku dapat merasakan degup jantung Andre yang masih kencang, keringat kami sudah bercampur menjadi satu. Kejantanan Andre masih tertanam di vaginaku meskipun sudah melemas hingga akhirnya keluar dengan sendirinya.

James menawariku lippovitan, penambah energi. Setelah aku berbaring di samping Andre, berarti dia sudah bersiap untuk bertempur denganku, segera kuhabiskan minuman itu, kesegaran memasuki di tubuhku tidak lama kemudian.

“Gila kamu Ndre, ternyata tak kalah dengan James.” komentarku.

“Ah biasa Mbak, kita udah biasa kerjasama kok.” jawabnya.

“Makanya kompak kan Mbak, dan Mbak termasuk hebat bisa melayani kami sendiri-sendiri dalam satu hari, dan barusan adalah satu jam 17 menit.” James menimpali.

“Biasanya kami langsung main bertiga, dan itu tidak lebih lama daripada sendiri-sendiri, paling lama setengah jam sudah KO.” kembali Andre menambahi.

Aku ke kamar mandi supaya badan segar, kuguyurkan air hangat di sekujur tubuhku, kusiram rambutku yang tidak karuan bercampur bau sperma. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam ketika aku keluar dari kamar mandi.

Kulihat mereka duduk di sofa, James dan Andre di sofa panjang sementara Jason di sofa satunya, masih bertelanjang. Ketika aku datang hanya berbalut handuk, ranjang sudah dirapikan, entah apa rencana mereka, pikirku. Persetan yang penting aku dapat menikmati dan kuikuti permainannya.

Rupanya aku terlalu lama dan asyik mandi hingga tidak tahu kalau makanan datang dan sudah tersaji di meja. Aku merasa lapar, maklum habis selesai dengan James disambung sama Andre dan aku belum makan sejak tadi siang.

Aku duduk di antara James dan Andre, yang kemudian disambut tarikan handuk pembalut tubuhku oleh James hingga terlepas. Keduanya langsung mencium pipiku kiri kanan dan kusambut remasan di kejantanan mereka yang agak menegang.

“Makan dulu yuk..!” ajakku langsung ke meja.

Kami berempat bertelanjang makan bersama sambil bercerita pengalaman mereka. Aku tidak berani makan terlalu banyak, takut kalau terlalu banyak bergoyang jadi sakit perut, yang penting tidak lapar dan dapat menambah energi nanti, sepertinya mereka melakukan hal yang sama.

Setelah istirahat selesai makan, kembali aku duduk di antara dua anak muda itu. Kali ini mereka langsung mencium leherku di kiri dan kanan sambil meremas-remas dadaku masing-masing satu. Jason berdiri ke arah kami, dia meminta James berpindah tempat, dan dia langsung melakukan hal yang sama, menciumi leherku dan terus turun ke dada, sekarang Andre dan Jason mengulum putingku di kiri dan kanan.

James tidak mau jadi penonton, dia langsung bejongkok di antara kakiku, melebarkannya dan lidahnya mulai menjelajah di vaginaku. Mungkin dia masih mencium aroma sperma Andre karena memang tidak kubersihkan, tapi dia tidak perduli, jilatan demi jilatan menjelajah di vaginaku, dipermainkannya vaginaku dengan lidah dan jari tangannya. Kenikmatan mulai kurasakan, foreplay dengan 3 orang sekaligus, akan mempercepat perjalanan menuju puncak kenikmatan birahi.

Dengan kemahiran permainan lidah James, aku sudah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan kedua kakiku supaya lebih merapat di selangkanganku. Aku tidak mau kejadian tadi terulang lagi, layu sebelum birahi.

“Sshh.., James masukin Sayang.., sekarang..!” pintaku di sela kuluman Andre dan Jason di dadaku.

Tanpa menunggu kedua kalinya, James segera bangkit dan menyapukan kepala kejantanannya ke vaginaku, ternyata Andre mengikuti James, dia stand by di sampingnya sambil mementangkan kakiku lebar. Tidak seperti sebelumnya, kali ini James langsung mengocokku cepat dan keras, aku langsung menggeliat kaget, tapi segera mulutku dibungkam dengan ciuman bibir oleh Jason. Andre sambil memegangi kakiku, dia menjilati kedua jari kakiku secara bergantian. Aku ingin menjerit dalam kenikmatan tapi tidak dapat karena lidah Jason masih menikmati bibirku.

Kocokan James bertambah cepat, iramanya susah ditebak karena terlalu banyak improvisasi, aku kewalahan mengikuti iramanya, disamping memang dia expert mempermainkan iramanya, dilain sisi aku juga sibuk menghadapi dua orang lainnya. Jason minta aku mengulum kejantanannya, maka kusingkirkan James dari vaginaku, aku langsung jongkok di depan dia yang duduk di sofa, langsung mengulum penisnya yang sudah tegang.

James tidak mau menunggu lebih lama, dengan doggy style dia mulai memasuki vaginaku. Sodokan awal perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. Andre, aku tidak tahu dimana posisi dia, tapi yang kutahu dia stand by di samping James.

Kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti irama James, makin lama makin terasa nikmatnya, cukup lama dia mengocokku dengan berbagai variasi gerakan hingga ketika puncak kenikmatan hampir kurengkuh, tiba tiba dia mencabut kejantanannya. Aku mau protes, tapi ketika kutengok ke belakang ternyata Andre sudah bersiap menggantikan posisi James, dan sekali dorong tanpa menunggu reaksiku amblaslah kejantanannya ke vaginaku.

Sekali lagi kurasakan perbedaan sensasi dari keduanya. Entahlah aku tidak dapat menentukan mana yang lebih nikmat. Andre langsung menggoyang sambil mengocokku dengan iramanya sendiri. Saat Andre sedang memacuku dengan cepat, tiba-tiba Jason menyemprotkan spermanya di mulutku, terkaget juga aku, karena terkonsentrasi pada kocokan Andre hingga kurang memperhatikan ke Jason. Kujilati sisa sperma di kejantanan dia yang tidak terlalu banyak.

Ternyata James sudah mengganti posisi Andre, kemudian mereka berganti lagi begitu seterusnya entah sudah berapa kali berganti menggilirku hingga aku sudah tidak dapat membedakan lagi apakah yang mengocok vaginaku Andre atau James, keduanya sama-sama nikmat. Mereka tidak memperdulikan sudah berapa kali puncak birahi sudah kurengkuh. Selama aku belum bilang stop, mereka akan terus memacuku ke puncak kenikmatan.

Entah sudah berapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek. Aku merangkak naik ke sofa yang ditinggal Jason, tetap dengan posisi doggy sofa mereka tidak memberiku kesempatan bernapas. Melayani satu Andre atau James saja aku sudah kewalahan, apalagi menghadapi mereka berdua secara bersamaan, dan mereka begitu kompak melayani birahiku. Berulang kali mereka mencoba memasukkan kejantanannya ke lubang anus, tapi selalu kutolak dan kutuntun kejantanannya kembali ke vaginaku.

Kunikmati sodokan demi sodokan dari belakang entah dari James atau Andre hingga tiba-tiba kurasakan perbedaan yang drastis, begitu kecil dan rasanya seperti hanya masuk separoh saja kocokannya. Aku menoleh kebelakang, ternyata Jason ikut bergiliran dengan mereka.

Ternyata mereka melakukan permainan. Ketika Jason sedang mengocokku, James dan Andre mengundi siapa berikutnya, begitu juga ketika James menyodokku, Jason dan Andre mengundi berikutnya, begitu seterusnya. Aku berharap supaya Jason tidak pernah menang.

Waktu giliran ternyata ditentukan tidak lebih dari 3 menit untuk orang berikutnya, yang orgasme duluan harus merelakan diri jadi penonton. Entah sudah berapa lama berlangsung, lututku sudah lemas, tapi serangan dari belakang tidak menurun juga, aku heran juga ternyata Jason dapat sedikit mengimbangi permainan James dan Andre. Dan benar dugaanku, tidak lama kemudian ketika si penis kecil sedang mengocokku, kurasakan denyutan-denyutan di dinding vaginaku dan kudengar teriakan Jason pertanda dia orgasme. Kemudian kembali vaginaku berganti penghuni secara bergantian.

Mereka melakukannya dengan kompak, banyak lagi variasi yang dilakukan mereka kepadaku, baik di ranjang, di meja makan, sambil berdiri menghadap dinding, mereka lebih suka melakukan secara simultan.

Ketika aku hampir menghentikan permainan, mereka memberi tanda supaya aku berjongkok di antara mereka dan dengan sedikit bantuan kuluman dan kocokan pada kejantanan mereka secara bergantian, akhirnya menyemprotlah sperma mereka secara hampir bersamaan. Semua memuncrat ke wajah, sebagaian masuk mulut hingga ke tubuhku. Aku sangat menikmati ketika semprotan demi semprotan menerpa wajah dan tubuhku, terasa begitu erotic.

Kami semua rebah di ranjang, jarum jam menunjukkan 01,30 dini hari, berarti sekitar dua jam bercinta dengan tiga orang sekaligus, sungguh permainan yang indah dan jauh memuaskan. Satu persatu tertidur kelelahan masih dalam keadaan telanjang.

Tidak lama mataku terpejam ketika kurasakan ciuman di mulutku, Andre yang sudah menindihku berbisik, “Boleh nggak aku minta lagi.” bisiknya pelan di telingaku.

Tanpa menjawab, kubuka kakiku dan dengan mudahnya dia memasukkan kejantanannya ke dalam. Dengan goyangan perlahan seperti menikmati, ternyata tidak lama dia sudah orgasme, ternyata bisa juga dia orgasme dengan cepat, mungkin 15 menit. Kemudian kami kembali tertidur.

Tidak lama kemudian kejadian tadi terulang lagi, kali ini dengan James. Dengan cepat pula dia menuntaskan hasratnya. Ketika kami semua terbangun pukul 10 pagi, rasanya aku belum lama tidur, Kulihat Jason sudah memakai pakaian, sementara James dan Andre masih telanjang berbincang dengan Jason.

“Pagi Sayang, bagaimana mimpi indahmu..?” tanyanya.

“Terlalu indah untuk sebuah mimpi.” jawabku yang langsung ke kamar mandi untuk berendam menghilangkan lelah.

Tidak lama kemudian ketika sedang asyik berendam, muncullah James dan Andre di pintu kamar mandi yang memang tidak kukunci.

“Mau ditemenin mandi Mbak..?” tanya Andre.

“Pasti asyik kalau mandi bertiga.” sambung James.

Dan akhirnya sudah dapat diduga, kembali kami melakukan permainan sex bertiga, tapi kali ini dilakukan di kamar mandi, ternyata sensasinya berbeda dari tadi malam. Banyak juga aku belajar variasi baru.

Bertiga di kamar mandi, baik itu di bathtub, shower ataupun di meja westafel kamar mandi, sungguh pengalaman yang luar biasa. Cukup lama juga kami bercinta di kamar mandi hingga akhirnya Jason mengingatkan kami waktu check out.

Pukul 12 siang kami sudah bersiap untuk check out. Ketika James dan Andre sedang berpakaian, ternyata Jason memintaku sekali lagi untuk ‘quicky’. Dengan membuka pakaian seperlunya, kami kembali bercinta disaksikan kedua gigolo itu.

Namanya saja quicky, maka tidak sampai sepuluh menit dia sudah menyemprotkan spermanya di vaginaku, dan segera memasukkan kembali kejantanannya di balik celananya dan tanpa membersihkan lebih lanjut. Aku menngenakan kembali celanaku yang merosot tadi, dan kami check out hotel secara bersama-sama, tidak lupa setelah menukar nomer HP masing-masing dengan kenangan yang indah.

Sejak saat itu aku sering meminta James ataupun Andre atau mereka berdua untuk menemaniku kalau aku lagi perlu penyegaran. Soal ‘bisnis’ dengan mereka sepertinya sudah tidak menjadi point utama lagi.

SEKS PERTAMA KALINYA

Saturday, August 27, 2016

MANDIRIQQ - SEKS PERTAMA KALINYA

SEKS PERTAMA KALINYA


Keluargaku tergolong orang yang sedang-sedang saja, tapi masih bisa dibilang kecukupanlaah tapi tidak kaya. Aku adalah anak laki-laki satunya dari 5 bersaudara. Aku anak nomer 3 dari 5 anak anak orang tuaku. Ayahku bekerja sebagai PNS di kantor kecamtan tempat aku tinggal dan ibuku hanya seorang penjual kebutuhan makanan pokok dipasar. aku tinggal di suatu desa yang berdaerah di Magelang. waktu itu Kakak pertamaku baru SMA kelas 3, kakak kedua ku baru 3 SMP, sementara aku kelas 1 SMP dan adik-akikku yang satunya masih sd dan yang satunya masih kecil. Aku sama kakak kedua satu sekolahan jadi kita selalu berangkat bersama.



Bisa dibilang kalo aku ini anak yang agak nakal. Saat SMP pun aku sudah merokok ya walaupun masih mumpet-mumpet. Dan yang lebih parahnya lagi aku ini termasuk anak yang gila dengan sex. Aku sering nonton film BF baik lewat HP maupun kadang-kadang aku meminjam kaset VCD porno. Aku sangat berhasrat ingin mempraktekan apa yang sering aku lihat, tapi aku tidak bisa. Karena saat itu aku masih dilarang pacaran oleh orang tuaku karena umurku masih kecil. Umurku saat itu baru 13 tahun. Aku termasuk anak yang tidak jelek tapi juga gak ganteng, tapi aku mempunyai bakat dalam semua bidang olah raga tapi yang paling aku sukai saat itu adalah Volly. Tapi aku tidak menjadikan volley ini sebagai olah raga  murni tapi aku menjadi bakat volley ku ini sebagai sarana untuk mendapatkan uang.

Sampai suatu saat ada seorang cewek yang tau kalo aku volly dengan taruhan. Saat aku bermain volly sekilas aku melihat cewek itu memperhatikanku. Cewek itu namanya Rima, dia senagkatanku tapi berbeda kelas. Riska orangnya cantik, tinggi, tubuhnya langsing. Dia termasuk cewek cantik dalam sekolahanku. Tapi aku tetep focus pada volly ku ini. 15 menit sesudah volly dengan kemenanganku aku lantas menuju kantik untuk membeli minum. Tak lama aku dikantin tiba tiba Riska nyamperin aku, dia memanggilku karena saat itu aku sedang dengan teman-temanku. Oohh ya aku lupa ngasih tau, namaku Tomi. Cerita Mesum

“Thomas, bisa ngomong sebentar” ujar Riska
“Emang ada apa Rim, kok tumben kamu mencari kau” jawabku
“gak papa kok, bisa gak, kalo gak bisa yaudah aku pergi saja” sahut Riska dengan seakan dia akan pergi
“Eeeehh…iya bisa kok” lantas aq langsung nyamperin Riska
“Ada apa Ris” tanyaku
“Kamu tdi volley itu taruhan ya” Tanya Riska
“Kok kamu tau, siapa yang ngomong” jawabku
“Aaahhh gak perlu kamu tau siapa yang ngomong, bener atau enggak” Tanya Riska
“Iyha bener, terus kalo bener aku taruhan kenapa”?? jawabku menantang
“Aku akan ngelaporin kamu keorang tuamu kalo kamu sering maen volley taruhan saat sekolah” Riska menggetakku
“Eeeehhh..jangan donk Ris, nanti aku bisa dimarahin sama ortuku” jawabku memohon
“Makanya sekarang aku peringatkan, kalau maen volley lagi jangan pake taruhan, kalau enggak mau nurut aku akan member tahu orang tua kamu” Riska menasehatiku
“Iyha deeh Riska aku gak akan taruhan lagi. Kamu kok baik sama aku kayak gini emang kenapa Ris” tanyaku sambil menatap matanya

Riska tidak menjawab lantas meninggalkanku gitu aja. Aaaaahh….dasar cewek aneh pikirku Perlu diketahui kalo Riska itu adalah tetangga sebelah rumahku meskipun agak jauh ya sekitar 500 meteran lah dari rumahku. Kadang-kadang kita juga berangkat sekolah bersama. Riska termasuk keluarga yang lumayan kaya. Ayahnya mempunyai usaha jual beli sepeda motor, dan ibunya adalah seorang pegawai negri di kabupaten. Karena perbedaan derajat kita jadi aku menganggapnya biasa saja, karena aku berpikran tidak mungkin Riska mau sama aku. Walau kadang kadang aku juga menggodanya dan Riskapun malu malu. Biasa anak kecil ya begitulah, masih malu malu.

Sejak Riska menegurku waktu disekolah saat itu akumempunyai rasa yang berbeda dengan Riska. Rasa Cinta monyet pikirku. Lalu aku menemui Devi teman dekat Riska, lalu aku meminta nomer HP nya ( saat itu belum ada Blackberry jadi aku meminta nomer HP-nya) dan Devipun ngasih aku nomernya tapi aku berpean apda Devi agar tidak memberitahu dita kalau aku meminta nomernya ( biasa anak kecil masih jaim ). Malamnya aku iseng sms Riska, dalam sms ku aku hanya menulis “Haaaiiii”, Riska pun tidak membalasnya. 5 menit aku tunggu Riska tetap tak membalasnya, lalu aku sms lagi “Sombong banget siih Neng”. Naah sms ku yang kedua ini akhirnya dibalas oleh Riska “Kamu siapa, kok ngatain aku sombong, emang kamu kenal sama aku” bls Riska dengan judes.

Setelah Riska membalas judes akupun tak membalasnya, aku berniat untuk membuat penasaran dia. Keesokan harinya saat sekolah saat kami bertemu juga biasa saja tapi kalau aku Tanya tentang kenapa kemaren kamu “Care” denganku kayak gitu Riska masih tak menjawab dan langsung pergi. Hal itu semakin membuat aku penasaran. Malam harinya aku sms Riska lagi, sama seperti kemaren “Haaaiiiii” tapi kali ini Riska langsung membalsnya “kamu siapa, tolong dijawab, kalau kamu emang kenal denganku” balasan sms Riska. Karena balasannya baik gak judes seperti kemarenmalam akhirnya aku membalasnya jujur “Ini aku Thomas Ris,hehehe” bls smsku. “Oooalaah ini kamu to Tom, tak kirain siapa” bls Riska. “hehe,,,iyha ris ini aku Thomas, kamu lagi apa ris” balasku kembali. “lagi tiduran aja ni tom, kamu sendiri lagi apa tom?? Eeehh kenapa kamu sms aku ngatain aku sombong tom??” bls Riska. “sama aku juga lagi tiduran sambil nonton TV ris, hehehe…abisnya kemaren smsku yang pertama gak kamu balas kok, maaf ya ris” balasku. “lha aku gak tau nomer siapa makanya aku gak balas tom,aku orangnya gitu kalau gak kenal sms yang sms aku males balesnya” bls Riska. “Owwh begitu ya, aku minta maaf yak arena kau kemaren udh ngatain kamu sombong ris. Eeehh kamu udah makan belum ris?? Jangan lupa nomerku di save ya ris” balasku. “Iyha gak papa kok tom,makanya kalau sms itu dikasih nama biar tau. Aku udah makan kok, kamu udah belum tom” balas Tanya Riska. “Iyha Riska,,aku juga udah ko ris, eehh kemaren kenapa kamu care gitu sama aku rim” tanyaku yang masih penasaran. Kembali lag isms ku yang menanyakan tentang waktu itu gak dibalas lagi. Aku semakin dibuat penasaran, kenapa kalau ditanya tentang itu gak pernah dijawab. Aku bertekad untuk kapan kapan aku akan mengajak dia keluar dan aku akan menanyakannya lagi, mungkin kalau berdua dan bertemu langsung Riska akan jawab.

Siang harinya setelah pulang sekolah aku sms Riska “Riska kamu lagi apa?? Kamu ada acara gak??”. “Enggak ada kok tom, emang kenapa tom”??. “Aku ingin ngajak kamu maen ris,gmn kamu mau gak??”balasku. “maen kemana tom?? Tapi aku gak bisa sampai sore tom, soalnya aku nanti sore ada les” balas Riska. “Minum es buah aja kok, Cuma sebentar ris, setelah itu kita langsung pulang. Aku jemput kamu sekarang ya rim???”balasku bahagia. “Iyha tom” balas singkat Riska. Akupun langung menuju rumah rima yang hanya berjarak 500 meteran saja jd kn gak lama. Aku sampai didepan rumah Riska yang cukup besar itu ternyata Riska sudah menuggu didepan rumah. Langsung saja Riska membonceng motor Honda 70 ku yang jadul. Tak kusangka saat menuju es campur Riska berpegangan erat memeluk perutku, aku kaget, seketika juga langsung penisku berdiri tegang, tapi aku berusaha menahannya, agar Riska gak tahu.

Sampai tempat penjual es campur itu, kita ngobrol-ngobrol seperti biasa. Aku Tanya kesana sini, kemana mana panjang lebar dan sampailah aku kembali menanyakan kejadian waktu itu saat disekolahaan. “kamu setiap aku Tanya soal waktu disekolahan waktu itu kenapa kamu tidak menjawan ris, kenpa toh” tanyaku. “Eeeemmmm…kamu beneran mau tau kenapa ya tom”jawab rina menggodaku. “Iyha beneran mau tahu lah ris, kalau aku gak mau tahu ngapain aku Tanya terus sama kamu risris, kamu itu aneh” jawabku. “Begini tom, aku care sama kamu, mau ngasih tau kamu, marah marah kalau kamu salah semua itu karena aku suka sama kamu tom” balas Riska pelan. Tiba tiba sejenak aku diam dengan wajah yang kemerahan. “kamungomong gitu beneran ris??” tanayaku lagi. “Iyha beneran laah tom, ngapain kalo aku gak beneran suka sama kamu aku sampai mau kamu ajak keluar”jawab Riska. “Sebenarnya aku juga sudah suka sama kamu dari dulu ris, tapi aku gak berani ngomong karena kamu terlalu lebih segala-galanya ris. Berarti kamu mau jadi pacar aku kan ris??” jawabku pelan. “Iyha Tom, aku mau jadi pacar kamu, tapi janji kamu akan perhatian sama aku” jawab Riska minta janji. “Iyha ris aku akan selalu perhatian sama kamu, selalu sayang sama kamu ris”.

Hari itu kita pun jadian sebagai seorang kekasih. Semenjak jadian kita berangkat sekolah bersama, disekolahan selalu bersama, setiap malam selalu sms’an, bahagia rasanya dalam hati ini. Setelah seminggu lebih kita berpacaran, saat aku maen kerumahnya yang selalu sepi karena kedua orangtuanya yang selalu sibuk, lantas aku mencoba kadang mencium pipi Riska sambil tersenyum,Riska pun membalas dengan senyuman. Keadaan yang sepi membuat berhasrat untuk mencoba yang lainnya. Saat Riska tiduran diatas kakiku,  langsung saja aku beranikan diri mencium bibir Riska, Riska diam dan memandangku, entah setan apa yang ada diotakku ini, saat Riska memandangku aku langsung melumat bibir  rima, tapi tak kusangka ternyata Riska membalas lumatanku itu, dia membalas seranganku kebibirnya. Lidahnya juga bermain dimulutku. Ternyata dia lincah juga pikirku dalam hati. Lama sekitar 10 menit kita berciuman akhirnya kita kembali bersantai ngobrol aja. Waktu menunjukan sudah sore, akupun segera pulang.

Hari-hari selanjutnya selalu kita lalui seperti itu, saat aku maen dirumahnya kita selalu berciuman karena pada saat itu aku hanya berani menciumnya gak berani ngapa-ngapain. Sekitar sebulan lebih aku hanya berani sebatas ciuman saja. Setelah satu bulan lebih aku berpacaran dengan Riska, aku baru mulai berani pegang payudaranya, Riska pun membiarkannya saja. Setelah itu sampai suatu hari aku mengajaknya maen kerumahku. Saat itu rumahku sepi, keluargaku sedang pergi kekota. Setelah pulang sekolah dan Riska sudah ganti baju lalu dia datang kerumahku. “Pada kemana tom kok sepi rumahmu”Tanya Riska. “pada kekota ris, gak tau ngapain, aku sampai dirumah udah sepi kok, makanya aku meminta kamu untuk maen kerumaku” jawabku sambil senyum. “lha emangnya kenapa tom??” Tanya Riska. “kalau rumahku sepi kan kita jadi punya waktu yang banyak buwat bermesraan ris,hehe”jawabku sambil tersenyum. “Ahhh kamu ini aneh aneh aja tom, biasanya gimana aja” jawab Riska sambil senyum juga. Langsung saja kutarik tangan Riska dan langsung kucium bibir mungil Riska, kita saling berpagutan. Tangankupun sudah meremas-rems payudara Riska, walaupun baru dari luar kaosnya. Lama kita berciuman tanganku pun masuk kedalam kaos Riska, lalau aku tangankupun menerobos masuk BH yang dipakai Riska. Aku rasakan kenyal banget payudara Riska yang sedang ini dan tersa semakin mengeras. Aku pilin-pilin putting Riska dari dalam kaosnya sambil kita terus berciuman. Sejenak Riska melepaskan ciumanya dan merintih “Aaaahhhh…Tooom…Sakitt…Pelan-pelan saja ya” rintih Riska. Akupun sedikit mengendorkan tangankuyang memilin putingnya. Kita kembali berpagutan dan terus ku pilin putingnya.

15 menit sudah kita berciuman dan kupilin putingnya, lalu aku menggendong Riska masuk kamarku. Sampai dikamar aku menidurkannya dan kembali kita berciuman, kali ini tanganku  langsung menuju vaginanya, aku elus elus vaginanya dari luar celana dalamnya karena waktu itu Riska menggunakan rok jadi lebih mudah. Pertama tangan Riska menahanku, tapi aku terus berontak, aku terus menciumi bibir Riska dengan ganasnya sambil terus kutekan vaginanya sampai “Oooouuuuhhhh…..Ouuuuhhhh…” rintih Riska. Kali ini tangan Riska sudah tidak menahanku lagi, aku terus menekan nekan bibir vagina Riska. Terus kita berciuman tangan Riska aku pegang dan aku arahkan ke penisku yang sedari tadi sudah sangat tegang sampai keluar dari celana dalamku. Riska memegangnya tapi dia hanya sekedar memegang saja. Tanganku kembali ke vagina Riska, kali ini aku berusaha menyelipkan tanganku masuk kedalam celana dalam putih yang dia kenakan. Aku merasakan ada sebuah gundukan kecil tanpa ada bulunya. Apakah ini yang namanya vagina karena baru kali ini aku memegangnya secara langsung.

Tak berapa lama aku menyingkapkan kaos Riska dan menciumi putting ris kadang kadang juga aku sedot putingnya. Putting Riska sangat indah warnanya merah agak ke pink yang sudah mengeras. Sambil aku melumat payudara Riska tanganku membuka resleting celanaku dan menurunkan sedikit celana ku dan juga celana dalamku agar Riska bisa memegangnya dengan langsung dan bebas. Kupegang tangan Riska dan kuarahkan menuju penisnya dan akhirnya terpeganglah sudah penisku oleh Riska. Aku ajarkan tangan Riska agar menaik turunkan tangannya yang sedari memegang penisku. “Aaaahhh…Nikmat banget rasanya”. Tangan Riska sudah di penisku tanganku pun kembali menggogohi vagina Riska yang ternyata sekarang sudah mulai basah. Jari jri tanganku terus mencolek colek klitoris Riska, erangan demi erangan pun keluar dari mulut Riska “Aaaahhh….Niiikk…Maaaattt….” desah Riska.


5 menit sudah aku melumat putting dan mencolek klitoris Riska lalu aku membuka celana dalam putih Riska, lalu kuarahkan penisku didepan vagianya Riska. Sungguh dangat indah vagina Riska, putih bersih tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun, bibir vagina yang masih merah membuat birahiku semakin naik. Awalnya Riska gak mau nglakuin ini, tapi setelah aku meyakinkan Riska sebentar akhirnya Riskapun mau dengan janji kalau aku akan selalu setia sama dia, dan akupun mengiyakan nya. Dengan masih memakai celana dan Riska pun masih menggunakan rok nya aku memasukkan penisku ke vaginanya. “Pelan pelan ya sayang” ucap Riska sesaat akumau memasukan penisku. “iyha saying” jawabku sambil aku memasukkan penisku. Terasa sangat sulit banget kepala penisku masuk ke memek Riska “Aaaaahhhh….” Riska sudah mendesah. Lalu akupun tak kurang akal, aku mengambil sedikit air liurku dan aku oleskan ke kepala penisku untuk membuat licin. Dan akhirnya kepala penisku pun masuk “Oooooouuuuhhhhhhhh…..” desah Riska panjang.

Pelan pelan aku memasukan penisku dan akhirnya “Bleeeessshhhhh….” Masuklah semua penisku kedalam liang vagina Riska disertai dengan rintihan panjang Riska “Ooouuuuuhhhhh….Oooouuuuuhhhh…..”. Saat semua penisku masuk vagina Riska terasa ada suatu cairan keluar dan saat kulihat ternyata darah. Darah perawan Riska mengalir, sejenak aku berhenti. Setelah beberapa detik aku melanjutkan memompa Riska dengan perlahan. Desahan Riska tak pernah berhenti, setiap genjotan yang aku lakukan Riska terus mendesah kenikmatan “Ouuuhhhh…Aaaahhh…OOuuuhhhh…Aaahhhh…Sayaaaaaang…”. “Aaaaahhhh…Ooouuuhhh….”. desahan Riska disamping kupingku membuat aku semakin bersemakin memompanya. Semakin lama semakin keras aku memompanya.

10 menit sudah aku memompa Riska akhirnya aku merasakan kalau aku akan keluar, segeralah kutarik penisku dari memek Riska dan kukocok sebentar dan akhirnya “Crooottthhh…..Crroooottthhh…Crrrooottthhh…Crrrooooootttthhhh….. spermaku nyemprot bnyak banget di perut Riska bahkan sampai payudara Riska. Banyak banget spermaku yang keluar. Akjpun terkulai lemas, aku tiduran disamping Riska yang juga measakan sangat lelah.

Sejenak kita hanya saling diam. Dalam keadaan yang berlumpuran spermaku aku berucap lirih ditelinga Riska “I Love You Sayang” dan sambil tersenyum Riska juga membalasnya “I Love You Too Sayang” lanjut aku mencium bibir Riska sebentar. Lalu Riska menyuruhku mengambilkan tisu, dan akupun mengambilkanya. Setelah tubuh Riska bersih kita keruang tamu untuk sejenak ngobroldan akhirnya aku mengajak keluar Riska untuk makan.

Setelah kejadian siang itu aku dan Riska semakin mesra, disekolahanpun kita selalu bersama terus saat jam istirahat. Dan minggu-minggu, bula-bulan dan tahun mendatang jika suasana memungkinkan kita kembali melakukannya. Sampai saat kita memasuki SMA, disinlah kita mulai berpisah sekolahan, aku dan Riska tidak satu sekolahan. Hal itulah yang menbuat hubungan kita semakin jauh dan kahirnya kita putus. -

NIKMATNYA SEKS PERTAMA

MANDIRIQQ - NIKMATNYA SEKS PERTAMA

MANDIRIQQ
Namaku Desi, seorang wanita muda yang masih berumur 23 tahun dan memiliki perawakan yang biasa-biasa saja, aku memiliki kulit yang putih serta halus, dan juga Body yang semok. Kejadian ini bermula di saat diriku masih di bangku kuliah. Hubungan Sex kami begitu berkesan sampai membuat diriku sangat menikmatinya. Begini cerita awalnya.

Pada saat sama aku SMA bisa di bilang cewek yang nakal tetapi aku tetap mempertahankan keperawananku, banyak mantan mantan aku yang mengajakku untuk ML, tetapi aku selalu menolaknya. Aku lebih memilih putus dari pada harus ML Nakalnya diriku ini seperti bolos sekolah hanya untuk bermain main bareng temanku.

Setelah aku lulus dari sekolah aku langsung bekerja di kecamatan tempat aku tinggal. aku banyak berteman dengan orang yang lebih tua dariku bahkan yang sudah mempunyai anak dan suami. Pada saat bekerja aku juga sering mendapat godaaan dari teman sekantor aku, kebanyakan aku cuek saja.
Ketika aku mulai memikirkan kulliah sambil bekerja. Aku kulliah di desa tempat aku tinggal yang membuka fakultas luar kota. Disini aku melihat ada seorang cowok yang telihat berbeda di bandingkan cowok lainnya, cowok ini seperti mempunyai aura yang berbeda dengan yang lainnya.

Kami mulai saling berkenalan satu sama lainnya, cowok itu bernama WIlliam. Kami semakin dekat saja, dengan segala alasan aku mengajak William untuk bertemu. ketika sedang bercanda entah disengaja atau gak disengaja William selalu berusaha memegangku, entah itu hanya di pipi, ataupun dibagian tubuh yang lainnya. Tapi aku selalu saja membiarkannya, sampai akhirnya aku tak kuasa menahan perasaanku yang selama ini aku pendam. Malamnya aku langsung menghubungi William.

“Kamu dmn Will (aku biasa memanggilnya Will)???”
“Dirumah, emang ada apa San??” jawab William
“Aku lagi dcafe dekat rumah kamu nih, aku maen kerumah kamu boleh ya??”
“Iyha gak papa maen aja, aku juga gak ada acara untuk pergi-pergi kok” jawab William

Beberapa menit kemudian aku sudah nyampai dirumah William, ternyata dia sudah menunggu didepan rumah. Dan..

“Heeeiiii kamu ngapain dirumah aja, biasanya kamu kan maen” tanyaku sambil langsung duduk disamping William

“Lagi gak kepengen keluar kok, males. Kamu tadi di cafe **** sama siapa???” jawab William
“Tadi sama Ida, Lha km males kenapa nge kik, emang kamu lagi ada masalah ya???”
“Gak papa kok, lagi males aja, gak bersemangat, gak ada yang membuat bersemangat Si” jawab Wiliam.

Waaah ini kesempatanku untuk mengungkapkan perasaanku, aku pasti bisa membuat semangat William lagi,”ucapku dalam hati”

“Eeeehhh…malah bengong kenapa Si,,kamu minum apa??” Tanya William
“Eeeeggg…..Engggak papa kok Wil, apa aja deeh yang penting seger” jawabku dengan sedikit tesendat

Kemudian William masuk untuk mengambilkan sebotol frestea dingin, aku masih deg-deg an gimana caranya untukku memulai ngomong sama William, dan gak berapa lama akhirnya William keluar.

“Ini minumnya Si, diminum” ucap William sambil menyodorkanku sebotol Frestea
“Iyha Wil” jawabku singkat sambil menerima botol minumnya
“Rumahmu kayaknya sepi pada kemana Wil”
“Pada pergi kerumah mbahku kok Si, yang dirumah hanya aku dan adekku saja”
“Ooowwhhhh…. Lha cewek kamu kemana, kan mumpung rumah sepi kan biasanya cowok memanfaatkannya,hehe…” tanyaku sambil ketawa

“Aku gak punya cewek Si, asal kamu tau yang sekarang lagi deket sama aku itu hanya kamu Si” jawab William

“Aaaahhh gombal kamu Wil, masak cowok kayak kamu gak punya cewek, gak percaya aahh” Jawabku sambil memancingnya

“Beneran Si, ngapain aku bihing sama kamu, toh bohong sama kamu juga gak ada untungnya kan” ujar William

Setelah kurang lebih setengah jam kita ngobrol akhirnya akupun mengungkapkan perasaanku pada William, dan William pun menyatakan perasaan yang sama seperti yang aku rasakan. Dan akhirnya malam itu kita berdua jadian.

Sampai suatu ketika waktu itu aku menghadapi skripsi. Sekelasku karena mahasiswanya tidak banyak, maka dibagi menjadi 2 kelompok, dan aku ternyata satu kelompok sama William. Kami pun menghadapi bimbingan skripsi bersama-sama, dan kami berniat untuk mendatangi dosen pembimbing kita kerumahnya. Lalu kelompok memilih aku dan William untuk datang kerumah pebimbing kita dan William pun menyetjuinya. Hari minggu malam itu aku berangkat kerumah dosen dengan William, aku menjemputnya dirumahnya. Malam itu dengan baju rapinya kelihatan sangat Ganteng sekali. Pukul 19.00 akhirnya kita langsung meluncur kerumah dosen, aku berboncengan dengan mesra kepada William.
Setelah sampai ke kota, aku melihat jalan yang dituju William ini bukan jalan kerumah dosen pebimbing kita, dan.

“Will kita mau kemana, ini kan bukan jalan menuju rumah pak Hardi (dosen pembimbing) kn???” tanyaku
“Iyha emang enggak kerumah pak Hardi, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat” jawab William
“Eeeehhh…kamu jangan aneh-aneh donk Will, nanti aku juga harus pulang, nanti kalau kemaleman aku bisa dimarahi Wil” tanyaku gelisah
“Enggak kemaleman kok, udah kamu santai saja” jawab Will

Kemudian tiba-tiba Will berhenti dipinggir jalan dan mengambil telponnya, ternyata dia menghubungi pak Hardi kalau mala ini gak jadi kerumahnya karena ada acara mendadak. Setelah itu William kembali melanjutkan perjalanan. Dan kurang lebih 15 menit sampailah Di hotel pesona.
“Kita mau ngapain Disini Wil” tanyaku
“Aku kangen sama kamu Si, aku ingin mengajak kamu untuk berduaan”
“Aaaahhh kamu aneh-aneh saja Wil, nanti kemaleman aku dimarahi ”
“Sebentar aja kok Si, kamu tenang aja”

Belum sampai aku menjawabnya aku ditarik sama Will untuk masuk kedalam kamar hotel yang ternyata sudah dipesannya. Sampai didalam kamar, pintu pun langsung ditutup William dan langsung dikunci dan kuncinya diambil oleh William. Dan langsung saja Der memelukku, dia langsung mencium bibirku. Pertama aku berusaha menolaknya, tapi William terus saja menciumiku. Aku yang dalam pelukan William tak bisa bergerak, William leluasa menciumiku. “Malam ini kasih aku yang special Si, aku kangen banget sama kamu Si” Bisik William. Setelah lama berciuman, akhirnya aku terasa menikmatinya. Aku membalas ciuman William, lidah kami pun saling berpagutan, lidah panjang William menguasai mulutku, kadang sesekali William mencokot lidahku. Terasa penis William sudah mulai keras, terasa dari luar celananya.

Akhirnya William melepaskan pelukan eratnya, setelah aku mulai menikmatinya. Tangan William kini mulai aktif, dia mulai memegang payudaraku dan meremasnya meski baru diluar bajuku. Sambil terus berciuman, tangan William tak henti-hentinya meremas payudaraku yang sekarang tangan William mulai membuka kancing bajuku satu persatu dari atas. Maka sekarang terbukalah bajuku, tangan William masuk kedalam BH yang aku pakai, tagannya terus meremas payudaraku sesekali memlintir putingku “Aaaaahhhh….Aaaaahhhhh…” sesekali aku medesah. Setelah aku semakin bernafsu dan aku tak ingin pulang kemaleman. Saat tangan William membuka pengait BH ku, dan sekarang aku sudah telanjang dada tanganku langsung memegang Penis William. Terasa sangat besar sekali, dan sudah sangat keras sekali.


Tangan William setelah puas dengan payudaraku sekarang dia mulai menciumi buah dadaku dengan ganasnya, terlihat William malam itu sangat buas sekali. Sambil menciumi payudaraku dan sesekali mencokot puitngku, tangannya sekarang mulai membuka Hak celanaku, dan tangannya sekarang sudah mulai masuk kedalam celana dalam ku. Saat tangannya masuk kedalam celana dalam ku aku tak mau kalah, aku buka saja HAK celananya juga dan aku keluarkan penisnya dari celananya. Dan Woooow penis William terasa sangat besar sekali. Tanganku serasa tak muat untuk menggenggamnya. William yang sudah bernafsu langsung mengobok obok memekku “Ouuuuuhhh….Oooouuuuhhh….Oooouuuuhhhh…..” desahku saat jari William masuk dalam memekku.

Aku pun yang sudah dilimuti gairah nafsu, langsung menarik tangan William dari memekku dan aku langsung jongkok didepan William dan langsung saja aku mengulum penis William dengan ganasnya. Penis William sangat besar sekali dan panjang. William pun terus mendesah saat penisknya aku kulum dengan ganas “Aaaahhhhh….Annn….Annnnniiiiiii……Aaaaaahhhhhh”. 10 menit sudah aku kulum penis William, aku terus berdiri dan membuka celana dan celana dalam ku yang masih aku pakai, aku mendorong William hingga William duduk di sofa kamar. Akupun langsung naik diatas paha William dan aku masukkan Penisnya. Saat penis William menembus memekku

”Ooooouuuuuhhhh….Kiiiikkk….OOooouuuuuhhh….” aku mendesah keenakan. Tangan William membantuku memegang pantatku dan menaik turunkan, semakin lama gerakan tangan William semakin cepat. Aku dan William selalu mendesah bersamaan. Setelah berapa lama aku diatas William, William mengangkat badanku dan menyenderkan aku di depan meja TV, kemudian William menusuku dengan Penisnya Dari belakang “Aaaarrrrrgggghhh…..Kiiiiikk….Niiiikkkk….Maaaaatttt kiiiiiik….” Desahanku seiring cepatnya gerakan William.

Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit William memompaku dari belakang, William sangat cepat sekali menyodokku sambil mengerang “Aaaaarrrrgggghhhh…..Annnn….Annnniiiiii….Akkkuuu….Mauuuuu…Keluuuuuaaarrrrr….” sambil terus lebih kencang menyodokku. Dan akhirnya “Croooootttt….Crooootthhhh…Crroooottthhh…Crrooooottthhh” tak terhitung berapa kali sperma William menyemprot kedalam liang memekku, yang aku rasakan sangat banyak sekali.

Aku dan William terkulai lemas sambil duduk disofa dengan masih keadaan bugil dengan masih berciuman. “Aku saying kamu Si, aku ingin seperti ini terulang lagi Si” ucap William. Tanpa menjawab aku langsung berdiri dan mengambil pakaianku lalu membersihkan tubuhku dikamar mandi. Setelah aku selesai, William pun sudah selesai berpakaian dan akhirnya aku mengajak pulang William.

Setelah kejadian itu aku dan William sering melkuka hubungan Sex dimana saja tapi bukan dihotel. Kami mencari temoat yang sepi tidak jauh dari rumah William, kadang juga dirumah William.

PECAHNYA PERAWAN LISA

Friday, August 26, 2016

MANDIRIQQ - PECAHNYA PERAWAN LISA

PECAHNYA PERAWAN LISA


Perkenalkan namaku Rido, kisah ini terjadi sebelum aku menikah dan berkeluarga, dulu aku tinggal di kota P di bilangan Jakarta Pusat, di belakang rumahku tinggal keluarga M. Sebenarnya dia masih ada famili jauh, tp hubungan saudaraku hanya dgn bapaknya yg sepupu dari ibuku, sedangkan Ina adalah anak yg dibawa dari istri Omku M karena dia menikahi janda teteh I dari daerah bogor.



Saat aku masih duduk dibangku SMP hingga SMA aku suka main dirumahnya, dan karena pengaruh dari buku-buku XXX dan jg film XXX aku mulai berani memegang-megang bagian sensitif dari tubuh Ina, keluarga M tdk curiga karena aku masih mereka anggap saudara atau keponakan walau jauh. -cerita sex terbaru- Dulu sering saat dia sedang menyapu aku peluk dari belakang dan meraba-raba buah dadanya atau saat aku menginap aku meremas-remas tangan dan mengelus pahanya, Ina masih lugu saat itu dan hanya respon birahi yg dia berikan tanpa dia mengerti harus bagaimana saat itu, akupun sering beronani dan membayangkan seandainya aku bersetubuh denganya.

Tiga tahun berlalu, dan kini aku bekerja diperusahaan export import, Ina pun menikah dgn W pria yg jg masih tetangganya di kota P. W adalah pria yg berpenghasilan dgn menjadi tukang ojek. Aku sdh tdk tinggal di kota P, tp kost di daerah T yg masih dalam wilayah Jakarta jg, hal ini agar dekat dgn tempat aku bekerja.

Saat itu aku sedang dinas luar, dan karena kebetulan lewat daerah P, maka aku sempatkan mampir kerumah Om M untuk sekedar beristirahat sebentar, ternyata Om M sedang kerja dan teteh I sedang menunggu warung nasinya, yg ada hanya adik Om M yg tuna rungu atau bisu. Saat itu pernikahan Ina baru 1 tahun, saat aku datang dia sedang menonton sinetron di televisi dan mengenak daster tanpa lengan.

"Hai Na.. Apa kabar?" sapaku.
"Eh Rido.. Lama ngga keliatan, ayo masuk.. Tumben, ada apa nih?" sahutnya lembut.
"Kebetulan aku lewat sini jadi sekalian mampir" jawabku.

Dia membuka lemari es dan memberikanku segelas air dingin, setengah jam kemudian dari mulutnya meluncur cerita tentang W sang suami, dulu suaminya itu tukang jajan ke tempat prostitusi dan jika berhubungan intimpun hanya sebentar.. Kadang k0ntolnyapun tdk mau ereksi. Aku mendengarkan ceritanya dgn santai, dan akhirnya dia mengatakan soal aku dan dia dulu yg membuat jantungku berdegup keras.

"Jadi ingat dulu ya di? Saat kita masih.."

Kujentikkan jariku dimulutnya agar tdk meneruskan kalimatnya dan secara spontan kuremas jemari tangannya, dan kulumat bibirnya dgn penuh bernafsu serta kupeluk tubuhnya erat. Ema melenguh tanda birahinya jg mulai memuncak.

"Arghh.. Do.. Ohh.."

K0ntolkupun sdh sangat tegang seakan akan loncat dari tempatnya dibalik celana panjang kerjaku. Kini kuarahkan lidahku ke lehernya, kemudian turun kebelahan dadanya, isis makin mendesah hebat dan reflek tangannya membuka reluiting celanaku dan mencari k0ntolku yg sdh menegang keras. Dikocoknya k0ntolku lembut dan perlahan, rasa nikmat menjalar diseluruh tubuhku. Kubuka tali dasternya dan kini Ina hanya mengenakan bra dan celana dalamnya saja..

Sedangkan jari jemari Ina mulai melepas kemejaku, dan dgn lihai dia melepas celana panjangku, ku buka bra yg menutupi payudaranya yg masih terhitung kencang karena Ina belum mempunyai anak, kujilati dan kuremas pelan kedua bukit indahnya itu..

"Shh.. Rido.. Oh.. Rido.. Sayanng.. Enaak.. Ahh" desahannya membuat libidoku makin meninggi dan meledak-ledak.
"Ka.. Mu.. Sek.. Si naaa.. Ssh.." ucapku terputus-putus karena gelegak birahi yg meletup-letup.

Rasa penasaranku pada saat aku masih duduk dibangku dibangku sekolah harus kutuntaskan, toh dia kini sdh ada yg punya, pikirku. Aku tak membuang banyak waktu, kulepaskan celana dalamnya yg berwarna putih dan kulepaskan jg celana dalamku, hingga k0ntolku kini berdiri tegang bebas dan siap menuju lubang surgawi milik Ina..

Kuarahkan mulutku keliang memeknya.. Lalu mulai kujilati memeknya yg sdh basah karena dia sdh mengalami birahi ygs angat tinggi, dan sesekali kuhisap itilnya yg kemerahan.

"Uff.. Rido.. Ka.. Mu apakan me.. Mek Emas.. Akh.. Bang W tdk per.. Nah lakukan ini.. Ouh.. Ssh.. Arghh"

Ina mulai meracau, mungkin suaminya karena dulunya sering jajan diluar makanya jarang atau bahkan tdk mengerti apa itu foreplay. Kesempatan.. bathinku..

Jilatanku makin menggila dan Ina mengoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan pertanda dia sdh lupa diri dan lupa segala-galanya bahwa kini statusnya adalah istri W.

"Oohhhh.. Ridoo.. Ina.. Ga tahaan.. Masukiin doong.. Pleasee.. Aahhhh.. Masukin kontolmu di.. Aahhhh.."

Kulihat Ina sdh tdk sabar lagi untuk menggapai orgasme dan membuka memeknya lebar-lebar dgn melebarkan kedua kakinya.. Kuhujamkan k0ntolku ke memeknya yg sdh basah.. Lebih mudah bagi k0ntolku dan langsung masuk kedalam memeknya..

"Oughhhh.. Arghhhh.. Ohh.. Kontol Rido enak.. Ahh.. Coba da.. Ri du.. Lu dooo.. Ohh"

Ina meracau tak karuan, kugenjot k0ntolku keluar masuk liang surgawinya dan lambat laun makin cepat dan cepat, sehingga menimbulakn suara

"Plokk.. Plok.." diseluruh ruangan..30menit berlalu kuhujamkan k0ntolku kedalam liang surgawinya, tiba-tiba.. Memeknya menjepit keras k0ntolku dan dia memmeluk erat serta menggigit putingku.. Rupanya dia sebentar lagi akan orgasme.. Kupacu k0ntolku lebih cepat dan tubuhnya menggelepar-gelepar karena nikmat.

"Ridoi.. Ina ke.. Lu.. Arr.."
"Iya.. Sayang.. Aku jg.. Sebeenn.. Tar lagii" ucapku menderu..

Karena k0ntolku jg sdh mengeras dan berdenyut-denyut siap memuntahkan laharnya..

"Emas.. Ohh.. Aku.. Jg.. Ke.. Luarr..".

Tubuhku ambruk didadanya, dgn tubuh berkeringat kuelus payudaranya dan kucium bibirnya..

"Ina.. Barang kamu enak.."..
"Barang kamu jg do.. Ahh.." sahut Ema lemas tak berdaya.

Tanpa kami sadari ada sepasang mata mengawasi dari tadi, bahkan mungkin dari awal, kulirik ruangan sebelah yg hanya tertutup tirai, kulihat disebelahku Ina sdh tertidur pulas karena kelelahan, kuhampiri orang yg mengintipku sejak tadi, ternyata dia adalah adik omku M yg bisu, tanpa sehelai benangpun kuhampiri dia, adik omku ini bertubuh agak gemuk dan kulitnya agak kecoklatan, dia hanya menatap k0ntolku yg kini sdh mulai kembali tegang. Kutunjuk dgn jari kearah k0ntolku dgn maksud apakah dia menginginkan ini jg seeprti yg dilihatnya tadi.

Kuraih tangannya untuk memegang k0ntolku, tangannya gemetar karena aku tahu pasti dia belum pernah disentuh laki-laki apalagi diraba, aku takut ada orang lain lagi yg datang dan ada mata lain yg menangkap basah perbuatanku ini, maka segera kubuka bajunya dan seluruh pakaian dalamnya, kusedot dan kuhisap payudaranya dan kumasukkan jariku ke dalam memeknnya..

"Uhh.. Mphh.. Shh" Mbak M mulai keenakan karena mungkin dia sdh horny dari tadi melihat adeganku dgn Ina, kuhujamkan k0ntolku agak keras kelubangnya yg masih virgin alias perawan, kututup mulutnya agar tdk berteriak atau mengeluarkan suara keras, hingga membangunkan Ina atau terdengar oleh yg lain.

Kugenjot makin cepat dan cepat, Mbak M kusuruh menungging dan tangannya berpegangan pada bibir ranjang, kugenjot k0ntolku keluar masuk, tiba-tiba dia berbalik lalu denga ganasnya memegang k0ntolku untuk dimasukkannya ke memeknya dari depan lalu mengajakku jatuh keranjangnya, kugenjot lagi dia dgn posisi normal seperti yg dia inginkan..

"Mph.. Argh.. Uhh.. Ah.. Akhh" karena bisu dia tdk bsia mengatakan akan orgasme atau keluar, maka dia memeluk erat dan menggigit leherku lalu terkulai lemas dgn mata terpejam, aku harus orgasme jg denganya, pikirku..

Tdk perduli dia sdh terkulai lemas dan memejamkan mata, kugenjot dia cepat dan k0ntolku mulai berdenyut-denyut agak lama kini aku mengalami orgasme, karena sepengetahuanku, jika pada permainan kedua laki-laki akan mempunyai daya tahan yg agak lama. Nafasku mulai membur dan sambil kugenjot memek Mbak M yg sdh basah itu kucumbui bibirnya walaupun Mbak M tdk merespon atau mungkin tdk tahu bagaimana cara berciuman.

"sshhhh.. Mbak.. Aku mau munn.. Cratt.. Arghh" kutumpahkan spermaku didalam liang memeknya yg hangat..

Ahh.. Nikmat sekali istirahatku siang ini.. Kukenakan pakaianku dan kubangunkan Ina untuk berpamitan, sambil kubisikkan padanya.

"Lain kali kita ketemu diluar ya?" Ina hanya menjawab dgn anggukan dan senyuman.


Pada cerita terdahulu aku sdh menceritakan pengalaman bagaimana perselingkuhanku dgn Ina dan jg sekaligus adik pamanku Mbak M, setelah kejadian itu aku dan Ina beberapa kali bertemu di hotel dan mengulang serta mereguk dahaga akan seks diantara kami berdua, sampai akhirnya setahun aku tdk bertemu denganya lagi. Kudengar kini Ina sdh mempunyai seorang anak dari pernikahannya dgn W.

Entah kenapa sejak pagi ini aku terus memikirkan Ina, rasa rindu untuk bersetubuh lagi denganya begitu kuat dan menggebu, hingga akhirnya kuberanikan diri kembali untuk datang ke rumahnya siang ini disela waktu kerjaku. Kuketuk pintu beberapa kali, seperti biasa rumah itu terlihat lengang dan sepi. Agak lama aku menunggu di muka pintu sampai akhirnya pintu terbuka dan yg membukakannya adalah Lisa adik Ina, perlu jg aku ceritakan bahwa Omku MJ menikah dgn seorang wanita ynag sdh menjanda 2 kali yaitu teteh I dan dia membawa 2 orang anak yaitu Ina dan Lisa dan keduanya berlainan bapak.

"Eh Kak Rido, sdh lama nggak ketemu.. Masuk Kak," ucap Lisa seraya membuka pintu.

Suasana rumah persis seperti dulu aku datang lenggang dan sepi.

"Pada ke mana Lis?" ucapku basa-basi.
"Mama jaga warung, Papa kerja.." jawab Lisa,
"Engg.. Kalo Kak Ina?" tanyaku lagi cepat.
"Kak Ina sdh nggak tinggal disini, dia ngontrak dgn Om W di kota T," lanjutnya.

Ada rasa kecewa dihatiku karena segala hasrat dan pikiran kotorku sejak pagi ini tdk kesampaian. Lisa adalah gadis yg beranjak dewasa, tubuhnya ramping dan agak kecil. Tp kulitnya benar-benar putih mulus dan bibirnya merah merekah yg membuat lelaki manapun akan gemas melihatnya. Saat itu Lisa hanya mengenakan kaos you can see/kaos tanpa lengan dan celana pendek olahraga yg sangat pendek dan minim. Sempat aku menelan ludah melihat pahanya yg mulus dan menantang itu, tp aku berusahan sebisa mungkin menahan gejolak nafsu yg sejak pagi ini begitu menggebu.

"Lisa masih sekolah ya?" tanyaku untuk menghilangkan kegalauan.
"Ihh.. Enak aja, makanya Kak Rido sering-sering main dong ke sini, sekarang Lisa sdh kerja tauu.." ucapnya dgn gaya manja.
"Oh ya? Wah nona Lisa yg cantik ini sdh besar rupanya ya?" lanjutku.

Kulihat Lisa tersipu malu, terlihat dari wajah putihnya yg merona merah. Entah keberanian dari mana, tiba-tiba kata-kata ini meluncur dari mulutku,

"Lisa.. Sekarang kamu bener-bener cantik dan sexy deh.." ucapku sambil menelan ludah.
"Ihh.. Kak Rido gombal ah.." balasnya seraya tertawa renyah dan mencubit pahaku.
"Ehh... Berani nyubit Kak Rido ya? Sakit tau.." jawabku sambil pura-pura menunjukkan rona muka kesakitan.

Kukejar dia yg mencoba menghindar dan berlari kecil dariku. Tiba-tiba Lisa terjatuh di karpet ruang tamu karena tersandung pinggiran sofa, akupun tdk kehabisan akal, kuikuti dia dan ikut pula pura-pura terjatuh dan menindih tubuhnya yg telentang di karpet ruang tamu. Tubuhku merapat dgn tubuhnya, dadanya yg tdk terlalu besar tp sexy itu naik turun seakan menahan gejolak, bagi gadis remaja yg mulai beranjak dewasa itu.

Kupandangi mata dan bibirnya yg merakah itu, spontan saja kubelai lembut rambut dan keningnya, tdk ada gerakan penolakan darinya.. Bahkan ketika kucium bibirnya dan melumatnya dgn penuh bernafsu.. Lisa tdk menolak, bahkan melayani pagutan demipagutan bibirku. Lidah kami slaing mnejelajah dan nafas kami berdua mulai tak teratur, dan terdengar menderu terpacu birahi. Tanganku bergerilya dibalik kaosnya, dgn lihai kubuka ikatan tali bra miliknya yg menutupi kedua buah dadanya.

Terasa detak jantung Lisa berdegup keras, mungkin dia belum pernah diperlukan seperti ini oleh lelaki ataupun pacar-pacarnya dulu. Kuangkat kaosnya sebagian keatas, hingga kini buah dadanya terlihat jelas dipelupuk mataku, sambil terus kupagut bibirnya, kuremas lembut payudaranya dari bawah sampai puncak putingnya. Lisa menggelinjang hebat dan mulai mendesah hebat sambil memejamkan matanya..

"Ahh.. Kak.. Dooo.. Ouhh" desahnya membuat libidoku makin meninggi.

Lalu lidahku turun kelehernya.. Kebelahan dadanya.. Dan akhirnya kujilati dan kusedot teteknya yg mulai mengeras.

"Arghh.. Kakk.. Ughh.. Mphh.." Lisa mendesah penuh nimat, sambil terus kujilat dan kusedot putingnya, kubuka celana pendeknya, hingga Lisa hanya mengenakan celana dalamnya saja yg berwarna biru.

Kuraba permukaan memeknya yg masih tetutup CD, kuremas-remas pelan dan kusodok-sodok dgn jari jemariku yg lihai menggeraygi mekynya.

"Uhh.. Kak.. Riii.. Doooo.. Ahh.. Aduhh.. Kak.. Kok. Gi.. Ni sih ahh.. E.. Nakk.. Ohh.." Lisa sdh mulai meracau tak kuasa menahan nikmat yg menghinggapi sekujur tubuhnya.

Kubuka celana panjangku dan kutuntun tangannya untuk menggengam k0ntolku., kugerakkan tanganya agar membuat gerakan mengocok k0ntolku yg sdh begitu snagat tegang dan tak sabar ingin meraih kenikmatan.

Kulepaskan celana dalamnya, yg tertinggal kini hanya mey-nya yg ditumbuhi bulu-bulu halus dipermukaannya. Kuarah lidahku ke liang kewanitaannya, Lisa terhenyak kaget dan matanya terbelalak, karena seumur hidup dia belum pernah diperlakukan seperti ini padanya.

"Kakk.., Uhh.. Ge.. Lii.. Ahh.. Kak.. Rido.. Mphh.. Geli.. Uohh.. Enak.. Me.. Mek Lisa.. Ahh.." racau Lisa tdk karuan, memeknya mulai basah pertanda birahinya sdh sangat memuncak.

Kuarahkan k0ntolku keliang memeknya, sempit dan tertahan sesuatu..

"Kakk.. Arghh.. Sa.. Kiit.. Lisa.. Takut Kak.." ujarnya terputus-putus antara sakit dan nimat.
"Takut apa Lis?" ucapku masih dgn nafas menderu.
"Lisa takut hamil kakak.." ujarnya lagi.
"Kalau hanya sesekali tdk akan hamil Lis.." rayuku karena nafsuku sdh begitu membludak, diotakku hanya berkata bahwa hari ini aku harus mereguk kepuasan dari gadis ramping dan mulus ini.
"Ja.. Ngan disini Kak.. Lisa takut.. Nan.. Ti ada orang.." nafasnya masih tak teratur.
"Jadi Lisa mau kita ke hotel? Emangnya Lisa nggak kerja?" lanjutku.

Lisa menggeleng,

"Lisa lagi off Kak.." karena dia bekerja sebagai SPG di sebuah mall makanya liburnya justru pada saat hari kerja.

Kupacu motorku kedaerah menteng, dan kucari hotel yg bertaraf sedang, tdk terlalu mewah tp cukup untuk berdua tuntaskan hasrat, dalam hati aku tertawa, gila.. Dulu hotel ini kupakai bersama Ema, kini dgn Lisa adiknya walau mereka berasal dari dua bapak yg berbeda. Kuparkir motorku dan bergegas menuju resepsionis, agak tergesa memang, karena nafsuku yg sempat membludak tadi menjadi tertunda.

Sesampai dikamar hotel kulumat rakus bibirnya dan smabil dgn posisi berdiri kami tanggalkan semua pakaian yg melekat ditubuh kami. Bagai dua orang yg sangat haus dan lapar akan seks, kami berdua saling bercumbu dan berguling diranjang hotel yg empuk, kini Lisa benar-benar meluapkan nafsunya karena sdh tdk ada lagi rasa khawatir di didrinya akna ada orang yg melihat. Kujilati tetenya yg mengeras dan kusedot putingnya membuat Lisa mendesah dan meracau sejadi-jadinya.

"Kakaak Rii.. doo ahh.. Teruuss.. Terussiin kaka.. Auhh.. Lisaa enakk nihh.." Lisa menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan benar-benar kewalahan akan seks dan kenikmatan yg baru direguknya.

Kujilati memeknya yg basah oleh cairan, kujelajahi liang surgawinya dgn lidahku dan sesekali menghisap dan menggigit kecil klitorisnya, tubuhnya menggelepar.. Tanganya meremas rambutku dan Lisa menggigit bibirnya saking nikmatnya. 10 menit berlalu dan jilatanku pada memeknya makin liar dan menjadi-jadi. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, tangannya mencengkram rambutku begitu kuat, setengah histeris Lisa berteriak dan mendesis..

"Ahh.. Kaa.. Imaahh.. Ke.. Luarr.. Ahh.."

Lalu semenit kemudian tubuhnya lunglai dan terkulai lemas diranjang. Kubiarkan Lisa menikamti orgasmenya.. Kujilati tetenya dan sesekali kuciumi bibirnya, sampai akhirnya libidonya kembali bangkit. Kuarahkan k0ntolku kemulutnya, Lisa sempat menggelemg tdk mau melakukannya.

"Lisa belum.. Pernah Kak.." ucapnya pelan.

Aku tersenyum dan berkata,

"Pelan-pelan Lis.. Kak Rido ajari.."

Pertama Lisa mengoral k0ntolku terasa giginya mengenai batang k0ntolku dan membuat ngilu, tp 5 menit kemudian dia sdh lihai dan benar-benar pandai mengocok k0ntolku dimulutnya.. K0ntolku makin mengeras dan Lisa makin ketagihan dan makin cepat mengocok k0ntolku didalam mulutnya, aku mengerang penuh nikmat..

"Arghhhh.. Lisa.. Ohh.. Ka.. Mu pintarr.. Sayaang.. Ohh.. Iya teruss.. Enaak.." racauku.

Kukeluarkan k0ntolku dari mulutnya, lalu kuarahkan pada memek yg sdh licin setelah orgasmenya yg pertama tadi, kini k0ntolku setengah masuk ke memeknya..

"Ouh.. Maasih.. Sa.. Kit Kak..". ucap Lisna denga wajah meringis..

Kutarik keluar pelan-pelan.. Lalu kuhujamkan lagi lembut, makin lama k0ntolku makin terbenam kedalam liang memeknya yg sempit.. Dan ketika kurasa tinggal sedikit lagi kutekan agak keras..

"Ahh.. Kakk.. Lisa setengah menjerit"

Karena kaget ketika seluruh k0ntolku amblas didalam liangnya. Kumaju mundurkan pantatku, dan terdengar suara decakan dari liang surgawinya, kugoyang sedikit k0ntolku sehingga membuat memek Lisa berdenyut-denyut.

"Ahh.. Kakakk.. Enaak.. Kak.. Benerr.. Dehh.. Uhh.. Teruss.. Lisa.. Inginn.. Ini.. Teruss.. Ahh," racau Lisna lagi.

Kugenjot makin cepat.. Cepat dan cepat..

"Lisa.. Ohh.. Memekmu sempit Lis.. Uhh.. Nikmatt" desahku ke enakan..
"Kak Rido.. Ihh.. Kok ginii sihh.. Enakk bangett.. Ahh.. Lisa nggak tahaan nih.. Kakk.." Lisa mendesah hebat.

Genjotan k0ntolku di liang memeknya makin menggila dan kurasakan k0ntolku mulai berdenyut-denyut siap memuntahkan sprema. Tubuh Lisa bergetar dan mengejang hebat..

"Kakk.. Ahh.. Teruss.. Dikiit lagi.. Lisa mau.. Keluarr lagii.. Ouhh," desah Lisna panjang mengiringi orgasmenya.

Akupun ingin tuntaskan permainanku dan mencapai orgasme.. Aku menggeram hebat dan nafasku makin menderu..

"Aku.. Ju.. Ga.. Ma.. Uu.. Keluarr Liss.. Arhh"

Tubuhku terkulai lemas diatas tubunya, kami bersimbah peluh dan saling tersenyum penuh nikmat. Kamipun melakukannya lagi dan benar-benar memuaskan dahaga seks kami berdua hingga siang berganti malam.

2 GADIS MUDA

Newer Posts Older Posts Home