WWW.MANDIRIQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Pages

Sunday, April 17, 2016

MANDIRIQQ- CERITA YANG SANGAT BERGAIRAH.

CERITA YANG SANGAT BERGAIRAH.

MANDIRIQQ

Cerita ini berawal ketika Santi, wanita cakep temenku di datengi adik kostnya.

– mbak, mau kubantu ? – suara Hanny terdengar saat masuk ke kamar kostku.

– Walah ya jangan repot2, ini kan cuma ngebongkar titipan orang – sahutku

Sambil mengeluarkan macam2 kripik dari dalam kardus2 besar yang baru datang.

– kubantuin makan, maksudku – sambung Hanny cekikikan.

Sambil tersenyum aku mengeluarkan juga pakaian yang terlipat rapi dari kardus2 itu juga. Hanny tidak bisa diam melihatku mengeluarkan isi paket dari kerdus. Kubiarkan sesaat Hanny ikut mengatur memisahkan makanan kering, keripik, pakaian dan buku2. Aku teringat sesuatu, tapi terlambat…

– Eih ?!? – Hanny memperhatikan 3 dvd di tangannya.

Movie porno koleksiku ketahuan!!

Hanny berdiri menghindar saat kucoba merebut dari tangannya. Hanny malah naik ke tempat tidurku, bersandar dan membolak balik gambar di covernya. Biarlah, kupikir Hanny juga sudah dewasa. Baru 2 semester berjalan sekolah menengahnya, Hanny sudah termasuk dewasa menurutku. Jika ternyata belum melihat hal2 seperti itu .. ya berarti masih lugu dan poloslah dia.

– mbak Santi punya film begini ? pinjem ya mbak – katanya bangkit dari tempat tidurku langsung berjalan cepat ke pintu.

– hati2 menyimpannya. – seruku sambil melanjutkan unpacking isi kardusku.

Lama juga memilah isi kardus dan menatanya ke lemari, meja dan kulkas kecilku. Setelah semuanya rapi, kuambil kaos longgar dan celana pendek, handuk serta perlengkapan mandiku.

Setelah mandi aku keluar kamar mandi, berjalan terus keluar kamarku sambil mengeringkan rambutku dengan handuk. Beberapa langkah setelah di depan kamar Hanny, kuketuk pintunya.

Dengan lilitan handuk membungkus pinggang hingga pahanya, Hanny membukakan pintu dan langsung menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya. Dikuncinya pintu dan kembali memegang tanganku, menarikku ke depan tvnya. Seperti perkiraanku, Hanny masih melihat dvdku tadi.

Masih tertayang seorang pria kulit gelap telanjang dan dua gadis asia setengah telanjang sedang beraksi di ruang kantor. Pria itu berlutut di depan gadis si rambut panjang yang duduk di kursi dengan paha terbuka lebar, kaki yang satu di atas meja.

Dengan cepat pria itu menggoyang pantatnya maju mundur sementara si rambut panjang mencengkeram tangannya ke atas, memegang sandaran kursi di belakang kepalanya sambil berteriak seperti kesakitan. Branya telah terbuka menggantung di tangan kirinya. Buah di dadanya bergoyang seirama dengan kayuhan pantat si pria.

Yang rambut pendek berusia belasan tahun terbaring di meja, dengan rok seragam sekolahnya telah tersingkap ke atas. Pahanya terbuka lebar, kakinya diatas meja, sementara kepala pria itu mencium dan menjilat pangkal paha gadis itu. Tangannya pun ikut bermain di sana.

Hanny diam saja saat ku berjalan ke kulkasnya, membuka dan mengambil setangkai anggur. Kututup kulkas dan memutar tubuhku menghadap tempat tidur, memperhatikan Hanny. Ia tak berkedip melihat tv, duduk di tepi tempat tidur, kaki kirinya di atas kaki kanannya, terlihat sedikit bergoyang. Terlihat pantatnya juga sedikit bergoyang memutar.

Hanny hanyut dengan tontonannya. Sambil tersenyum aku duduk di sebelahnya sekarang. Kuperhatikan dadanya naik turun agak cepat. Kubiarkan Hanny menonton movie itu sampai si pria berdiri dan menghadap meja, ke arah gadis sekolah rambut pendek itu. Pria itu mulai menggoyang pantatnya lagi maju mundur di tengah pangkal paha yang terbuka lebar di atas meja.

Sekarang kuganti cemilanku dengan minuman ringan dari kulkasnya. Belum habis minumanku, pria itu telah berteriak, memegang batang kemaluannya yang mengeluarkan cairan putih memenuhi wajah gadis itu.

Kuperhatikan Hanny, duduk tegak, tangannya menopang tubuhnya di tempat tidur. Kakinya sedikit terbuka pahanya.

Sekarang!! Dengan cepat kuraih handuk yang melilit bawah tubuhnya, kutarik lepas menyingkap bawah tubuhnya yang sekarang terlihat jelas. Hanny tidak mengenakan apa2. Ia terkejut.

– Eih!! mbak Santi!!

Tangannya bergerak menutup pangkal pahanya. Saat akan berdiri, kutahan tangannya, sambil terseyum aku berkata

– jangan ributlah, toh punya kita sama. – suaraku menenangkannya.

Hanny mulai tersenym dan kembali duduk tenang.

– tapi punyaku bulunya jarang mbak, masih halus. – tangannya membelah menyisir rambut bawahnya perlahan.
– kalau punyaku sudah banyak keluar, tapi sering kucukur. enak kalau mulai tumbuh lagi, geli2 gimana gitu.

Aku berdiri sekarang menghadap Hanny. Dengan santai kuturunkan sedikit calana pendekku, terlihat jelas Hanny memperhatikan milikku. Lalu ia membandingkannya sebentar dengan miliknya.

– ah mbak Santi sudah dewasa, dada mbak sudah bagus bentuknya.
– kalau dadaku cuma segini – Hanny kemudian mengangkat baju atasnya, terlihat bra cup nya yang agak kedodoran.

Kutarik ke atas kaosku, kulepaskan sekarang lewat kepala. Setelah meletakkan kaosku di atas tempat tidur, kupegang bagian bawah kedua buah dadaku, sedikit kuremas dan sedikit kuangkat ke atas, sedang kucoba kutontonkan pada Hanny.

– punya mbak Santi bagus. mungkin paling bagus diantara anak2 kost sini. – katanya pelan.

– besar, maksudmu ? – jawabku tertawa geli

lalu kuputar bagian belakangku menghadap cermin, menurunkan lebih ke bawah celana pendekku.

– semoga pantatku juga indah ya – komentarku

– padat mbak, apa yang itu disebut bahenol ? – tanya Hanny

– hihihi – tak tahan ku tertawa geli dengan komntarnya. senang juga mendengarnya.

Aku menungging sekarang, memperlihatkan dengan jelas kedua lubangnya di cermin.

Hanny duduk bergeser, ikut memperhatikan apa yang tampak di cermin.

Kutarik celanaku ke atas sekarang, lalu kududuk lagi disebelahnya.

– punyamu sudah basah ? – tanyaku

– apanya mbak ?

– ya yang di bawah pusarmu, terasa basah gak ?

– enggak tau – jawab Hanny.

Ia kini bergerak mundur sedikit di tempat tidur. Lututnya diangkat ke atas, kedua kakinya di atas dipan sekarang, pahanya dibuka lebar-lebar, mempertontonkan pangkal pahanya. Kedua tangannya membantu membukanya hingga kini terkuak. Kulit dalamnya yang merah muda sekarang terlihat jelas, agak berlendir.

– sudah pingin pipis ? – tanyaku lagi.

– tadi pingin sih, tapi bukan pingin pipis rasanya. enggak tau gimana gitu – jelas Hanny.

– tapi sudah basah kan ?

Kuambil handuk dan mengusap pangkal pahanya. Hanny diam saja. Kupijit perlahan sekarang.

– sudah mencoba memasukan ke lubangnya ? – tanyaku lagi perlahan

– apaan ? apa maksud mbak Santi ?- tanyanya

– mungkin jarimu kau masukan ?

– tadi memang pingin memegangnya, terasa enak terus keterusan memegangnya. – jelasnya
– makanya kulepaskan celanaku biar enak mengusapnya – jelasnya lagi.

Terlihat pantat Hanny mulai sedikit bergoyang goyang. Aku tidak menghentikan usapan dan pijitanku.

– enak diusap ? – tanyaku lagi.

– tadinya sih – jelas Hanny .

– kalau sekarang ?

Hanny diam, mencoba menikmati usapanku di bawah perutnya.
Kugeser dudukku sekarang, mendekat. kubelai rambutnya, kusisir perlahan. sesekali kuusap juga telinganya. Hanny diam, menatapku.

Sekarang tanganku tanpa handuk membelai pangkal paha Hanny, bagian sensitif wanitanya, perlahan naik turun, sesekali membuka lipatannya menyentuh tonjolan kecil di dalamnya.

Hanny memjamkan mata. nafasnya mulai terdengar jelas berirama agak cepat.
Kakinya kubuka lebar2, dengan tangan kiriku kupercepat usapan di pangkal paha Hanny.

– hsss … mbaaak – Hanny mendesis, merebahkan tubuhnya di tempat tidur sekarang.

Kugerakkan tangan kananku ke arah dadanya sekarang. Perlahan kuangkat cup penutup buah di dadanya. kuusap-usap ujung kecil di buah dadanya.

– hmmm … hssss – Hanny bersuara tak jelas

Tangannya memegang tanganku yang di dadanya. Hanya memegang. Aku sekarang meremas buah di dada Hanny yang masih ranum itu. Tangan kiriku kupercepat mengusap pangkal pahanya.
Hanny mulai melepaskan nafasnya pendek berirama cepat sambil bersuara

– haah!! haah!! haah!!

Kupercepat tangan kiriku mengusap daging kecil di celah2 pengkal paha Hanny.
Perlahan jari tengahku mengusap sekeliling lubang kecil di bawahnya. Sesekali mencoba masuk

– mbaak!! Haah!! Haah!! mbak Santi!! haah!!

Dengan ibu jari tangan kiriku aku kini mengusap daging kecilnya, sementara jari tengahku mencoba masuk ke lubang bawahnya. semakin cepat gerakanku, Hanny kini bergoyang pantatnya. Terus bergoyang mengikuti iramaku.

Telah masuk setengah jari tengahku di dalam pangkal paha Hanny. Mulai basah jariku itu, tapi tetap tertahan tak bisa masuk lebih jauh.

Dengan jangkauan sedikit masuk ke dalam itulah aku menggerakkannya keluar masuk
Semakin cepat, cepat, lebih cepat, kutambah kecepatannya …

– mbaaaak Santiiiii !! – Hanny menyebut namaku dengan menjerit kecil

Tubuhnya bergetar. Bukan bergoyang seperti tadi, tapi bergetar, mengejang, otot pangkal pahanya menegang, tangan keduanya menangkap tanganku yang bergerak cepat di bagian bawah tubuhnya.

Kemudian diam tak bergerak, kecuali nafasnya naik turun seperti berlari kecil.
Tanganku sudah diam sekarang.

– basah ya ? aku ngompol ya ? tadi seperti pipis rasanya …

Kuambil handukku tadi, kuusap lagi ke bagian penting Hanny itu.

– enak Hanny?!?

– hmmm … gimana ya rasanya … – jawabnya masih telentang.

– punyaku juga sedikit basah lho

Hanny bangkit, duduk sekarang. menatapku lalu memperhatikan bawah pusarku.

– terus aku musti gimana ? – tanyanya

– coba kau ganti dan putar film dvdku. yang India ya ?

Aku beranjak dari tempat tidur ke meja rias Hanny. Hanny dengan cepat mengganti dvd dengan film yang kumaksud. Kuraih sisir sikat Hanny yang dari karet lunak, kududuk lagi di dipan.

kuraih remote dvd, dan kupilih scene yang paling tengah.

Langsung tampil seorang pemuda keturunan India yang telah telanjang bulat, mengikat wanita berdarah India juga yang kini telanjang bagian bawah tubuhnya. Wanita berambut pendek seperti lelaki itu menangis di tepi tempat tidur, kedua tangannya terikat di satu sudut atas tempat tidur.

Kugesekkan pangkal sisir sikat Hanny pada pangkal pahaku berulang ulang.

Hanny yang memperhatikan kegiatanku juga mulai duduk sambil sesekali melihat film itu.

Aku ikut merasakan nikmatku saat pemuda itu memasukan tongkat kehidupan di bawah pusarnya dengan paksa ke gadis yang terikat itu. Bersamaan itu juga masuklah pangkal pegangan sisir sikat Hanny ke dalam lubang bawahku. Terasa sesak lubangku dipenuhi pangkal sisir itu yang semakin masuk, semakin lebar pangkal sisir itu.

– AArhhhhh!! – aku merasakan nikmat saat kutarik dan kumasukan lagi berulang-ulang

Hanny di sebelahku mulai mengusap bawah perutnya juga, mengikuti iramaku. Hanny duduk terbuka lebar lagi sambil memperhatikanku dan tv bergantian.

Nikmat yang kurasakan menambah sensasi kami berdua saat wanita di tv mulai berteriak2 menangis menjerit-jerit. Sisir itu telah cepat keluar masuk membantuku mencapai nikmat yang kucari.
Hanny mulai mengerakkan jemarinya ikut2 memasuki lubangnya sendiri.

Tambah cepat nafasku saat melihat Hanny mulai bergoyang menikmati usahanya.

Wanita di tv terlihat megejang, sementara pemuda itu menghentikan kegiatannya tuk berganti posisi, menduduki paha wanita itu dan mencoba memasuki lubangnya dengan pusaka miliknya.

– haaah!! mbaaak!! – Hanny merintih, saat tanganku ikut meremas dadanya.

Aku bergerak cepat, menggeser dudukku mendekati Hanny.

– haah!! bantuin Hanny!! haah – seruku

Kudekati tangan Hanny yang menyangga tubuhnya, kuraih dan kuarahkan ke sisirnya sendiri yang keluar masuk di lubang kenikmatanku.
Hanny yang sekarang ikut memegang sisir itu, melai mengikuti irama tanganku.

– haah!! haah!! yang cepat!!

Sekarang kubiarkan Hanny sendiri yang melakukannya. Kubuka pangkal pahaku lebar2 menghadapnya, kuangkat sedikit lubangku, kini Hanny mulai mempercepat tusukannya.

– HAAAAHHH!! – suaraku keluar saat tanganku bergerak,

mengusap dan menekan daging kecil di dalam lipatan bawah tubuhku. Hanny tetap menusukku dengan irama yang kurasa bertambah lama bertambah cepat. Nikmat dan sensasi yang luar biasa, terbawa suara di tv yang nyaring. Benar2 terasa penuh lubangku saat Hanny membenamkannya, dan terasa nikmat sensasinya saat Hanny menarik dan membenamkannya lagi dengan cepat.

Tak kuasa aku menahan getaran dan kejangnya otot di seluruh tubuhku saat puncak nikmat yang kucoba raih itu datang …

– AAAAAAAAAAAARRRRGGGHHHH !!!!

Betul2 serasa mengeluarkan kepuasan yang tiada tara melalui bawah tubuhku …
Kubiarkan Hanny menusuk lubangku beberapa kali, lalu kutahan dengan kedua tangannku mencoba menghentikannya.

Tangan Hanny yang satu masih menusukkan jemarinya ke lubang miliknya dengan cepat sekali. Ia terlihat ingin juga menikmati puncak permainannya. Tak beberapa lama sebelum sempat kubantu …

– hah!! hah!! HAHH!! HHAAAA!! HAAARRGHHH!!! MBAAAAAAAAKKKK!!!

tubuhnya menegang, bergetar sesaat, perutnya naik turun cepat, kemudian merangkulku. Kami berbaring sekaarang, aku tertindih tubuhnya yang penuh keringat. Masih merangkulku dan menyandarkan kepalanya, terdiam tak bergerak.

Beberapa saat kemudian Hanny sesenggukan menangis …

– huhuuu – berbisik ia dalam tangisnya

– aku sudah tidak perawan lagi ya? Huuu huuu … –

Kuangkat tangannya yang dipakainya sendiri, kuperhatikan ada lendir membasahinya dan sedikit merah …

– entahlah Halwa, aku tidak yakin itu darahmu, tetapi tenang sajalah, kau sudah mendapat apa yang kau cari tadi – bisikku perlahan …

Setelah beberapa lama kami berpelukan, aku mulai meninggalkannya di tempat tidur, merapikan celanaku dan mengenakan kaosku. Kuambil handukku, dan bergerak keluar kamarnya, masuk lagi ke kamarku tuk mandi lagi.

– Begitu deh mas ceritanya – berbisik Santi perlahan

– Lu gila ya Santi, cerita detail begitu ke gue ? – tanyaku perlahan sambil tersenyum.

– Lah, kan mas sendiri yang ingin dengar ceritanya.

– Iya, tapi aku sekarang kan bingung mau ke mana. Pelabuhanku sekarang sedang ke Manado, yang lain di Singapore dengan bossnya. Yang lain sedang terbang dengan flight maskapainya. Kemana kapal selamku musti berlabuh? Ah dasar kau sukanya bikin pusing – kutatap matanya.

Kusandarkan badanku ke kursi, kutarik kedua tanganku menopang kepalaku.

Santi menggeser kursinya, dari hadapanku tadi, sekarang kursi yang beroda itu telah berada di sebelahku. Sambil mendekatkan wajahnya ia tersenyum sambil berbicara perlahan :

– asyik kan ceritanya ?

– Untung gak ada yang dengar ceritamu tadi. – kataku sambil memperhatikan kiri kanan.

– Hari Sabtu begini, kantor ini biasanya sepi mas. Jarang ada yang lembur sampai sore begini.

– Kalau bukan karena menemani mas membackup data akuntasi perusahaan ini tiap hari Sabtu, aku juga gak bakal ke sini mas.

– Lah, bukannya tiap minggu kamu ke sini ngeberesin pembukuan ?

– hiyo hiyo. terserah deh mas. tapi sekarang pokoknya sepi. tenang aja. office boy kan sekarang doyan maen facebook mas.

– mas aja yang freelance di sini tidak memperhatikan. mas cuma hari2 tertentu sih datang ke kantor kami.

Kulirik Santi sekarang. Ia masih memajukan tubuhnya ke arahku. Terlihat bibir merah mudanya yang basah, kemeja atasnya yang ketat sekarang memperlihatkan belahan dadanya yang indah.

Matanya menatapku tak berkedip. Santi memperhatikan mataku melirik dadanya, turun ke paha seakan menelanjangi tubuhnya.

Kuturunkan tanganku sekarang, dengan jarak dekat begini kuraih rambut di atas telinganya.
Kusisir pelahan kebelakng. Santi bergerak mendekat, meletakkan tangannya dipahaku.

Segera kutarik kepala Santi, kucium bibirnya, kuhisap dalam2, lidahku juga mencoba melumat rongga mulutnya.

Kuhentikan ciumanku, terlihat mata Santi terpejam dan sedikit terbuka mulutnya.

– Di mana ruang meetingmu ? – kubertanya sambil mengajak Santi berdiri, menarik tangannya.

Santi berjalan cepat ke arah ujung ruangan yang luas ini. Kulewati lorong kerja disekitar meja kerja karyawan kantor ini. Di salah satu meja yang komputernya menyala terlihat pemuda yang sedang mengetik di keyboard, berinteraksi dengan monitornya yang menampilkan facebook. Office boy sedang sibuk sendirian sekarang.

Pintu paling ujung telah terbuka, dan Santi menahannya menungguku masuk.

Setelah melewatinya, terdengar pintu tertutup perlahan dan kudengar suara kunci diputar.

Sekarang ku berdiri menghadap meja besar di ruangan kecil ini. Terlihat Santi bergerak cepat menutup gorden jendela di dua sisi ruangan ini. Meskipun siang, terasa remang cahaya yang masuk sekarang.

Santi berjalan ke arahku, memutari meja sekarang. Tangannya bergerak melepaskan kancing baju atasnya. Sesampai di depanku Santi hanya mengenakan bra, memperlihatkan buah di dadanya yang besar dan indah tertopang bra gelapnya. Ia kini duduk di atas meja menghadapku.

tangannya kebelakang sesaat, kemudian terlihat rok bawahnya mulai longgar pinggangnya.
Sambil mendekat, kubuka resleting celanaku jeansku.

Kuraih kedua tangannya dan kutarik menyuruhnya turun meja. Rok bawahnya sekarang terlepas saat Siska berdiri menghadapku.

Kuraih kursi dan kuajak dia berlutu sementara aku duduk di kursi itu. Kuhadapkan kursi ke arahnya, kuperlebar ruang resletingku dengan menarik sampai ujung bawah, lalu kuturunkan celana dalamku. Kuraih pusakaku yang setengah berdenyut itu. Batang pusakaku kini telah menjulang keluar diantara delah resleting.

– hmmm – Suara Santi terdengar, saat meraihnya.

Geli dan nikmat langsung mengalir dalam aliran darahku saat Santi mulai memasukan dalam mulutnya. Kepalanya mulai maju mundur, dan tangannya mulai melepaskan kaitan ikat pinggangku. Dibukanya kancing atasnya dan kini dengan sedikit membungkuk Siska sekarang telah menaik turunkan kepalanya, menelan ujung pusakaku sampai terasa sangat geli sekarang.

Kusandarkan tubuhku, dan kuraih kepala Santi.

– oowwhh – tambah geli aku sekarang, saat mulutnya menjepit pusakaku sambil naik turun.

Kubiarkan ia memijit pangkalnya sekarang. Perlahan ia mulai mengurutnya ke atas dan menekannya ke bawah. Lalu bertambah cepat. Dan sekarang lebih cepat lagi.
Sungguh nikmat yang terkira di gedung ini kurasakan.

– iihh – aku terkejut

Rasa sensasi nikmatku bertambah saat Santi menhisapnya.
Terasa beberapa detik cepat berlalu, berlomba dengan gerakan Santi. Segera kulepas kekangan yang kutahan semenjak mendengar cerita Santi dari tadi.

Ujung nikmatku telah sampai. Kubenamkan kepala Santi ke pangkuanku, tak kulepas saat kusemburkan energi di bawah pusarku. Santi memejamkan mata saat menghisap semua energiku, menelannya dan menyapu sisanya dengan lidahnya.

Bukan main … ada kenangan baru aku di hari Sabtu ini.

– enak mas ? – Tanya Santi sambil mengusap mulutnya

– sebentar ya. – Santi berdiri, ke arah lemari kecil.

Dituangnya air di gelas dan meminumnya satu dua teguk. Kemudian disodorkan ke arahku.
Kusambut. Kuraih pergelangan tangannya yang memegang gelas. Aku berdiri dan memutar tubuhku sambil menarik Santi untuk duduk di kursiku tadi.

Santi meletakkan gelasnya di meja, dan langsung memegang kepalaku yang sudah menyeruduk masuk ke pangkal pahanya. Celana dalam hitamnya telah kutekan dengan wajahku menusukan hidungku ketengah tengahnya. Tercium wangi kainnya. Kugosok gosokkan mukaku ke situ. Berputar putar, naik turun, kiri kanan.

– huaaahh … massss

Perlahan tanganku ke pinggulnya, menarik ke bawah kain celaan dalamnya. kuturnkan sampai matakaki. Santi menggerakan sendiri kakinya hingga terlepas kain itu.

Saat kuangkat kepalaku menatapnya, terlihat buah di dada Santi mulai menarik keinginanku meremasnya. Kubuka bra hitamnya. Kuremas2 keduanya. Santi mendesah.

Kuputar kursinya, Santi sekarang kurangkul dari belakang di tempat duduknya. Kuremas sekali lagi dadanya. Kupijat dan kuremas hingga keujungnya. Santi mengangkat kepalanya ke atas.

– haaahhhhsssss maassss

Kutarik kuajak berdiri dia sekarang. Kuangkat satu kakinya dan kunaikkan ke kursi. Kuremas pahanya. Kuremas atasnya sedikit. Perlahan remasanku naik, hingga ke paha bagian dalam di pangkalnya. Santi menggigil

Perlahan remasan dan pijitanku sudah sampai ke pangkal pahanya. sudah sampai ke belahan bawah pusarnya. Kupermainkan daging kecil itu. Ia melenguh mengeluarkan udara lewat mulutnya.

Santi menarik tanganku. Ia beringsut sedikit ke meja, lalu duduk di meja menghadapku. Agak bergeser sedikit, ia sekarang mengangkat kedua kakinya di meja lebar itu. Santi melebarkan pahanya ke arahku. Terlihat rapi sisiran bulu bawahnya menutupi lipatan bagian vitalnya.

Santi merebahkan dirinya ke meja sambil bergerak menanti gerakanku selanjutnya.
Segera saja kutarik kursi duduk, menghadap meja, memeluk kedua pahanya dan membenamkan mukaku kebelahan tengah tubuh bawah Santi …

– shayyhhaaanggg !!! hooooohhhhh!!! – serunya berulang ulang beberpa lama

Santi bergetar, saat kumulai menjiat bagian2 penting di area lubang itu.

– huuooh!! hah!! ssshhhh hhaah !!!

Santi terus mengeluarkan suara saat kujilat dengan lidahku yang bergerak cepat di situ.
Kuturunkan tanganku dan mulai mengurut pusakaku yang mulai setengah tegang lagi itu.

– haah!! mass!! saa … yaaang!!

Santi berceloteh tak jelas …
Lidahku lebih cepat bergerak sekarang.

– yes mas !! huuuuh !!!

Kuhentikan jilatanku, aku berdiri sekarang.

– hhmmmm … mmmm … – Santi mengerang,

badannya bergoyang, menyodorkan lubang miliknya ke arahku. matanya terpejam, kedua tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya.
Kutempelkan ujung pusakaku langsung di pintu masuk lubang Santi.

– hooh yes mas … sekarang sayang …

Kumasukkan kepala pusakaku ke lubang berlendir itu. kutarik lepas dan segera kumasukkan lagi kepalanya. berulang ulang dengan irama yang semakin cepat.

– hah!! hah!! haahhh!! – nafas Santi memburu gerakanku

beberapa saat kemudian, kumasukkan semua pusakaku, kubenamkan semua ke dalam lubang Santi.

– aaauuwwooooooooohh – mulut Santi makin bersuara memikat

Akhirnya kusaat kubenamkan dalam2 itulah aku segera melakukan getaran sedikit menarik dan dengan penuh memasukkannya. Kulakukan sangat cepat iramanya, secepat gerakan drill bor yang sangat cepat itu.

– HAUW HAUW HAUW HAUW …. – suara Santi terdengar ikut bergetar cepar

Kutambah getaranku dan kupercepat
Segera saja Santi bergetar, menggelijang, menegang otot perut dan pahanya, mulutnya terbuka tak bersuara … kemudian tangannya mengangkat pahanya, ikut2 bergetar sesaat lagi …

Kuhentikan kegiatanku, kubiarkan Santi meresapi nikmatnya di atas meja meetingnya. Kulepaskan pusakaku, dan kuremas2 tuk menjaga tetap tegang.

Kemudian kutarik kakinya turun meja, kuraih tangannya mengajak berdiri. kuputar badannya dan kuarahkan menungging, tangannya memegang pinggir meja. Kuarahkan pusakaku dan mulai kudororong memasuki lubang Santi sekali lagi. Santi mendesah sekali lagi. sampai ia berjinjit berdirinya, menopang tubuhnya dengan jari kakinya.

Kuteruskan kegiatanku menghujam lubang milik Santi dengan pusakaku, dengan sebentar sebentar berganti posisi. Dari menungging di pinggir meja, berpindah ke kursi, kemudian menungging di karpet. Hingga akhirnya Santi teelentang di karpet dengan kaki berlipat di atas tubuhnya, menahan tubuhku di atasnya yang naik turun secara cepat menindih Santi. Di posisi demikian aku merasakan kenikmatan memenuhi lubang Santi dengan pusakaku, mengoyaknya, memutar dan bergetar cepat menekan pangkal pahanya.

Hingga akhirnya kucapai lagi ujung kenikmatan yang memuaskanku sekali lagi.

Lelah aku telentang di karpet ruang meeting itu tuk beberapa saat. Sampai kuingatkan Santi tuk memperhatikan cahaya luar gedung yang telah mulai gelap, senja mulai tiba. Waktunya tuk meninggalkan gedung ini.

– makan malam di kostku aja ya mas …. – tangannya masih memeluk erat salah satu tanganku.

– lah emang kau masak apa ? seharian kita di kantormu begini – candaku di dalam lift.

– kita di Tebet mampir ke McD lalu kita makan di kamarku.

– Ok, aku ke pos satpam dulu nitip motorku tuk parkir lama ya.

Sesampai di kamar Santi di kostnya, bukannya makan pesanan makanan yang kami bawa,
Santi sudah berinisiatif melucuti pakaianku, berusaha membangkitkan gairahku dan kita bergumul di ranjangnya. Setelah aku dan Santi terlentang menikmati puncak kepuasan yang tercapai, rasa lapar kami datang lagi. Sambil makan, Santi menawariku menginap.

– ini kunci cadangan kamarku. – Santi menyodorkan anak kunci.

– besok malam mas masuk sini aja duluan kalau aku belum nyampai.

Lah, ini pemaksaan secara halus, pikirku. Kuterima kuncinya, dan menyalakan tv menyaksikan film lepas yang tayang malem itu. Setelah film selesai, Santi menggantinya dengan salah satu dvd nya. Dari covernya aku sudah bisa menebak, film apa yang bakal kulihat sekarang.

Ditengah film panas Santi itu terlihat Santi melepaskan lagi dasternya kemudian menciumi perutku dan bawah pusarku. Melepaskan celanaku dan mengulum lagi pusakaku. Akhirnya dibantu film dan usaha Santi itulah aku bisa mulai menyambut ajakan Santi lagi.

Terasa Santi seperti ketagihan dengan apa yang diperolehnya malam Minggu ini. Ia selalu menginginkanku memuaskannya, meskipun aku kelelahan. Kubantu Santi mencapai ujung pencapaiannya hingga terasa sampai energiku habis kuekspose malam itu.

Ditengah lelapnya tidurku, jam alarm Santi membangunkan kami di siang hari, segera aku bergerak hendak mandi. Belum sampai aku berdiri dari tempat tidur, Santi sudah merangkulku dari belakang dan tangannya turun ke arah bawah pusarku.

Fenomena pagi kaum laki2 inilah yang ternyata di tunggu Santi. Pusakaku memang sedang tegang dan kencang sekali saat bangun pagi ini. Ini juga yang selanjutnya membuat Siska merintih dan mengerang dalam usahanya mencapai kepuasannya.

Santi duduk di bawah pusarku sambil menggesekan pangkal pahanya maju mundur, mememuhi lubangnya dengan pusakaku. Dan Santi berulang-ulang memulainya lagi meskipun ia telah mencapainya berulang ulang.

Di pagi ini juga aku bisa memberitahu Santi melalui kemampuanku, jika aku bisa membantunya mencapai kenikmatan dan puncaknya berkali-kali sebanyak yang dia mau. Aliran darahku sedang lancar, konsentrasiku masih segar, nafasku dapat kuatur menjaga jantungku memompa tekakan darahku menstabilkannya. Selalu kupercepat gerakanku tuk menggetarkan lubang di bawah tubuh Santi, yang membuatnya senang menggelinjang mencapai kenikmatannya.

Hingga akhirnya Santi menyudahi ketagihannya, mencapai klimaks terakhirnya saat di kamar mandi. Di depan tubuh Santi yang duduk di toilet itulah aku mengakhirinya. Kuhujamkan dengan cepat getaran pusakaku di pangkal pahanya yang terbuka lebar itu. Semprotan air hangat di shower yang kuarahkan ke bawah pusarnya membuatnya berteriak menggigil, bergoyang tubuhnya menggelepar, bergetar otot pahanya, tangannya dengan keras meremas pantatku. Kuakhiri juga nikmatku, mencapai kepuasanku dengan menyemburkan cairan energiku dalam lubang istimewa milik Santi yang terengah-engah.

Sudah berapa bulan aku melewatkan kesempatan seperti ini sejak betemu dan berkenalan dengannya? Kalau saja aku lebih sadar melihat peluang dan kesempatan.

Entahlah, tapi aku punya semangat hidup yang lebih tinggi lagi sekarang …

MANDIRIQQ

Newer Post Older Post Home

1 comments:

SELAMAT DATANG DI WWW.WSD88QQ.COM SITUS BANDARQ TERBAIK
MENYEDIKAN 7 PERMAINAN DALAM 1 AKUN / ID :
- SAKONG ( 3 RAJA ) NEW GAME
- POKER
- BANDARPOKER
- CAPSASUSUN
- ADUQ
- BANDARQ
- DOMINO99
* MINIMAL DEPO Rp. 20.000,-
* MINIMAL WITHDRAW Rp. 20.000,-
* BONUS REFFERAL 20%
* BONUS TURNOVER 0,5% 2 Kali Seminggu

Proses Deposit & Withdraw Cepat !!
Pelayanan 24 Jam,
Daftar - Depo - Main - dan Withdraw Jutaan Rupiah

Post a Comment