WWW.MANDIRIQQ.COM HADIR DENGAN 5 BANK, BCA, MANDIRI, BNI, BRI, DANAMON

Pages

Saturday, October 22, 2016

MANDIRIQQ - SEKS DIBAWAH PENGARUH PELET

SEKS DIBAWAH PENGARUH PELET

Miftah ditugaskan sebagai pimpinan unit sebuah bank BUMD di sebuah kabupaten. untuk itu maka ia harus berpisah dengan suaminya yang bekerja sebagai dosen dan pengusaha di kota. Miftah menyewa sebuah kamar paviliun yang dihuni oleh seorang perempuan tua yang anak-anaknya pada ke kota semua

SEKS DIBAWAH PENGARUH PELET


Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali kesan yang dapat di terimanya dari para bawahannya di kantor. Miftah pulang pergi ke kantor selalu menumpang dokar (delman) yang dimiliki oleh tetangganya yang bernama Budi, kebetulan Budi telah kenal baik dengan Mak Martinah pemilik rumah yang ditempati Miftah. Budi seorang duda yang berumur kurang lebih 45 tahun, cerai dan tidak memiliki anak.

Jarak rumah Budi dan Miftah memang jauh sebab di desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu sering mengantar jemput Miftah, maka secara lambat laun ada perasaan suka Budi terhadap Miftah namun segala keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Budi karena ia tahu Miftah telah mempunyai suami dan setiap minggu suami Miftah selalu datang, tingkah suami istri itu selalu membuat Budi tidak enak hati, namun ia harus pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah mereka berkumpul dan bermesraan untuk mengisi saat kebersamaan.

Budi setiap hari selalu melihat sosok keelokan tubuh Miftah tapi bagaimana caranya menaklukannya, sedang birahinya selalu minta dituntaskan saat bersama Miftah diatas dokarnya. Kemudian timbullah pikiran licik Budi dengan meminta pertolongan seorang dukun, ia berkeinginan agar Miftah mau dengannya. Atas bantuan dukun itu, Budi merasa puas dan mulailah ia mencoba pelet pemberian dukunnya.

Siang saat Miftah menumpang dokar, Budi melihat paha Miftah yang putih mulus itu, kejadian itu membuat birahi Budi naik dan kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yang longgar sehingga kejantanannya yang menonjol terlihat oleh Miftah, Budi malu dan berusaha membuang muka, sedang Miftah merasa tidak enak hati dan menutupkan pahanya, wajahnya bersemu merah ia merasakan bahwa batang kemaluan Budi itu memang besar dan panjang tidak seperti milik suaminya.

Ia tahu pasti kalau bercinta dengan Budi akan dapat memberikan anak baginya serta kepuasan yang jauh berbeda saat bercinta dengan suaminya, memang saat akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dengan suaminya agak berkurang dan suaminya cepat selesai, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-uringan dan kepuasan yang dia harapkan dari suaminya tidak dapat Miftah nikmati.

Sedang kalau ia melihat sosok Budi tidaklah sebanding dengannya karena status sosial dan intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yang tidak masuk katagorinya di tambah lagi kehidupan Budi yang bergelimang dengan kuda kadang membuatnya jijik, namun semua itu dibiarkannya karena Miftah butuh bantuan Budi mengantar jemput, ditambah Budi memang baik terhadapnya.

Kalau dilihat sosok Miftah, ia seorang perempuan karier berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu kurang lebih 4 tahun, ia menikah dengan Krisna, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan memiliki dada 34B sehingga membuat para lelaki ingin dekat dengannya dan menjamah buah dadanya yang montok dan seksi.

Dengan berbekal pelet yang diberikan gurunya, Budi mendatangi rumah Miftah. Malam itu gerimis dan Budi mengetuk pintu rumah Miftah. Kebetulan yang membukakan pintu adalah Miftah yang saat itu sedang membaca majalah.


“Eee.. Bang Budi tumben ada apa Bang?” tanya Miftah.
“Ooo.. saya ingin nonton acara bola sebab saya tidak punya televisi apa boleh Bu Miftah?” jawab Budi.
“Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke ruang tengah, televisi disitu..” Miftah menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar hujan mulai lebat.
“Sebentar ya Bang?” Miftah ke belakang, membuatkan minum untuk Budi. Budi duduk diruangan itu sambil melihat televisi.

Tidak berapa lama Miftah keluar membawa nampan berisi segelas air dan makanan kecil, sambil jongkok ia menyilakan Budi minum. Saat itu Budi sempat terlihat belahan dada Miftah yang mulus sehingga Budi berdesir dadanya karena kemulusan kulit dada Miftah. Sambil minum Budi menanyakan,

“Mak Martinah mana Bu, kok sepi aja?”
“Ooo Mak Martinah sudah tidur,” jawab Miftah.
“Bagaimana kabarnya Bang?” Miftah membuka pembicaraan.

“Baik-baik saja,” jawab Budi sambil melafalkan mantera peletnya. Sambil menonton Budi berulang-ulang mencoba manteranya, saat itu Miftah sedang asyik membaca majalah. Merasa manteranya telah mengenai sasaran, Budi berusaha mengajak Miftah bicara tentang rumah tangga Miftah dan suaminya, diselingi ngomong jorok untuk membuat Miftah terangsang.

“Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa belum hamil?” tanya Budi.
“Lho malu saya Bang, soalnya suami saya sibuk dan saya juga sibuk bekerja bagaimana kami mau berhubungan dan suami saya selalu egois dalam bercinta.” jawab Miftah menjelaskan.

“Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang datang dan ibu butuh keintiman?” tanya Budi.
“Jangan ngomong itu dong Bang, saya malu masa rahasia kamar mau saya omongin ama Abang?” jawab Miftah.
“Bu Miftah, saya tau Ibu pasti kesepian dan butuh kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?” Budi berkata dengan nada terangsang.
“Haa.. dengan siapa?” jawab Miftah,
“Sedang Krisna suamiku di kota,” timpalnya.
“Dengan saya..” jawab Budi.
“Haa gila! masa saya selingkuh?” Miftah menerangkan sambil mengeser duduknya. Budi merasa yakin Miftah tidak menolak jika ia memegang tangannya.
“Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Martinah.” Miftah mengeser duduknya.

“Oooh.. Mak Martinah udah tidur tapi..?” jawab Budi memegang tangan Miftah dan mencoba memeluk tubuh mulus itu. Sambil mencoba melepaskan diri dari Budi Miftah beranjak ke kamar, ia memang berusaha menolak namun pengaruh dari pelet Budi tadi telah mengundang birahinya. Ia biarkan Budi ikut ke kamarnya. Saat berada di kamar, Miftah hanya duduk di pingir ranjangnya dan Budi berusaha membangkitkan birahi Miftah dengan meraba dada dan menciumi bibir Miftah dengan rakus sebagaimana ia telah lama tidak merasakan kehangatan tubuh perempuan.

Budi berusaha meremas dada Miftah dan membuka blous tidur itu dengan tergesa-gesa, ia tidak sabar ingin menuntaskan birahinya selama ini. Sementara mulutnya tidak puas-puasnya terus menjelajahi leher jenjang Miftah turun ke dada yang masih ditutupi BH pink itu. Sementara Miftah hanya pasrah terhadap perbuatan Budi, ia hanya menikmati saat birahinya ingin dituntaskan.




Kemudian tangan Budi membuka tali pengikat BH itu dari belakang dan terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yang putingnya telah memerah karena remasan tangan Budi. Dengan mulutnya, Budi menjilat dan mengigit puting susu itu sementara tangan Budi berusaha membuka CD Miftah dan mengorek isi goa terlarang itu. Budi pun telah telanjang bulat lalu ia meminta Miftah untuk mengulum batang kemaluannya, Miftah menolak karena batang kejantanan Budi panjang, besar dan baunya membuat Miftah jijik.

Dengan paksa Budi memasukan batang kejantanannya ke mulut Miftah dengan terpaksa batang kejantanan itu masuk dan Miftah menjilatnya sambil memainkan lidah di ujung meriam Budi. Budi pun tidak ketinggalan dengan caranya ia memainkan lidahnya di liang keperempuanan Miftah, lebih-lebih saat ia menemukan daging kecil di belahan liang keperempuanan itu dan dijilatinya dengan telaten sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Miftah klimaks dan menyemburkan air maninya ke mulut Budi. Saat lebih kurang 20 menit Budipun memuncratkan maninya ke mulut Miftah dan sempat tertelan oleh Miftah.

Kemudian Budi mengganti posisi berhadap-hadapan, Miftah ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha Miftah dengan menekuk tungkai Miftah ke bahunya. Sambil tangannya merangsang Miftah kedua kalinya Budipun meremas buah dada Miftah dan mengorek isi liang keperempuanan Miftah yang telah memerah itu, lalu Miftah kembali dapat dinaikkan birahinya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi.

Bagi Budi inilah saat-saat yang di tunggu-tunggunya, paha yang telah terbuka itu ia masukkan batang kejantanannya dengan hati-hati takut akan menyakiti liang keperempuanan Miftah yang kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya batang kejantanannya dapat masuk dengan pelan dan ini sempat membuat Miftah kesakitan.

“Ouu.. jangan keras-keras Bang, ntar berdarah,” kata Miftah.
“Sebentar ya.. Mif sedikit lagi,” kata Budi sambil mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam liang keperempuanan sempit itu. Dengan kesakitan Miftah hanya membiarkan aksi Budi itu dan mulutnya telah disumbat oleh bibir Budi supaya Miftah tidak kesakitan.
“Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Miftah dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Budi menyemburkan air kenikmatannya dalam liang keperempuanan Miftah sebanyak-banyaknya dan ia lalu rebah di samping Miftah hingga pagi.

Permainan mesum itu berlangsung tiga kali dan membuat Miftah serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia tidak kuat dan energinya terkuras oleh Budi malam itu.

Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu melakukan hubungan gelap itu, karena Miftah telah berada dibawah pengaruh pelet Budi dan saat suaminya datang Miftah pandai mengatur jadwal kencannya sehingga tidak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Budi yang memang agak jauh dari rumah penduduk lainnya.

Miftahpun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan karena pintarnya Miftah memasang jadwal dengan suaminya maka suaminya amat suka cita dan padahal Budi tahu Benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dengan Miftah sedang dengan suaminya Miftah hanya sekali 20 hari dan tidak rutin.

Akhirnya anak Miftah lahir di kota karena saat akhir kehamilannya, Miftah pindah ke kota sesuai permintaan suaminya, tidak ada kemiripan anaknya denagn Krisna yang ada hanya mirip Budi. Sejak Miftah berada di kota, secara sembunyi-sembunyi Budi menyempatkan diri untuk berkencan dengan Miftah karena Miftah sudah tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Budi.

Newer Post Older Post Home

2 comments:

Kami dari WWW.WSD4D.COM , menyediakan beragam bettingan online seperti :
- Sportbook
- Togel
- 6 game poker
- Casino
- Sabung ayam
- Tangkas
- Slotgame
- Habanero
- Tembak ikan
- Batu goncang
- dan game lainnya

Dengan beragam bonus menarik:
- Promo bonus sd 100% untuk sportbook
- Bonus deposit 5.000 sd 20.000 untuk semua game
- Cashback sd 20% untuk sportbook , Sabung ayam dan Egames
- Diskon Togel sd 65%
- Bonus referal 1%

Info lebih lanjut hubungi
WWW.WSD4D.COM
BBM = D887ECDB
LINE dan WECHAT = wsd_4d
WA +855964903955
atau bisa ke LIVECHAT kami yang online 24jam

Selamat Datang di INDOBET118 Agen Betting Terpercaya

* Minimal deposit 25.000
* Minimal Withdraw 50.000
* Proses Cepat

Agen JUDI ONLINE TERBESAR DAN TERPERCAYA
Menyediakan Permainan :
*SPORTBOOK
*LIVE CASINO
*IDN POKER
*IDN LIVE

Bonus 100 % SPORTBOOK
Bonus 100 % MIX PARLAY
Bonus ROLLINGAN CASINO 0,8 %
Bonus TURNOVER POKER 0,3 %

*BBM : DC9F7968
*LINE : INDOBET118
*WECHAT: INDOBET118
*WHATAPPS : +85581435074

Post a Comment